Kedudukan Shahih Bukhari Di Sisi Sunni Dan Al Kafi Di Sisi Syiah

Kedudukan Shahih Bukhari Di Sisi Sunni dan Al Kafi Di Sisi Syiah

Mereka yang mengkritik Syiah telah membawakan riwayat-riwayat yang ada dalam kitab rujukan Syiah yaitu Al Kafi dalam karya-karya mereka seraya mereka berkata Kitab Al Kafi di sisi Syiah sama seperti Shahih Bukhari di sisi Sunni. Tujuan mereka berkata seperti itu adalah sederhana yaitu untuk mengelabui mereka yang awam yang tidak tahu-menahu tentang Al Kafi. Atau jika memang mereka tidak bertujuan seperti itu berarti Mereka lah yang terkelabui.

Dengan kata-kata seperti itu maka orang-orang yang membaca karya mereka akan percaya bahwa riwayat apa saja dalam Al Kafi adalah shahih atau benar sama seperti hadis dalam Shahih Bukhari yang semuanya didakwa shahih. Mereka yang mengkritik Syiah atau lebih tepatnya menghakimi Syiah itu adalah Dr Abdul Mun’im Al Nimr dalam karyanya(terjemahan Ali Mustafa Yaqub) Syiah, Imam Mahdi dan Duruz Sejarah dan Fakta, Ihsan Illahi Zahir dalam karyanya Baina Al Sunnah Wal Syiah, Mamduh Farhan Al Buhairi dalam karyanya Gen Syiah dan lain-lain.

Tidak diragukan lagi bahwa karya-karya mereka memuat riwayat-riwayat dalam kitab rujukan Syiah sendiri seperti Al Kafi tanpa penjelasan pada para pembacanya apakah riwayat tersebut shahih atau tidak di sisi Ulama Syiah. Karya-karya mereka ini jelas menjadi rujukan oleh orang-orang(termasuk oleh mereka yang menamakan dirinya salafi) untuk mengkafirkan atau menyatakan bahwa Syiah sesat.

Sungguh sangat disayangkan, karena kenyataan yang sebenarnya adalah Al Kafi di sisi Syiah tidak sama kedudukannya dengan Shahih Bukhari di sisi Sunni. Al Kafi memang menjadi rujukan oleh ulama Syiah tetapi tidak ada ulama Syiah yang dapat membuktikan bahwa semua riwayat Al Kafi shahih. Dalam mengambil hadis sebagai rujukan, ulama syiah akan menilai kedudukan hadisnya baru menetapkan fatwa. Hal ini jelas berbeda dengan Shahih Bukhari dimana Bukhari sendiri menyatakan bahwa semua hadisnya adalah shahih, dan sudah menjadi ijma ulama(sunni tentunya) bahwa kitab Shahih Bukhari adalah kitab yang paling shahih setelah Al Quran.

.

.

Kedudukan Shahih Bukhari
Shahih Bukhari adalah kitab hadis Sunni yang ditulis oleh Bukhari yang memuat 7275 hadis. Jumlah ini telah diseleksi sendiri oleh Bukhari dari 600.000 hadis yang diperolehnya dari 90.000 guru. Kitab ini ditulis dalam waktu 16 tahun yang terdiri dari 100 kitab dan 3450 bab. Hasil seleksi Bukhari dalam Shahih Bukhari ini telah Beliau nyatakan sendiri sebagai hadis yang shahih.

Bukhari berkata

“Saya tidak memasukkan ke kitab Jami’ ini kecuali yang shahih dan saya telah meninggalkan hadis-hadis shahih lain karena takut panjang” (Tahdzib Al Kamal 24/442).

Bukhari hidup pada abad ke-3 H, karya Beliau Shahih Bukhari pada awalnya mendapat kritikan oleh Abu Ali Al Ghassani dan Ad Daruquthni, bahkan Ad Daruquthni menulis kitab khusus Al Istidrakat Wa Al Tatabbu’ yang mengkritik 200 hadis shahih yang terdapat dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Tetapi karya Ad Daruquthni ini telah dijawab oleh An Nawawi dan Ibnu Hajar dalam Hady Al Sari Fath Al Bari.

