Sahabat Nabi Yang Dikatakan Fasiq Dalam Al Qur’anul Karim

Sahabat Nabi Yang Dikatakan Fasiq Dalam Al Qur’anul Karim

Allah SWT telah mengingatkan Umat Islam agar berhati-hati terhadap setiap kabar yang disampaikan oleh orang Fasik dan harus diteliti terlebih dahulu kebenarannya. Karena barangsiapa mengambil keputusan berdasarkan keterangan orang fasik tersebut dimana pada saat itu orang fasik tersebut telah berdusta atau keliru maka itu berarti telah mengikuti jalan kerusakan. Padahal Allah SWT telah melarang kita umat islam untuk mengikuti jalan kerusakan. Allah SWT berfirman dalam Surah Al Hujurat 6-8

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ  وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ  فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman jika datang kepadamu seorang fasik membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. Dan ketahulilah olehmu bahwa diantaramu ada Rasulullah. Kalau Ia menuruti (kemauan)mu dalam beberapa urusan maka benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikanmu cinta pada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikanmu benci pada kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus sebagai karunia dan nikmat dari Allah dan Allah Maha mengetahui lagi Maha bijaksana.

Banyak ahli tafsir menyebutkan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Walid bin Uqbah bin Abi Mu’ith yang diutus Rasulullah SAW untuk mengambil sedekah atau zakat dari bani Musthaliq. Walid bin Uqbah adalah orang fasik yang dimaksud dalam ayat di atas. Hal ini telah diriwayatkan dengan sanad yang jayyid dalam Musnad Ahmad 4/279

حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا محمد بن سابق ثنا عيسى بن دينار ثنا أبي انه سمع الحرث بن ضرار الخزاعي قال  قدمت على رسول الله صلى الله عليه و سلم فدعاني إلى الإسلام فدخلت فيه وأقررت به فدعاني إلى الزكاة فأقررت بها وقلت يا رسول الله أرجع إلي قومي فأدعوهم إلى الإسلام وأداء الزكاة فمن استجاب لي جمعت زكاته فيرسل إلى رسول الله صلى الله عليه و سلم رسولا لإبان كذا وكذا ليأتيك ما جمعت من الزكاة فلما جمع الحرث الزكاة ممن استجاب له وبلغ الإبان الذي أراد رسول الله صلى الله عليه و سلم ان يبعث إليه احتبس عليه الرسول فلم يأته فظن الحرث أنه قد حدث فيه سخطة من الله عز و جل ورسوله فدعا بسروات قومه فقال لهم إن رسول الله صلى الله عليه و سلم كان وقت لي وقتا يرسل إلى رسوله ليقبض ما كان عندي من الزكاة وليس من رسول الله صلى الله عليه و سلم الخلف ولا أرى حبس رسوله الا من سخطة كانت فانطلقوا فنأتي رسول الله صلى الله عليه و سلم وبعث رسول الله صلى الله عليه و سلم الوليد بن عقبة إلى الحرث ليقبض ما كان عنده مما جمع من الزكاة فلما أن سار الوليد حتى بلغ بعض الطريق فرق فرجع فأتى رسول الله صلى الله عليه و سلم وقال يا رسول الله إن الحرث منعني الزكاة وأراد قتلي فضرب رسول الله صلى الله عليه و سلم البعث إلى الحرث فأقبل الحرث بأصحابه إذ استقبل البعث وفصل من المدينة لقيهم الحرث فقالوا هذا الحرث فلما غشيهم قال لهم إلى من بعثتم قالوا إليك قال ولم قالوا إن رسول الله صلى الله عليه و سلم كان بعث إليك الوليد بن عقبة فزعم أنك منعته الزكاة وأردت قتله قال لا والذي بعث محمدا بالحق ما رأيته بتة ولا أتاني فلما دخل الحرث على رسول الله صلى الله عليه و سلم قال منعت الزكاة وأردت قتل رسولي قال لا والذي بعثك بالحق ما رأيته ولا أتاني وما أقبلت إلا حين احتبس علي رسول رسول الله صلى الله عليه و سلم خشيت أن تكون كانت سخطة من الله عز و جل ورسوله قال فنزلت الحجرات { يا أيها الذين آمنوا إن جاءكم فاسق بنبإ فتبينوا أن تصيبوا قوما بجهالة فتصبحوا على ما فعلتم نادمين } إلى هذا المكان { فضلا من الله ونعمة والله عليم حكيم }

Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sabiq yang berkata telah menceritakan kepada kami Isa bin Dinar yang berkata telah menceritakan kepada kami Ayahku bahwa ia pernah mendengar Al Harits bin Dhirar Al Khuza’i bercerita “Aku pernah datang menemui Rasulullah SAW , Beliau mengajakku masuk islam maka aku memeluk islam dan mengikrarkannya. Kemudian Beliau mengajakku mengeluarkan zakat, aku menunaikannya dan berkata “Ya Rasulullah aku akan pulang kepada kaumku dan akan kuajak mereka memeluk islam dan mengumpulkan zakat. Siapa saja yang mengikuti seruanku maka akan kuambil zakatnya dan kirimkanlah Utusan kepadaku Ya Rasulullah pada waktu begini dan begini untuk membawa zakat yang telah kukumpulkan itu. Setelah Al Harits mengumpulkan zakat dari kaumnya yang mengikutinya dan telah sampai masa datangnya utusan Rasulullah SAW ternyata utusan tersebut tertahan di jalan dan tidak  datang menemuinya. Al Harits mengira bahwa telah turun kemurkaan Allah dan RasulNya kepada dirinya. Ia pun mengumpulkan pembesar kaumnya dan berkata “Sesungguhnya Rasulullah SAW menetapkan waktu kepadaku dimana Beliau akan mengirim utusan untuk mengambil zakat yang aku kumpulkan, sungguh tidak pernah Rasulullah SAW menyalahi janji dan aku takut ini karena murka Allah. Oleh karena itu marilah kita pergi bersama-sama menemui Rasulullah. Adapun Rasulullah SAW telah mengutus Walid bin Uqbah menemui Al Harits untuk mengambil zakat yang dikumpulkannya. Ketika Walid berangkat di tengah perjalanan ia merasa takut dan kembali pulang lalu menemui Rasulullah SAW seraya berkata “Ya Rasulullah sesungguhnya Al Harits menolak memberikan zakat kepadaku bahkan ia bermaksud membunuhku”. Maka Rasulullah SAW mengirim utusan lain kepada Al Harits dan Al Harits berserta sahabatnya juga berangkat. Ketika utusan Rasul keluar kota Madinah dan bertemu Al Harits , mereka berkata “inilah Al Harits”. Al Harits menghampiri dan berkata “kepada siapa kalian diutus?”. Mereka menjawab “kepadamu”. “Untuk apa kalian diutus kepadaku?” Tanya Al Harits. Mereka menjawab “Sesungguhnya Rasulullah telah mengutus Walid bin Uqbah kepadamu dan ia mengaku bahwa kau menolak membayar zakat bahkan mau membunuhnya”. Al Harits berkata “Tidak benar, demi Rabb yang telah mengutus Muhammad dengan kebenaran, aku sama sekali tidak melihatnya dan tidak juga ia mendatangiku”. Setelah Al Harits menghadap Rasulullah SAW, Beliau bertanya “Apakah kau menolak membayar zakat dan hendak membunuh utusanKu?”. Ia menjawab “Tidak, demi Rabb yang telah mengutusMu dengan kebenaran, aku sama sekali tidak melihatnya dan tidak pula ia mendatangiku dan aku tidak datang kepadaMu melainkan ketika utusanMu tidak datang aku takut datangnya kemarahan Allah dan RasulNya. Pada saat itulah turun ayat Al Hujurat {Hai orang-orang yang beriman jika datang kepadamu seorang fasik membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.} sampai {sebagai karunia dan nikmat dari Allah dan Allah Maha mengetahui lagi Maha bijaksana.}
.

