Hadis Thayr Imam Ali Hamba Yang Paling Dicintai Allah SWT

Hadis Thayr Imam Ali Hamba Yang Paling Dicintai Allah SWT

Hadis Thayr termasuk salah satu keutamaan Imam Ali yang besar. Keutamaan yang menunjukkan bahwa Kedudukannya melebihi semua sahabat yang lain termasuk Abu Bakar, Umar dan Utsman. Telah diriwayatkan dengan berbagai jalan dari para sahabat bahwa Allah SWT menetapkan bahwa Imam Ali adalah Hamba yang paling dicintai Allah SWT. Tulisan kali ini akan membawakan salah satu hadis Thayr yang diriwayatkan oleh Safinah mawla Rasulullah SAW.

Hadis tersebut diriwayatkan oleh Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir 7/82 no 6437

حدثنا عبيد العجلي حدثنا إبراهيم بن سعيد الجوهري حدثنا حسين بن محمد حدثنا سليمان بن قرم عن فطر بن خليفة عن عبد الرحمن بن أبي نعم عن سفينة مولى النبي صلى الله عليه وسلم أن النبي صلى الله عليه وسلم أتى بطير فقال اللهم ائتني بأحب خلقك إليك يأكل معي من هذا الطير، فجاء علي رضي الله عنه فقال النبي صلى الله عليه وسلم اللهم واليّ

Telah menceritakan kepada kami Ubaid Al Ajli yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa’id Al Jauhari yang berkata telah menceritakan kepada kami Husain bin Muhammad yang berkata telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Qarm dari Fithr bin Khalifah dari Abdurrahman bin Abi Na’m dari Safinah mawla Nabi SAW yang berkata Bahwa Nabi SAW datang dengan membawa daging burung panggang, kemudian Beliau SAW berdoa “Ya Allah datangkanlah hambaMu yang paling Engkau cintai agar dapat memakan daging burung ini bersamaku”. Kemudian Ali RA datang dan berkata Nabi SAW “Ya Allah dan untukKu juga”.
.

.
Kedudukan Hadis

Hadis Hasan Shahih. Hadis ini sanadnya Hasan dan menjadi shahih dengan banyaknya penguat. Hadis Thayr di atas telah diriwayatkan oleh para perawi tsiqat dan shahih tetapi salah seorang perawi yaitu Sulaiman bin Qarm dikritik sebagian orang karena ia rafidhah atau bertasyayyu’. Kritikan ini tidaklah merusak kredibilitasnya sebagaimana yang akan dibahas nanti. Al Haitsami dalam kitabnya Majma’ Az Zawaid 9/169 no 14727 membawakan hadis Thayr riwayat Safinah dan berkata

رواه البزار والطبراني باختصار ورجال الطبراني رجال الصحيح غير فطر بن خليفة وهو ثقة

Hadis riwayat Al Bazzar dan Thabrani dengan ringkas dan para perawi Thabrani adalah para perawi shahih kecuali Fithr bin Khalifah dan ia tsiqah.
.

.

Analisis Perawi Hadis

Ubaid Al Ajli
Disebutkan Al Khatib dalam Tarikh Baghdad 8/93 no 4191 bahwa Ubaid Al Ajli adalah Husain bin Muhammad bin Hatim bin Yazid bin Ali bin Marwan, dan dia seorang hafiz yang tsiqat dan mutqin. Adz Dzahabi dalam Siyar ‘Alam An Nubala 14/90 no 49 menyebutkan bahwa Ubaid Al Ajli seorang hafiz dan Imam, telah meriwayatkan darinya Ath Thabrani. Adz Dzahabi berkata tentang Ubaid Al Ajli

قال الخطيب كان ثقة متقنا حافظا

Al Khatib berkata “dia seorang hafiz yang tsiqat dan mutqin”.


.

Ibrahim bin Sa’id Al Jauhari
Ibnu Hajar dalam At Tahdzib juz 1 no 218 menyebutkan bahwa Ibrahim bin Sa’id adalah perawi Muslim dan Ashabus Sunan. Beliau telah dinyatakan tsiqat oleh An Nasa’i, Al Khatib, Daruquthni, Al Khalili dan Ibnu Hibban. Abu Hatim menyebutkannya sebagai seorang shaduq.