An Nawawi dan Ibnu Shalah yang hidup pada abad ke-7 adalah ulama yang pertama kali memproklamirkan bahwa Shahih Bukhari adalah kitab yang paling otentik sesudah Al Quran. Tidak ada satupun ulama ahli hadis saat itu yang membantah pernyataan ini. Bahkan 2 abad kemudian pernyataan ini justru dilegalisir oleh Ibnu Hajar Al Asqallani dalam kitabnya Hady Al Sari dan sekali lagi tidak ada yang membantah pernyataan ini. Oleh karenanya adalah wajar kalau dinyatakan bahwa ulama-ulama sunni telah sepakat bahwa semua hadis Bukhari adalah shahih. (lihat Imam Bukhari dan Metodologi Kritik Dalam Ilmu Hadis oleh Ali Mustafa Yaqub hal 41-45).

.

.

Kedudukan Al Kafi
Al Kafi adalah kitab hadis Syiah yang ditulis oleh Syaikh Abu Ja’far Al Kulaini pada abad ke 4 H. Kitab ini ditulis selama 20 tahun yang memuat 16.199 hadis. Al Kulaini tidak seperti Al Bukhari yang menseleksi hadis yang ia tulis. Di Al Kafi, Al Kulaini menuliskan riwayat apa saja yang dia dapatkan dari orang yang mengaku mengikuti para Imam Ahlul Bait as. Jadi Al Kulaini hanyalah sebagai pengumpul hadis-hadis dari Ahlul Bait as. Tidak ada sedikitpun pernyataan Al Kulaini bahwa semua hadis yang dia kumpulkan adalah otentik. Oleh karena Itulah ulama-ulama sesudah Beliau telah menseleksi hadis ini dan menentukan kedududkan setiap hadisnya.

Di antara ulama syiah tersebut adalah Allamah Al Hilli yang telah mengelompokkan hadis-hadis Al Kafi menjadi shahih, muwatstsaq, hasan dan dhaif. Pada awalnya usaha ini ditentang oleh sekelompok orang yang disebut kaum Akhbariyah. Kelompok ini yang dipimpin oleh Mulla Amin Astarabadi menentang habis-habisan Allamah Al Hilli karena Mulla Amin beranggapan bahwa setiap hadis dalam Kutub Arba’ah termasuk Al Kafi semuanya otentik. Sayangnya usaha ini tidak memiliki dasar sama sekali. Oleh karena itu banyak ulama-ulama syiah baik sezaman atau setelah Allamah Al Hilli seperti Syaikh At Thusi, Syaikh Mufid, Syaikh Murtadha Al Anshari dan lain-lain lebih sepakat dengan Allamah Al Hilli dan mereka menentang keras pernyataan kelompok Akhbariyah tersebut. (lihat Prinsip-prinsip Ijtihad Antara Sunnah dan Syiah oleh Murtadha Muthahhari hal 23-30).

Dari hadis-hadis dalam Al Kafi, Sayyid Ali Al Milani menyatakan bahwa 5.072 hadis shahih, 144 hasan, 1128 hadis Muwatstsaq(hadis yang diriwayatkan perawi bukan syiah tetapi dipercayai oleh syiah), 302 hadis Qawiy(kuat) dan 9.480 hadis dhaif. (lihat Al Riwayat Li Al Hadits Al Tahrif oleh Sayyid Ali Al Milani dalam Majalah Turuthuna Bil 2 Ramadhan 1407 H hal 257). Jadi dari keterangan ini saja dapat dinyatakan kira-kira lebih dari 50% hadis dalam Al Kafi itu dhaif. Walaupun begitu jumlah hadis yang dapat dijadikan hujjah(yaitu selain hadis yang dhaif) jumlahnya cukup banyak, kira-kira hampir sama dengan jumlah hadis dalam Shahih Bukhari.