.

Kedudukan Hadis
Hadis ini memiliki sanad yang jayyid (baik). Al Hafiz As Suyuthi dalam Lubabun Nuqul Fi Asbabun Nuzul surah Al Hujurat ayat 6 berkata

أخرج أحمد وغيره بسند جيد عن الحرث بن ضرار الخزامي

Dikeluarkan oleh Ahmad dan yang lainnya dengan sanad yang jayyid dari Harits bin Dhirar Al Khuza’i.

Kemudian Al Hafiz Suyuthi menyebutkan riwayat tersebut setelah itu ia berkata

رجال إسناده تقات

Para perawi sanad ini tsiqat

Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid 7/238 hadis no 11352 juga membawakan hadis ini dan mengatakan bahwa para perawi Ahmad tsiqat. Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir 7/370 ketika menafsirkan Al Hujurat ayat 6 telah membawakan hadis ini dan beliau menyatakan bahwa hadis ini hasan. Dalam Musnad Ahmad Tahqiq Syaikh Ahmad Syakir dan Hamzah Zain hadis no 18371 disebutkan bahwa “sanadnya shahih”. Pentahqiq kitab Lubabun Nuqul Abdurrazaq Mahdi juga mengakui bahwa sanad hadis ini jayyid dalam keterangannya terhadap riwayat no 1014.

Jika kita melihat kitab-kitab biografi para perawi hadis maka dapat diketahui bahwa Walid bin Uqbah ini adalah seorang sahabat Nabi, Ibnu Hajar dalam At Taqrib 2/287 menyebutkan bahwa Walid bin Uqbah adalah sahabat Nabi. Padahal telah jelas disebutkan di atas bahwa Walid bin Uqbah adalah orang fasik yang dimaksud dalam Al Hujurat ayat 6. Dan dalam riwayat di atas kita lihat bahwa Walid bin Uqbah salah seorang sahabat Nabi telah berkata dusta kepada Rasulullah SAW. Apakah ini berarti seorang Sahabat Nabi bisa saja dikatakan fasik dan bisa saja ia berdusta kepada Rasulullah SAW?. Silakan direnungkan

Salam Damai

20 Tanggapan

  1. @SP

    Apakah Walid bin Uqbah ini dari kelompok Bani Ummayyah?

    Salam

  2. Sahabat kan manusia biasa yg bisa salah seperti fasik, dusta, ingkar, munafik, bahkan bisa menjadi murtad.

    Wassalam

  3. ini bermaksud bapak bapak mahu mengatakan para sahabat nabi itu bisa saja jadi fasik,bohong,tak amanah,tak mahu jalankan wasiat,kembali kuffar, bukankah begitu……….saya faham maksud bapak-bapak……namun saya mau persoalkan kenapa percaya sama alquran sedangkan para sahabat inilah yang menyampaikan kepada umat islam syiah mahupun sunni sehingga sekarang, malah masa depan nanti.buang aja al quran itu, atau bapak-bapak punya al quran versi lain?bilang aja, jangan taqiyah begini dong! saya juga jika sudah tersesat ingin kembali menuruti jalan lurus, tapi tolong di beritahu kok, saya juga amat benci untuk ke neraka allah….tolongi saya.saya serius ni..