وقال أبو حاتم كان يذكر بالصدق وقال النسائي ثقة

Abu Hatim berkata “dia disebutkan seorang yang jujur” dan Nasa’i berkata “tsiqat”.

Ibnu Hajar dalam At Taqrib 1/57 menyatakan bahwa Ibrahim bin Sa’id Al Jauhari adalah seorang hafiz tsiqat yang tinggal di Baghdad.

.

Husain bin Muhammad
Ibnu Hajar dalam At Tahdzib juz 2 no 627 menyebutkan biografi Husain bin Muhammad At Tamimi, dia adalah perawi Bukhari Muslim dan Ashabus Sunan. Beliau dinyatakan tsiqat oleh Ibnu Sa’ad, Ibnu Hibban dan Al Ajli. An Nasa’i berkata “tidak ada masalah dengannya”.

قال بن سعد ثقة مات في آخر خلافة المأمون وقال النسائي ليس به بأس

Ibnu Sa’ad berkata “dia tsiqat wafat di akhir pemerintahan Ma’mun dan Nasa’i berkata “tidak ada masalah dengannya”

Al Ajli memasukkan namanya dalam Ma’rifat Ats Tsiqah no 313 dan berkata

حسين بن محمد بن بهرام بصرى ثقة

Husain bin Muhammad bin Bahram orang Bashrah yang tsiqat.

Ibnu Hajar dalam At Taqrib 1/218 menyebutkan Husain bin Muhammad At Tamimi sebagai seorang yang tsiqat dan menetap di Baghdad.

.

Sulaiman bin Qarm
Ibnu Hajar dalam At Tahdzib juz 4 no 367 menyebutkan biografi Sulaiman bin Qarm bin Muadz At Taimi Ad Dhabi. Ada yang menyebutnya Sulaiman bin Muadz berdasarkan riwayat Abu Daud Ath Thayalisi. Ibnu Hajar juga menegaskan dalam At Tahdzib juz 4 no 381 bahwa Sulaiman bin Muadz Adh Dhabi adalah Sulaiman bin Qarm bin Muadz. Sulaiman bin Qarm adalah perawi Bukhari dalam Ta’liq, perawi Muslim dalam Shahihnya, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’i. Ia dinyatakan tsiqat oleh Imam Ahmad

قال عبد الله بن أحمد بن حنبل كان أبي يتتبع حديث قطبة بن عبد العزيز وسليمان بن قرم ويزيد بن عبد العزيز بن سياه وقال هؤلاء قوم ثقات

Abdullah bin  Ahmad bin Hanbal berkata “Ayahku menerima hadis Qutbah bin Abdul Aziz, Sulaiman bin Qarm dan Yazid bin Abdul Aziz bin Siyah, dan ia berkata “orang-orang ini tsiqat (dapat dipercaya) ”.

Imam Ahmad juga mengatakan satu-satunya cacat pada Sulaiman bin Qarm adalah ia berlebih-lebihan dalam tasyayyu’

وقال محمد بن عوف عن أحمد لا أرى به بأسا لكنه كان يفرط في التشيع

Muhammad bin Auf berkata dari Ahmad “tidak ada masalah pada dirinya hanya saja dia berlebihan dalam bertasyayyu”

Ad Daruquthni dalam Sunan Daruquthni 2/175 no 18 dan Baihaqi dalam Sunan Baihaqi 4/203 no 7705 menyatakan shahih hadis Sulaiman bin Muadz Ad Dhabi atau Sulaiman bin Qarm. Hal ini berarti Daruquthni dan Baihaqi memandang Sulaiman sebagai perawi tsiqat. Bukhari telah menyebutkan biografi Sulaiman bin Qarm dalam Tarikh Al Kabir juz 4 no 1871 dan sedikitpun Bukhari tidak menyebutkan cacat pada Sulaiman bin Qarm, ia juga tidak memasukkan Sulaiman dalam Adh Dhu’afa ditambah lagi Bukhari sendiri memasukkan Sulaiman sebagai perawinya dalam Shahih Bukhari bagian Ta’liq. Hal ini cukup untuk menyatakan bahwa Bukhari memberikan predikat ta’dil pada Sulaiman bin Qarm.