Semua keterangan diatas sudah cukup membuktikan perbedaan besar di antara Shahih Bukhari dan Al Kafi. Suatu Hadis jika terdapat dalam Shahih Bukhari maka itu sudah cukup untuk membuktikan keshahihannya. Sedangkan suatu hadis jika terdapat dalam Al Kafi maka tidak bisa langsung dikatakan shahih, hadis itu harus diteliti sanad dan matannya berdasarkan kitab Rijal Syiah atau merujuk kepada Ulama Syiah tentang kedudukan hadis tersebut.

.

.

Peringatan
Oleh karena cukup banyaknya hadis yang dhaif dalam Al Kafi maka seyogyanya orang harus berhati-hati dalam membaca buku-buku yang menyudutkan syiah dengan menggunakan riwayat-riwayat Hadis Syiah seperti dalam Al Kafi. Dalam hal ini bersikap skeptis adalah perlu sampai diketahui dengan pasti kedudukan hadisnya baik dengan menganalisis sendiri berdasarkan Kitab Rijal Syiah atau merujuk langsung ke Ulama Syiah.

Dan Anda bisa lihat di antara buku-buku yang menyudutkan syiah dengan memuat riwayat syiah sendiri seperti dari Al Kafi tidak ada satupun penulisnya yang bersusah payah untuk menganalisis sanad riwayat tersebut atau menunjukkan bukti bahwa riwayat itu dishahihkan oleh ulama syiah. Satu-satunya yang mereka jadikan dalil adalah Fallacy bahwa Al Kafi itu di sisi Syiah sama seperti Shahih Bukhari di Sisi Sunni. Padahal sebenarnya tidak demikian, sungguh dengan fallacy seperti itu mereka telah menyatakan bahwa Syiah itu kafir dan sesat. Sungguh Sayang sekali.

Peringatan ini jelas ditujukan kepada mereka yang akan membaca buku-buku tersebut agar tidak langsung percaya begitu saja. Pikirkan dan analisis riwayat tersebut dengan Kitab Rijal Syiah(Rijal An Najasy atau Rijal Al Thusi). Atau jika terlalu sulit dengarkan pendapat Ulama Syiah perihal riwayat tersebut. Karena pada dasarnya mereka Ulama Syiah lebih mengetahui hadis Syiah ketimbang para penulis buku-buku tersebut. Salam damai.

351 Tanggapan

  1. informasi yg sangat berguna untuk menyeimbangkan wacana sayah sendiri *eit tapi sayah bukan penganut dua2nya lho.. hehehhe*

    eh referensinya lengkap banget oi.. mantap2…
    makasih mas….
    🙂

  2. @ almas
    bukan dua-duanya, just Islam ya
    terimakasih 😀

  3. Bharma, kata guru Ma al-Kafi itu kurang lebih cuma 60% hadistnya yang shahih, tapi Ma ga tau angkanya dari mana sih,,

  4. @ Ayuk
    terimakasih infonya

  5. Jadi apa dong kitab hadis shahih bagi syi’ah ? Tolong sebutkan urutannya?
    Setahuku Al-Kafi adalah yang pertama, terus kedua adalah Man la yahduruh al-Faqih karya Syaikh As-Saduq..
    Coba lihat di situs-situs syi’ah sendiri!
    Dalam buku “40 Hadis Imam Khomeini”, hadis2nya berasal dari Al-Kafi. Imam Khomeini membahas hadis2 dari Al-Kafi karena kitab Al-Kafi adalah rujukan utama hadis syi’ah.

  6. Memang banyak Ulama Syi’ah yang mengatakan bahwa Hadis Al-Kafi banyak dhoif. Hal ini karena mereka sudah kritis thd rujukan utama mereka sendiri.

