Kegelapan

metal

Aku Bangun Dari Tidurku

Ketika Sadar Bahwa Aku Sudah Lama Mati

.

.

Sebelas Tahun

Dalam keheningan di kamar yang gelap, Aku bertanya

  • Apa yang membuat manusia menjadi baik dan buruk?. Sepertinya pertanyaan ini terlalu mudah untuk dipikirkan secara serius.
  • Baik dan buruk itu apa? apa memang ada Manusia baik atau Manusia buruk?. Sepertinya itu cuma basa-basi beremosi semata.

Dalam hati manusia ada banyak hal yang tersimpan. Disana berbagai kepentingan tinggal silih berganti. Kenangan, harapan, cinta, kasih sayang, kebencian, kepedulian, bla-bla-bla, bla-bla-bla,……, …….., dan akhirnya Kegelapan.

.

.

Limabelas Tahun

Secara fenomenologis, memang manusia selalu melakukan penilaian terhadap manusia lain. Ia mengharap dan Ia kecewa, Ia melihat dan ternyata itu buruk dalam pandangannya, Ia menginginkan tapi Ia ditolak, Ia berusaha untuk baik tetapi selalu saja tetap buruk dalam pandangannya. Ada yang salah dengan Manusia bertipe “Ia” ini?. Ya, Mengapa terlalu berharap, Mengapa terlalu menginginkan dan Mengapa terlalu memusingkan baik dan buruk

Dalam hatiku, kulihat Kegelapan itu mengalir. Pelan, terus membesar tanpa menghiraukan bahwa aku selalu menatapnya. Tak terpikir olehku untuk mengusirnya dari sana. Biar saja, memang sudah konsekuensinya begitu. Diusirpun makhluk itu tetap akan datang lagi. Sejauh ini tidak ada yang salah atau lebih tepatnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

.

.

Duapuluh Satu Tahun

Waktu berlalu dan begitu banyak yang kulupakan. Aku melupakan diriku yang dulu. Diriku yang dengan polos bertanya, diriku yang dengan tajam menatap, diriku yang merasa “ada sesuatu yang hidup di dalam hatiku”. Sekarang Aku adalah Aku, sosok yang dulu hanyalah sebentuk kegelapan pekat. Tiada lagi yang tersisa, jika dulu Ia berada di dalam diriku maka sekarang diriku yang terjebak didalamnya. Ah tidak tidak, justru Ia lah yang sebenarnya diriku sekarang. Tidak terasa ternyata waktu telah membunuhku dan tidak terasa kalau aku sebenarnya sudah lama mati. Di kamar yang gelap, Kuhadapkan wajahku kepada Tuhan dan bertanya Mengapa?.

.

.

Catatan

  • Kegelapan itu ternyata tidak enak dilihat ya :mrgreen:
  • Maafkan maafkan kalau sudah membuat tidak enak 😦

6 Tanggapan

  1. hidup ternyata adalah (r)asa?

  2. Ya memang kegelapan tidak enak untuk dilihat. Terang begini baru nyaman 🙂

    Salam

  3. Salam

    Mungkin inilah yg dinamakan mi’raj dari kegelapan kepada cahaya-Nya yang dipisahkan oleh ruang dan waktu, serta masih bermetafora kepada yg Haq, sementara hati (qalbu) selalu tergoda oleh hawa nafsu dan bujukan iblis.

    Habis gelap terbitlah terang, jadi nyaman membacanya hehehe…

    Wassalam

  4. kyaaa..

    lebih berwarnaaa….

    g geleeepp2 lagii..

    *g pnting*

  5. Jangan pernah mengatakan kegelapan itu suatu keburukkan

    Tanpa adanya kegelapan maka tak akan ada cahaya

    Sedangkan cahaya itu sendiri ada karena adanya kegelapan

    Kalau tidak ada gelap,bagaimana mungkin bisa di ketahui adanya cahaya

    Hendaknya di mengerti……

    Salam Damai penuh Cinta di dalam Rahmat dan Ridho_Nya

  6. Gelap tentu ketika absurd tak bertepi. Yang dicari terang tapi yang dijalani kegelapan. Sudah dikirim para pembawa terang juga diabaikan. Tuhan ingin mengajarkan hakikat dari wasilah. Untuk mencari terang harus mengenal terang, sayangnya sang kegelapan punya ilmu tipu daya agar kita tidak percaya pada pembawa terang. Jika pernah hadir pada hidupmu pembawa terang palsu janganlah engkau kemudian putus asa pada pembawa terang yang hakiki.

Tinggalkan komentar