Selain itu Imam Muslim telah memasukkan Sulaiman bin Qarm sebagai perawinya dalam Shahih Muslim. Hal ini berarti Imam Muslim memberikan predikat ta’dil pada Sulaiman bin Qarm. Syaikh Ahmad Syakir dalam Syarh Musnad Ahmad no 5753 telah menshahihkan hadis Sulaiman bin Qarm, dalam catatan kakinya ia memuat berbagai pendapat ulama baik yang menta’dil maupun yang mencacat Sulaiman bin Qarm dan pada akhirnya beliau menegaskan bahwa hadis Sulaiman bin Qarm shahih.

Memang terdapat sebagian ulama yang mencacat Sulaiman bin Qarm seperti Ibnu Ma’in, Abu Hatim, An Nasai, Ibnu Hibban dan  Al Hakim. Tetapi cacat mereka tidak bisa diterima karena Ibnu Ma’in, Abu Hatim dan An Nasa’i tidak memberikan alasan pencacatannya sehingga jarh mereka terhadap Sulaiman bersifat mubham, padahal sudah jelas dalam Ulumul hadis bahwa jika terbukti seorang perawi dinyatakan tsiqat maka jarhnya harus bersifat mufassar (dijelaskan alasannya). Ditambah lagi jarh yang diberikan kepada Sulaiman bukanlah jarh yang bersifat menjatuhkan, misalnya An Nasa’i dalam Ad Dhu’afa no 251 berkata

سليمان بن قرم ليس بالقوي

Sulaiman bin Qarm tidak kuat.

Sudah cukup dikenal dalam Ulumul hadis bahwa pernyataan laisa bil qawy (tidak kuat) bukan jarh yang bersifat syadid sehingga tidak menggugurkan kredibilitas seorang perawi. Apalagi jika perawi tersebut telah dinyatakan tsiqat oleh yang lain, minimal perawi tersebut hadisnya berstatus hasan oleh karena itu An Nasa’i sendiri meriwayatkan hadis Sulaiman bin Qarm dalam kitab Sunannya.

Hal ini mengisyaratkan bahwa jarh “tidak kuat” terhadap Sulaiman tidak menggugurkan kredibilitasnya karena dia juga dinyatakan shalih yang merupakan ta’dil setingkat dengan hasanul hadis. Adz Dzahabi dalam Tarikh Al Islam 10/247 berkata

سليمان بن معاذ. كوفيّ صالح الحديث

Sulaiman bin Muadz orang kufah yang baik hadisnya

Begitu pula dalam At Tahdzib Ibnu Hajar mengutip Ibnu Ady yang memberikan predikat ta’dil kepada Sulaiman bin Qarm

وقال بن عدي له أحاديث حسان افراد

Ibnu Ady berkata “dia memiliki banyak hadis hasan afrad (menyendiri)”

Jika hadisnya menyendiri dinilai hasan maka apalagi hadis Thayr diatas yang diriwayatkan oleh banyak perawi lain tentu nilainya jauh lebih tinggi dari sekedar hasan.

Jarh atau pencacatan Ibnu Hibban dan Al Hakim terhadap Sulaiman bin Qarm tidak perlu dianggap karena keduanya mengandung kontradiksi. Ibnu Hibban mencacatkan Sulaiman karena dia rafidhah yang ekstrim. Cacat seperti ini tidaklah diterima karena banyak terdapat perawi rafidhah ekstrem yang terbukti jujur dan anehnya Ibnu Hibban sendiri malah memasukkan Sulaiman bin Muadz atau Sulaiman bin Qarm sebagai perawi tsiqat dalam kitabnya Ats Tsiqat juz 6 no 8248. Al Hakim sebagaimana yang dikutip dalam At Tahdzib menyebutkan bahwa Sulaiman bin Qarm hafalannya buruk dan hadisnya tidak bisa diterima tetapi anehnya Al Hakim sendiri dalam kitabnya Mustadrak As Shahihain 4/136 no 7226 justru menyatakan hadis Sulaiman bin Qarm shahih. Kesimpulan yang bisa diambil dari pembahasan Sulaiman bin Qarm adalah hadisnya kami nilai hasan dan menjadi shahih dengan banyaknya penguat.

.

