Sebaiknya Gila Saja

Salam semua

Manusia adalah makhluk yang penuh misteri dan selamanya akan tetap begitu. Seperti yang dikatakan seseorang “Manusia tidak akan pernah selesai”. Manusia sejauh yang saya lihat benar-benar dinamis. Manusia sejauh yang saya dengar benar-benar beragam. Manusia sejauh yang saya pikirkan benar-benar luar biasa. Faktanya semua yang saya sebutkan tentang manusia ini adalah hal yang biasa, benar-benar biasa. Kerumitan yang disederhanakan dalam kebiasaan, sehingga nilainya tidak selalu nampak jelas.

Ah cukup, begitulah manusia. Saya sendiri terjebak di dalam kerumitan ini. Apa sebenarnya yang saya maksud?. Saya mengeluh, dengan manusia tentunya. Mengeluh begitu banyaknya hal yang tidak bisa saya mengerti soal manusia. Terlebih tidak ada lagi yang bisa saya lakukan selain bersikap apa adanya. Maaf kalau anda tidak mengerti. Sudahlah, lihat saja dialog ini

Saya : Besok, saya mau ke pasar, cari buku, ikut?

Fulan: Nggak ah, mungkin gak ada besok buat saya?

Saya : Lagi banyak buku baru, lihat-lihat saja dulu

Fulan :(tersenyum sinis) …….tidak tertarik, percuma saja sebaiknya kamu tutup saja semua buku-bukumu dan berikan waktu untuk dirimu.

Saya : Selalu ada waktu buat saya

Fulan : Kamu bisa saja mati hari ini kan, nah berikan waktu untuk dirimu. Untuk menyadari kalau waktumu tinggal sedikit lagi. Manusia sering terjerat dalam kehidupannya, begitu sibuk dengan sekelilingnya hingga membuat dia tidak punya waktu untuk bersusah-susah merasa kalau waktunya tinggal sedikit. Seperti kamu ini?

Saya : Ah jangan pesimis begitu, mungkin juga saya mati besok, bukan hari ini (tertawa yang dipaksakan). Maksud saya mungkin saja waktu kita sebenarnya masih banyak dan bagi saya pribadi saya sudah berusaha untuk menjadi orang baik, terlepas dari kenyataan yang dilihat orang lain.

Fulan : Bukan itu maksud saya, semua memang hanya kemungkinan. Tapi kenapa tidak ada yang mau memilih kemungkinan kalau waktu kita memang tinggal sedikit. Kenapa manusia tidak bisa menyadari bahwa kemungkinan itu bisa benar-benar terjadi dan ya… jika sudah terjadi…… ah begitulah.

Saya : Terserah sih, kalau saya, saya tidak mau menyakiti diri dengan pesimis begitu. Hidup adalah jalani dengan baik sebisanya. Bukan dengan kemurungan dan keputusasaan.

Fulan : saya juga gak bilang harus terus begitu. Yang ingin saya tekankan kita harus punya waktu untuk berpura-pura menyadari kalau waktu kita tinggal sedikit. Itu yang penting dan dilupakan sekarang. Kalau cuma berpikir terus-terusan, gak selesai selesai, semakin lama semakin rumit. Seolah-olah yang ingin dicapai tidak akan pernah tercapai. Seolah-olah yang membuat kita terus bertahan hanya keyakinan bahwa suatu saat mungkin kita dapat mencapainya. Ah kalau terus-terusan begitu Sebaiknya gila saja……………(kemudian melihat saya dengan ekspresi yang membuat saya tertawa)

Kami tertawa bersama-sama

Saya : Jadi, gimana, sudah…..ikut saja ke pasar , sekalian temani saya? ntar ditunjukkin buku yang bagus.

Fulan : Dasar, tapi bayar yang kemarin ya?

Nah begitulah peristiwa biasa saja tapi cukup membuat kepikiran. Entah apa yang membuat si Fulan jadi keren begitu. Yah cukup membuat saya berpikir lebih banyak.

Salam semua

9 Tanggapan

  1. kita harus punya waktu untuk berpura-pura menyadari kalau waktu kita tinggal sedikit.

    Dan bagaimanapun juga tetap ada banyak cara “untuk berpura-pura menyadari kalau waktu kita tinggal sedikit”.
    Apakah “berpura-pura menyadari kalau waktu kita tinggal sedikit” harus dan hanya dilakukan dengan cara yang itu2 saja 😀

  2. uhmmm binun mo comment.. habis dua pendapat itu kadang hinggap didiri kita.. kadang pada saat kita memotivasi orang pendapat satu yang kita pake tapi pada saat kita kena seperti kejadian itu mungkin kita bisa berapologi ria dengan pendapat satunya..
    yah dua-duanya bener dah
    😆

  3. sudah saya bilang, anda itu suatu saat mungkin akan jadi gila
    😆

  4. @Pak De
    memang ada banyak cara Pak De 😀

    @Almascatie
    ya dua-duanya boleh kok
    kan terserah orangnya kan 😛

    @Almirza
    semoga saja tidak 😀

  5. kenapa cuman berpura-pura menyadarinya?

  6. @caplang
    cuma penghalusan bahasa kayaknya 😀

  7. semoga saja iya 😆

  8. @ second
    semoga kita dalam kebaikan, yang doanya jelek semoga dibuka kebaikannya untuk doa yang baik ( wek wek wek wek )

  9. @Mirza
    baru nyadar nih komennya

    @burit
    Amin 😉

Tinggalkan komentar