  7. Kenapa harus memakai kata “Kitab hadis shahih”, kitab hadis saja sudah cukup, penentuan shahih tidaknya itu tugas ulama syiah.Tidak perlu dipaksakan harus sama dengan Shahih Bukhari dan Muslim. saya ingin tanya apa Musnad Ahmad, Musnad Al Bazzar,dan Sunan Daruquthni adalah kitab hadis sunni yang semuanya shahih? jawaban saya tidak, dan banyak ulama yang tetap memakai hadis kitab tersebut setelah meneliti sanadnya.tidak masalah kan
    lihat saja buku “40 hadis Imam Khomeini” sebelum membahas matan hadisny beliau membahas sanadnya terlebih dahulu.

    Memang banyak Ulama Syi’ah yang mengatakan bahwa Hadis Al-Kafi banyak dhoif. Hal ini karena mereka sudah kritis thd rujukan utama mereka sendiri.

    maaf saya rasa dari dulu ulama syiah tidak ada yang mengklaim bahwa semua hadis Al Kafi shahih, itu hanya ucapan kaum akhbariyah saja.

  8. Saya pernah baca ttg Shahih Bukhori dan Shahih Muslim, sepakat ulama ahlussunnah bahwa keduanya makbul hadits-nya (bisa digunakan) tapi tdk dikatakan semuanya shahih.
    Mas harus membedakan antara musnad dan shahih, dari namanya sdh jelas beda. Jadi si pengarang memaksudkan apa yg ditulisnya adl Shahih menurut dia (pengarang) ada kok pembahasan ilmiah ttg Shahih Bukhori dan Shahih Muslim, mana2 yg statusnya hasan (di bawah shahih) atau bahkan dloif. Tapi perlu diingat bahwa hadits dloif tdk selamanya ditinggal, jika hadits dloif didukung oleh hadits2 yg lain yg statusnya lebih baik maka statusnya bisa naik mjd hasan li ghoirihi. Oleh krn itu sepakat Ulama Ahlussunnah mengkategorikan hadits2 dlm Shahih Bukhori itu makbul. Ada juga kok karangan Imam Bukhori selain Shahih, semisal Adabul Mufrad dan isinya tdk semuanya shahih. Oleh krn itu setelahnya ada ulama yg menyusun shahih adabul mufrad dan dloif adabul mufrad. Wallahu a’lam

  9. @ Rakhman
    Maaf mas saya rasa anda keliru, ulama ahlussunah sepakat kalau semua hadis Shahih Bukhari dan Shahih Muslim itu semuanya shahih, itu pendapat Bukhari dan Muslim sendiri, Ibnu Shalah, Imam Nawawi, dan Ibnu Hajar. Tidak ada ulama ahlussunah yang membantah hal itu pada masa mereka.
    Musnad dan Shahih, maaf apa hubungannya dengan Musnad,tidak ada yang berkata kitab Shahih Bukhari dan Muslim itu Musnad
    saya rasa andalah yang tidak tahu apa itu musnad, musnad itu kitab hadis yang dikelompokkan berdasarkan nama sahabat, Shahih Bukhari dan Shahih Muslim jelas tidak dikelompokkan seperti itu.kitab yang seperti itu contohnya Musnad Ahmad, Musnad Abu Ya’la dan Musnad Al Bazzar. Atau yang anda maksud musnad itu bersambung sanad suatu hadis, entahlah apa maksud anda.
    pembahasan ilmiah tentu saja ada, pengertian makbul itulah yang dinyatakan oleh ulama sebagai shahih. Saya ingin tanya kepada anda kenapa tidak ada kitab Dhaif Bukhari Muslim?.tentu saja saya tahu beberapa ulama yang mengkritik beberapa hadis Bukhari dan Muslim seperti Syaikh Al Albani, tetapi oleh hal ini beliau juga mendapat banyak kritikan dari As Saqqaf dan syaih Abdullah bin Shiddiq al Ghumari.
    Yang saya paparkan itu bukan pendapat saya, tetapi penukilan dan sudah saya cantumkan referensinya
    saya sendiri melihat beberapa hadis Bukhari dan Muslim terdapat keraguan pada sanad dan matannya.