Fithr bin Khalifah
Fithr bin Khalifah adalah perawi Bukhari dan Ashabus Sunan. Dalam At Tahdzib juz 8 no 550 disebutkan bahwa beliau telah dinyatakan tsiqat oleh banyak ulama diantaranya Ahmad, Yahya bin Sa’id, Ibnu Main, An Nasa’i, Ibnu Hibban dan Ibnu Sa’ad.

قال عبد الله بن أحمد بن حنبل عن أبيه ثقة صالح الحديث قال وقال أبي كان عند يحيى بن سعيد ثقة وقال بن أبي خيثمة عن بن معين ثقة وقال العجلي كوفي ثقة حسن الحديث وكان فيه تشيع قليل وقال أبو حاتم أبو صالح الحديث

Abdullah bin Ahmad berkata dari ayahnya “dia tsiqat dan hadisnya baik”. Ayahku berkata “di sisi Yahya bin Sa’id dia tsiqat”. Ibnu Abi Khaitsamah berkata dari Ibnu ma’in “dia tsiqat”. Al Ajli berkata “dia orang kufah yang tsiqat hasanul hadis dan bertasyayyu”. Abu Hatim berkata “hadisnya baik”.

وقال بن عدي له أحاديث صالحة عند الكوفيين وهو متماسك وأرجو أنه لا بأس به

Ibnu Ady berkata “dia memiliki hadis-hadis yang baik, dia menjadi pegangan di sisi orang-orang Kufah, menurutku tidak ada masalah dengan dirinya”.

Memang terdapat beberapa orang yang mencacatkan Fithr tetapi cacat tersebut tidak beralasan dan tidak dapat dijadikan hujjah, ada yang mengatakan karena tasyayyu yang dimilikinya dan ada yang mengatakan karena ia mencela Utsman. Alasan tersebut jelas tidak bisa diterima dan tidak menggugurkan ketsiqahan yang ia miliki karena terdapat banyak perawi lain yang bertasyayyu bahkan ada yang mencela Utsman tetapi tetap dinyatakan tsiqat. Ibnu Hajar dalam At Taqrib 2/16 memberikan predikat ta’dil kepada Fithr bin Khalifah yaitu ia seorang yang jujur dan bertasyayyu’.


.

Abdurrahman bin Abi Na’m
Abdurrahman bin Abi Na’m adalah perawi Bukhari Muslim dan Ashabus Sunan. Dalam At Tahdzib juz 6 no 563 disebutkan kalau Ibnu Saad dan Nasa’i menyatakan kalau ia tsiqat. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat juz 5 no 4099 dan berkata

عبد الرحمن بن أبي نعم البجلي الكوفى كنيته أبو الحكم يروى عن أبى هريرة وابن عمر وأبي سعيد الخدري

Abdurrahman bin Abi Na’m Al Bahili Al Kufi dengan kuniyah Abu Hakim meriwayatkan dari Abu Hurairah, Ibnu Umar, dan Abi Said Al Khudri.

Ibnu Hajar dalam At Taqrib 1/593 menyebut Abdurrahman bin Abi Na’m sebagai seorang yang shaduq (jujur).

.

Kesimpulan

Hadis Thayr riwayat Safinah (mawla Rasulullah SAW) di atas disampaikan oleh para perawi shahih dan perawi tsiqat yang hasan hadisnya sehingga Hadis tersebut kami nyatakan hasan dan menjadi shahih dengan banyaknya penguat.

.

.

Catatan :

  • Mari kita lihat bersama-sama apologi para pengingkar :mrgreen:
  • Semoga tulisan ini ada kelanjutannya :mrgreen:
  • Mulai bosan nulis agama terus 😛

10 Tanggapan

  1. @Sp
    Jangan bosan ah. Kita hidup mencari keridhaan Allah.
    Kemapuan mas dalam penulisan ILMU merupakan Rakhmat dari Allah. Maka ini merupakan NIKMAT buat mas. Syukurilah NIKMAT Allah ini dengan menikmatinya.. Insya Allah mas selalu mendapt petunjuk dan diberkati Allah. Insya Allah.