  4. @hadi
    memang dari bani umayyah

    @asep
    oh begitu ya

    @menara api

    ini bermaksud bapak bapak mahu mengatakan para sahabat nabi itu bisa saja jadi fasik,bohong,tak amanah,tak mahu jalankan wasiat,kembali kuffar, bukankah begitu………

    Pahami sebuah tulisan dengan baik, saya menunjukkan buktinya kalau memang ada sahabat yang dikatakan fasik dan berdusta kepada Rasulullah, kalau anda atau siapapun mau main generalisir dan menambah-nambah kata-kata buruk seenaknya, ya itu bukan urusan saya. Silakan tunjukkan kekeliruan tulisan saya dan Insya Allah saya koreksi

    saya faham maksud bapak-bapak……namun saya mau persoalkan kenapa percaya sama alquran

    ah bapak salah maksud kali

    sedangkan para sahabat inilah yang menyampaikan kepada umat islam syiah mahupun sunni sehingga sekarang, malah masa depan nanti.

    kalau sunni kayaknya iya tapi kalau syiah kayaknya nggak, btw apa maksudnya masa depan. Memangnya para sahabat itu langsung nyampai ke kita, kayaknya nggak deh. mereka para sahabat melalui banyak sekali orang dan para perawi hadis. Nah mengapa anda tidak memuliakan semua para perawi hadis seperti anda memuliakan sahabat?.

    .buang aja al quran itu, atau bapak-bapak punya al quran versi lain?bilang aja, jangan taqiyah begini dong!

    lho sejak kapan ada Al Qur’an lain, aduh hati-hati akhi, percaya ada Al Qur’an lain itu sesat lho

    saya juga jika sudah tersesat ingin kembali menuruti jalan lurus, tapi tolong di beritahu kok, saya juga amat benci untuk ke neraka allah….tolongi saya.saya serius ni..

    Mari kita sama-sama mencari jalan yang lurus 🙂

  5. tanggapan bapak, mana yang lurus?syiah atau sunni?kenapa?bagaimana?

    memang saya memuliakan sahabat2 nabi, mereka punya martabat tersendiri, mereka sendiri perawi bukan?mana mungkin sama dengan perawi hadis selepas mereka, yang thiqah ya mulia, yang engak ya engak lah.

    kalau sudah bilang mayoritas sahabat itu dusta, bagaiamana mau percaya sama hafazan pendusta.itu maksudku

    bole terangkan perihal imam ke 12, selama ini saya dengar imam ke 12 ghaib.apa buktinya?

    mohon allah berikan taufiq dan hidayah buat kita ya.

  6. @pak menara api…

    Memangnya ada dalam tulisan SP dikatakan mayorotas sahabat dusta ? bisa dishare ke saya…

    Lalu kalo pun mayoritas berlaku seperti itu pendusta apakah Alquran itu dihafal oleh para pendusta
    baca donk pak sejarah kodifikasi Alquran…
    malah bahkan para pendusta itulah yg hendak memasukkan kata2nya sendiri dalam kodifikasi Al-quran

    bahasannya ada sahabat yg dibilang Alquran fasik pak itu tema diskusinya..bukan 12 imam…jadi mbok sampeyan ngerti tata krama diskusi…donk…

  7. @menara api

    tanggapan bapak, mana yang lurus?syiah atau sunni?kenapa?bagaimana?

    Wah saya gak bisa memastikan, bisa saja dua-duanya atau malah salah satunya, tergantung apa yang anda sebut sebagai “lurus”.

    memang saya memuliakan sahabat2 nabi, mereka punya martabat tersendiri, mereka sendiri perawi bukan?mana mungkin sama dengan perawi hadis selepas mereka, yang thiqah ya mulia, yang engak ya engak lah.

    ehem bapak yang baik, saya cuma mengomentari kata-kata anda sebelumnya sahabat itu menyampaikan kepada umat islam. Nah saya katakan yang menyampaikan kepada umat islam itu bukan hanya sahabat, ada tabiin, ada tabiittabiin dan perawi hadis. Itu berarti mereka semua punya keutamaan yang sama kan yaitu menyampaikan kepada umat islam. pertanyaan saya : kok bapak bisa memuliakan Sahabat dibanding tabiin tabiittabiin dan perawi hadis lainnya?.

    kalau sudah bilang mayoritas sahabat itu dusta, bagaiamana mau percaya sama hafazan pendusta.itu maksudku

    Maaf saya gak pernah bilang begitu

    bole terangkan perihal imam ke 12, selama ini saya dengar imam ke 12 ghaib.apa buktinya?