  10. Oh gitu ya mas, tapi saya pernah baca sendiri ttg kesepakatan ulama ahlussunnah akan status Shohih Bukhori-Muslim adl makbul. Beda mas makbul sama shahih. Klo hadits makbul didlmnya ada shahih li dzatihi (shahih jika berdiri sendiri) shahih li ghoirihi (Shahih krn didukung hadits yg lain), hasan li dzatihi, hasan li ghoirihi. Nah klo yg ditolak itu yg dloif, yg palsu. Beda kan…! Maksud saya membedakan musnad dg shahih adl si pengarang mmg memaksudkan demikian (maaf klo anda ga mudeng dg tulisan saya).
    Lah anda juga tahu Sy.AlBani, kan beliau ulama ahlussunnah juga kan, berarti gugur dong dakwaan anda….? he he he

    Kritikan (atau tepatnya makian) thd Shahih Bukhori mmg gencar dilakukan oleh orang2 syiah spt dilihat di-blog: http://shahihbukhari.wordpress.com/
    Apa mas orang Syiah juga?

  11. Bharma, kata guru Ma al-Kafi itu kurang lebih cuma 60% hadistnya yang shahih, tapi Ma ga tau angkanya dari mana sih,,

    68% kali… 😆

  12. @ rakhman
    walah masih aja nih, iya deh kata Mas makbul dan shahih beda
    coba lihat apa yang dikatakan Ibnu Shalah, Imam Nawawi dan Ibnu Hajar mereka berkata ijma ulama menyatakan keduanya shahih, bukan makbul seperti yang anda bilang.
    Ya saya tahu Syaikh Al Albani, wah Mas kalau saya katakan ijma sepakat berdasarkan perkataan Ibnu Shalah, Imam Nawawi dan Ibnu Hajar kemudian syaikh Al Albani tidak sependapat apakah lantas gugur ijma’nya .Wah hebat betul Syaikh al Albani. Sepertinya anda juga tidak menyimak kata2 saya kalau Syaikh Al Albani malah dikritik oleh As Saqqaf dan Syaikh Abdullah bin Shiddiq Al Ghumari karena hal ini.
    Dakwaan saya itu ada dasarnya bukan sekedar pendapat saya.

    Maksud saya membedakan musnad dg shahih adl si pengarang mmg memaksudkan demikian

    apa sih maksud anda ini apa Bukhari dan Muslim memaksudkan kitab mereka itu musnad, mereka bilang Shahih Mas bukan Musnad.
    Gak ada gunanya nanya saya Syiah apa bukan? maaf itu kan bukan urusan anda.

  13. @ Difo
    68% tanggung amat angkanya Mas

  14. Setidaknya ulama Syi’ah bersikap jujur dan sportif dengan mengakui bahwa dalam AlKafi terdapat hadis2 yang dhoif. Bandingkan dengan ulama Sunni yang mengklaim hadis2 yang dihimpun Bukhori dan Muslim sebagai sahih.

    Yang pertama masih terbuka untuk koreksi dan yang kedua sudah menganggap final, sekalipun masih memuat hadis2 yang dhaif.

  15. T Mulya, di/pada November 15th, 2007 pada 3:38 pm Said:

    Setidaknya ulama Syi’ah bersikap jujur dan sportif dengan mengakui bahwa dalam AlKafi terdapat hadis2 yang dhoif. Bandingkan dengan ulama Sunni yang mengklaim hadis2 yang dihimpun Bukhori dan Muslim sebagai sahih.