    Merupakan kewajiban kita untuk menyintai mereka ahlulbait dengan Imam Ali manusia paling MULIA sesudah Rasul.mas.
    Bagaimana kita bisa menyintai kalau kurang informasi.
    Mari kita lihat bagaimana tanggapan mereka yang menganggap Imam Ali as sama dengan sahabat lain. Wasalam

  2. Bismillahirrahmanirrahim, Assalaamu’alaikum…
    Begitu tinggi dan mulianya kedudukan Imam Ali as disamping Rasulullah saw. Benar sekali kata sdr Aburahat, sdr SP jangan bosan untuk menyampaikan ilmu, karena hukumnya wajib. Untuk mengenang Imam Ali as, saya bawakan syair dan lagu, sbb :

    Maula Ali

    Lirik/lagu: Ust. Abdullah ass-Segaff, Arr: Alwi Husein

    Maula Ali…Maula Ali…Maula Ali…Maula Ali… 2X
    Duhai Imam syahid mihrab
    Engkau pendekar Khandak
    Benteng Islam dalam Badar
    Sang pahlawan saat Khaibar
    Pintu gerbang ilmu
    Qur`an menyebutmu wasyi 2X
    Wahai penguasa hati
    Kekasih Ilahi Rabbi
    Dihari seribu bulan
    Saat Qur`an diturunkan
    Engkau sambut kemenangan
    Syahidmu dimihrab Tuhan
    Pintu gerbang ilmu Nabi
    Qur`an menyambutmu wasyi 2X
    Wahai sang penguasa hati
    Kekasih Ilahi Rabbi
    Disela rintih tangisku
    Saat menepuk dadaku
    Tiada lain harapanku
    Kecuali syafaatmu
    Pintu gerbang ilmu Nabi
    Qur`an menyambut wasyi 2X
    Wahai penguasa hati
    Kekasih Ialhi Rabbi

    Ucapkan Shalawat : “Allahumma Shalli ‘Alaa Muhammad Wa Aali Muhammad” Alhamdulillaahirabbil’alamin.

    Wassalaamu’alaikum…

  3. @SP

    Terimakasih atas huraian hadisnya ya.

    Namun ada orang yg mempertikaikan pensahihan oleh al Haitsami dgn alasan bahawa al Haitsami langsung tidak berbicara ttg itisaal sanad, dan pernyataan beliau itu tidak menjamin bahawa semua perawinya adalah tsiqah…bagaimana membahasnya ya…tolong ya Mas SP

    Salam

  4. @SP
    Mas, sebenarnya agak dongkol sedikit sama mas.
    Masa memunculkan hadits kemulian Imam Ali as kok tanggung amat.
    Coba mas posting yang paling TOP mengenai kemulian Imam Ali. Biar tahu mereka. Wasalam

  5. Duh, aku jd ingin menatap wajah ke 14 manusia suci walaupun hanya di dlm mimpi ….

  6. Kemulian Ahlul Bayt memang tidak bisa di hilangkan melalui cara apapun juga….

    salam.

  7. tolong carikan hadits paling dhoif aja gak papa, yang penting hadits, atau hadits2 yang gak jelas dengan sedikit perubahan sanad dan rawi biar mereka bingung, tentang kemuliaan imam ali yang memang memiliki surga, memiliki neraka yang kelak hanya akan diberikan neraka itu kepada kaum sunni, wahabi pokoknya org-org di luar syiah..

  8. Hadits ini bagi sy tdk perlu sanad, kandungan isinya pun sdh cukup, dimana sebenarnya yg seperti ini tdk perlu ditonjol-tonjolkan. Sebab tdk diragukan bahwa memang Imam Ali lah yg layak mendapatkan keutamaan2 dan derajat spt itu.

    Salam

  9. Ya Allah datangkanlah hambaMu (makhluk-Mu) yang paling Engkau cintai agar dapat memakan daging burung ini bersamaku”. Kemudian Ali RA datang dan berkata Nabi SAW “Ya Allah dan untukKu juga”.

    Apakah ini berarti Allah lebih mencintai Ali daripada Nabi SAW? karena kata yg dipakai dlm riwayat tsb adalah paling…

    ah tidak heran karena salah satu perawinya berlebih-lebihan dalam tasyayyu’

  10. @sok….
    Kasihan222. Otak/akal anda belum mampu berpikir untuk memahami kata2 Rasul

Tinggalkan komentar