    Silakan tanya saudara kita yang Syiah

    mohon allah berikan taufiq dan hidayah buat kita ya.

    amin 🙂

    @bob

    Memangnya ada dalam tulisan SP dikatakan mayorotas sahabat dusta ? bisa dishare ke saya…

    good question 🙂

    bahasannya ada sahabat yg dibilang Alquran fasik pak itu tema diskusinya..bukan 12 imam…jadi mbok sampeyan ngerti tata krama diskusi…donk…

    sungguh Mas benar sekali :mrgreen:

  8. SAYA KURANG FAHAM MUNGKIN, SAYA INI ORG MALAYSIA…..
    SAMPAI KETEMU LAGI

  9. @mail kerian

    SP ingin menunjukkan bahwa ada seorang shighar sahabat Nabi yang dikatakan fasik dalam Al-Qur’an menurut suatu riwayat, gitu pak Cik…

    Kalau riwayat tsb benar, justru Allah telah menunjukkan secara khusus kepada kaum muslimin saat itu mengenai siapa yang fasik diantara mereka..
    dan tentunya kefasikan di sini adalah kefasikan yg tidak mengeluarkan pelaku dari Islam, buktinya Rasulullah masih mau menerima Al-Walid ditengah-tengah kaum muslimin, dan juga ada riwayat Ibnu Mas’ud dan sahabat2 yg lain pernah bermakmum kepada Al-Walid dalam sholat..

    Dari kekhususan tsb justru menunjukkan keumuman bahwa para sahabat adalah tidak fasiq, kalau banyak sahabat yg fasiq tentu akan banyak sekali ayat yang akan menunjukkan kefasiqan mereka.. begitu logikanya.. yang ada justru banyak ayat Al-Qur’an yang memuji mereka secara umum maupun khusus…

    analoginya, 1kg beras adlah berwarna putih, ketika kita menapinya/menyaringnya, ada terlihat ada satu butir yg berwarna agak coklat, maka kita tunjukkan dan kita ambil, dan satu butir itu tidaklah mewakili qualitas beras itu secara keseluruhan iya kan?…

    Jadi saya ga ada melihat suatu hal yg penting atau menghebohkan dalam artikel ini.. gitu pak Cik.. 🙂

  10. @anti rafidhah

    kalau fasiq atau munafik itu mengeluarkan dia dari islam maka sebutannya menjadi murtad atau kafir donk…
    justru istilah fasiq atau munafik itu hanya utk umat islam yg “kebelenger” lah yaw….

    Yang dalam beberapa hal justru mereka tdk diketahui Rasulullah saaw, tapi mereka nanti akan disiksa lebih dahsyat dari pada yg sudah diketahui.

    Betul dari yg khusus anda tdk bisa mengambil kesimpulan kepada yg umum . seperti halnya Mukmin/Adilnya Beberapa Sahabat (yg bersifat khusus) kepada semua sahabat (yg bersifat umum). Itu kalo kita mau konsisten…
    gi lho….

    Artikel ini kalau dalam perspektif saya jelas
    PREMIS Sahabat itu semuanya ADIL/’UDUL itu OMONG KOSONG…bukti salah satunya ini.