    Yang pertama masih terbuka untuk koreksi dan yang kedua sudah menganggap final, sekalipun masih memuat hadis2 yang dhaif

    jawab :
    trus apa lebih mulia orang yang mengaku pencuri, dari pada orang yang tidak mencuri sama sekali ( hi hi hi lucu juga nih orang )

    wah wah belajar hadist semua ini, apa udah hapalan blom ribuna hadist beserta makna, dll. trus apa mengenal dengan dekat figur yang ditulisnya, janga janga hanya nukil, comot, ambil trus berfatwah ini halo, ini halom, ini halom, trus yang ditulis itu betul ta , ” setidaknya ulamai syiah jujur dan sportif dam al kahfi, tidak seperti ulama’ sunni yang mengklaim ………………

    wah ini orang seru juga, wong kutubnya berbada disuruh menyamakan, ya gak bisa, masak bisa saya akan memaksa anda untuk memakai dalil yang dibawa oleh imam sunni, atau sebaliknya, waka ka ka ka ka ( maaf mas secon ) aku gak pinter hadist tapi geli mendengar ini semua. wes gini aja klo ada imam ( yang kalian yakini kebenaran masing masing ) mempunya dasar bahwa mempunya argumen, atau pendapat bahwa Nabi SAW, perlu dikritisi, dll yang isinya mendiskriditkan beliau ( conto mengaku Nabi, dalil nabi hanya berkalu di jamannya buat hadis paslu, banyak doifnya, dikatakan denga jujur seperti tulisan diatas) itu baru orang yang kebablasan, gak perduli siapa . WONG ALLAH BESERTA MALAIKAT SAJA BERSHOLAWAT KEPADA BELIAU.
    sudah gak perlu pusing, yang syiah biar tetap dalam syiahnya ( nanti pada akhirnya kan akan terlihat ) yang sunni biar sunni ( wong nati juga akan terlihat ). trus apa lebih mulia orang yang mengaku pencuri, dari pada orang yang tidak mencuri sama sekali camka dong
    MAAF MAS SECOND

  16. @ aditya
    memangnya siapa yang peduli orang mau jadi Syiah atau sunni
    Inti tulisan secondprince ini membantah anggapan orang yang sok tahu soal kitab hadis Syiah seperti buku-buku Salafi itu
    Terus teriak-teriak memfitnah Syiah dan berlagak berhujjah dengan hadis Syiah
    Makanya tulisan itu dipahami dulu yang benar
    saudara secondprince ini bukan Syiah karena saya langsung tanya sendiri sama dia(lewat email)
    jadi anlisisnya tidak terjait dengan kecenderungan kemahzaban syiah atau sunni
    murni objektif tidak seperti salafi-salafi itu

  17. @ almirza
    kalem bang , gak akan kok jadi berantakan klo sambil ngotot, tambah konyol deh kamu wek wek wke kwe ( janga marah loo )
    sapa yang teriak memfitnah, klo emang benar trus gimana dong, knapa sih alergi dengan kata salafi ( tapi saya bukan golonga yang anda makstu lohh ) salafi itu kan artinya orang yang tedahulu, apa trus kamu mo ngerumusin agama ini pake akal kamu sendiri tanpa merujuk orang yang terdahulu

    hi hi hi hi lucu juga nih orang

  18. @second.
    saya pernah ikut pengajian hadits Ibn Majah, mungkin ini yang selevel dengan al-Kafi kali ya…….didalamnya banyak hadits dhoif, maudhu’, bahkan hadits mursal.
    Semua kami pelajari untuk saling memperjelas terhadap sebuah hukum, dan guru kami juga selalu menjelaskan mana hadits yang bisa dipakai mana yang tidak…

    Ngomong-2 kalo ingin belajar hadits syiah secara “syah” (berhadap-hadapan murid dan guru
    yang memiliki sanad) di pondok mana ya??

  19. @T Mulya
    Hmmbegitu ya

    @aditya
    ah tapi saya juga kurang mengerti lho apa yang harus dicamkan 😀

    @almirza
    wah dibilang ya 😛

    @bara
    memang gak hanya pakai akal
    tapi akal memang harus dipakai

    @Sunni sejati

    Ngomong-2 kalo ingin belajar hadits syiah secara “syah” (berhadap-hadapan murid dan guru
    yang memiliki sanad) di pondok mana ya??

    Wah maaf Mas, saya gak tahu kalau soal ini
    Hmm mungkin ada baiknya Mas tanya sama saudara kita yang Syiah
    Biar jelas gitu 😀
    Salam

  20. @ Difo
    Emangnya Friendster?? 😆

    @ Faisal
    Makanya emang semua harus dipelajari lagi kan? lagian kayanya orang Syi’ah juga ngambil referensi hadist dari perawi yang dipercayai Sunni juga kan? selama Shahih dan udah dipelajari dulu,,
    *lagi lagi based on omongan usmif,,*

  21. @Ayuk
    Lama amat nih komennya 😀

  22. @ SECOND
    MAKSUTNYA ITU, JANGAN PAKE AKAL KITA YANG MASIH SERING DI GUNAKAN UNTUK PIKTOR ………. HI HI HI HI

  23. Antum sudah pernah baca kitab Al-Kafi belum?
    atau kitab Kasyful-Asror karangan Khumaini?
    kalau antum sudah baca maka cukup jelas kesesatan Syiah. pada halaman 289 edisi tahun 1287H,Irandinyatakan,
    “Beberapa ulama kita meriwayatkan dari Sahl bin Ziyad, dari Muhammad bin Sulaiman, dari sebagian sahabatnya, dari Abu Hasan ‘alaihis salaam -maksudnya Abu Hasan kedua, yaitu Ali bin Musa Ar Ridha, wafat pada thn 206- ia menuturkan: “Dan aku berkata kepadanya: Semoga aku menjadi penebusmu, kita mendengar ayat-ayat Al Quran yang tidak ada pada Al Quran kita sebagaimana yang kita dengar, dan kita tidak dapat membacanya sebagaimana yang kami dengar dari anda, maka apakah kami berdosa? Maka beliau menjawab: Tidak, bacalah sebagaimana yang pernah kalian pelajari, karena suatu saat nanti akan datang orang yang mengajari kalian.”

    Di sini sangat jelas dikatakan ada al-quran sunni dan al-quran kalian (Syiah). apakah agama kita juga beda karena kitab suci kita beda.

    dalam dunia fakta kaum sunni pun sangat ingin bersatu dengan kalian (Syiah) akan tetapi kalian yang menjauh. ini terbukti dengan dibangunnya/dibuatnya lembaga-lembaga/ yayasan untuk mendekatkan sunni dan syiah di negeri-negeri sunni yang tidak ada di negeri syiah seperti iran.
    jangakan membangun lembaga pendekatan kaum sunni pun ditindas di negeri kalian, seperti yang terjadi di iran
    untuk melaksanakan shalat jumat saja kaum sunni sampai harus shalat di kedutaan Saudi karena tidak adanya masjid sunni di teheran.
    belum lagi pembantaian kaum sunni di iran dan sebagian wilayah iraq.
    dan masih banyak fakta sejarah yang menyebabkan tumpahnya darah kaum sunni dikarenakan kerjasama Syiah dan orang kafir.
    Alhamdulillah sekarang saya sedang meneliti kitab al-kafi terkhusus pada kitabul-hujjah, sebagai skripsi saya. mudah-mudahan Allah memudahkan penyelesaiannya.

    pesan ana, kalau antum benar-benar mencari kebenaran. maka bacalah kitab al-kafi. karena tidak ada penghalang bagi seseorang yang mempunyai fitrah yang lurus untuk menolak buku ini.

    catatan, kami salafiyun membantah dengan menyertakan perkataan-perkataan ulama syiah langsung dari kitab-kitab mereka atau dari ceramah-ceramah mereka dan kami cocokkan dengan al-quran dan as-sunnah. dan kami sangat menghindari hianat dalam menukil dan kami tidak bertaqiyah.

    karena prinsip kami ahlussunnah ditegakkan dengan keadilan dan ilmu sedangkan ahlul-bi`ah atas dasar kebodohan dan hawa nafsu.