    Lebih gawat lagi kalo cerita @anti rafidhoh benar kok bisa jelas2 udah disebut org ini Fasiq dan tdk ada penjelasan bertobatnya bisa dijadikan Imam cilakanya diikuti Ibnu Mas’ud opo ito…ngono….

    tdk ada yg heboh..sih…menurut saya…wong sahabat itu bertingkat tingkat keimanannya kaya kita2 juga…

  11. @atasku

    Fasik & Munafik itu beda mas.. silahkan cari sendiri definisinya…

    tdk ada yg heboh..sih…menurut saya…wong sahabat itu bertingkat tingkat keimanannya kaya kita2 juga…

    Untuk yg itu saya setuju…

    Demikian juga Ahlul bait dan keturunannya… anda bener memang ga ada yang maksum selain Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam…

  12. Salam Alaykum,

    @antirafidah, sedikit koreksi untuk “Demikian juga Ahlul bait dan keturunannya…” untuk keturunannya asumsi anda mungkin benar tapi khusus untuk ahlul bait khan sudah dibahas panjang lebar di sini tentang kemaksumam mereka,..(Q:S 33:33) inilah yang membuat mereka berbeda dengan sahabat….

    Wassalam
    A_Lee

  13. terima kasih ya, kapan-kapan ke malaysia, mampir ke Penang, hubungi saya di walad8387@yahoo.com

    saya ni kalau dengan sesama muslim sunni/syiah mau berkawan, mau belajar.open minded.cumanya kalau di malaysia ini komentarnya enggak keras, ngak dilayan blogger.

    TQ

  14. Salam

    @ mail kerian

    saya ni kalau dengan sesama muslim sunni/syiah mau berkawan, mau belajar.open minded

    Setuju..!

    wassalam

  15. @A_Lee

    Saya tidak sependapat dg anda, QS. 33 : 33 tidaklah menunjukkan bahwa mereka (ahlul bait) adalah maksum.. justru dari ayat tersebut diketahui bahwa mereka tidaklah maksum, maka Allah berkehendak untuk menghilangkan & membersihkan mereka dari segala kotoran dosa.. mereka itu adl istri-istri Nabi dan ditambah dg Ahlul Kisa’ yang didoakan oleh Rasulullah untuk mendapatkan juga Pembersihan dari Allah Azza wa Jalla..

  16. @mail kerian,

    terima kasih juga, InsyaAllah sy ada planning ke Malaysia.. mgkn kalau jadi awal th depan, nanti jadi ke sana, InsyaAllah sy kontak anda..

  17. Salam,

    @ antirafidah; Alhamdulillah kita hidup dijaman demokrasi, jadi berbeda pendapat ya monggo monggo saja, silahkan,..bedanya hanya, saya berkeyakinan seperti itu berdasarkan nash nash hadis yang sahih dan pendapat para ulama rujukan, mungkin antum mengambil pendapat yang berbeda,…..silahkan,…

    Yuk,.. yang lain monggo di lanjut,

  18. QS:2:29
    Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

    QS:3:108
    Itulah ayat-ayat Allah. Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya.

    QS:3: 176
    Janganlah kamu disedihkan oleh orang-orang yang segera menjadi kafir[252]; sesungguhnya mereka tidak sekali-kali dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Allah berkehendak tidak akan memberi sesuatu bahagian (dari pahala) kepada mereka di hari akhirat, dan bagi mereka azab yang besar.

    Pahami dengan cermat dan hati2 makna “yuridu”.

    Wassalam

  19. @antirafidah
    Pantas anda kalau ngomong ngawur.
    Hadits yang diposting oleh sdr SP adalah Shahih. Kalau tidak Shahih bantah dong dan jangan katakan: Dari kekhususan tsb justru menunjukkan keumuman bahwa para sahabat adalah tidak fasiq, kalau banyak sahabat yg fasiq tentu akan banyak sekali ayat yang akan menunjukkan kefasiqan mereka.. begitu logikanya.. yang ada justru banyak ayat Al-Qur’an yang memuji mereka secara umum maupun khusus.

    Jadi anda anggap Rasulullah apa?
    Allah melarang berkumpul dengan orang fasik tapi Rasulullah menentang perintah Allah dan masih tetap berkumpul dengan orang FASIK Atau Rasul tidak mengerti maksud dari Surah Al Hujjarat 6-8. Wasalam

  20. antirafidhah…..

    silakan contak saya bila sampai ke Penang…….

Tinggalkan komentar