  24. @Salafyun
    Maaf Mas sendiri pernah tidak membaca kitab Al Kafi?
    Kemudian riwayat yang Mas bawa itu apakah shahih atau tidak
    Siapa Ulama Syiah yang menyatakan riwayat itu shahih
    Kebanyakan pengikut Salafy cuma baca buku-buku Syaikh mereka yang membantah Syiah, yang maaf menurut orang Syiah sendiri penuh dengan distorsi
    Pengikut Salafy tidak pernah membaca sendiri kitab yang dimaksud

    catatan, kami salafiyun membantah dengan menyertakan perkataan-perkataan ulama syiah langsung dari kitab-kitab mereka atau dari ceramah-ceramah mereka dan kami cocokkan dengan al-quran dan as-sunnah. dan kami sangat menghindari hianat dalam menukil dan kami tidak bertaqiyah.

    karena prinsip kami ahlussunnah ditegakkan dengan keadilan dan ilmu sedangkan ahlul-bi`ah atas dasar kebodohan dan hawa nafsu.

    Coba buktikan Mas, masalahnya saya pernah juga membaca karya Ulama Syiah yang membantah semua fitnah Salafyun terhadap penukilan kitab mereka

    Contoh sederhana tidak kritisnya Salafyun adalah anda sendiri yang berkata

    Di sini sangat jelas dikatakan ada al-quran sunni dan al-quran kalian (Syiah). apakah agama kita juga beda karena kitab suci kita beda.

    dalam dunia fakta kaum sunni pun sangat ingin bersatu dengan kalian (Syiah) akan tetapi kalian yang menjauh. ini terbukti dengan dibangunnya/dibuatnya lembaga-lembaga/ yayasan untuk mendekatkan sunni dan syiah di negeri-negeri sunni yang tidak ada di negeri syiah seperti iran.

    Apa maksudnya memakai kata kalian?Jika komen anda ditujukan ke saya, maka saya tangkap anda pun menuduh saya Syiah
    Tidak tahu apa-apa tapi maaf mudahnya menuduh orang lain
    Begitulah Salafy

    Kalau soal pendekatan Sunni Syiah banyak sekali Ulama dari kedua belah pihak yang telah membahas dan memperhatikan masalah ini
    Tapi sayangnya kaum Salafyun dengan berbagai alasan menentang hal ini
    Jadi ya Salafyun itu yang menjauh Mas

    karena prinsip kami ahlussunnah ditegakkan dengan keadilan dan ilmu sedangkan ahlul-bi`ah atas dasar kebodohan dan hawa nafsu.

    Orang yang sembarangan berbicara atas dasar hawa nafsu dan fanatisme golongan semata, seenaknya mengafirkan dan membid’ahkan orang lain dan tidak mau berdiskusi baik-baik itu lebih layak disebut Ahlul Bid’ah

  25. @Salafyun
    Maaf Mas sendiri pernah tidak membaca kitab Al Kafi?
    Kemudian riwayat yang Mas bawa itu apakah shahih atau tidak
    Siapa Ulama Syiah yang menyatakan riwayat itu shahih
    Kebanyakan pengikut Salafy cuma baca buku-buku Syaikh mereka yang membantah Syiah, yang maaf menurut orang Syiah sendiri penuh dengan distorsi
    Pengikut Salafy tidak pernah membaca sendiri kitab yang dimaksud

    catatan, kami salafiyun membantah dengan menyertakan perkataan-perkataan ulama syiah langsung dari kitab-kitab mereka atau dari ceramah-ceramah mereka dan kami cocokkan dengan al-quran dan as-sunnah. dan kami sangat menghindari hianat dalam menukil dan kami tidak bertaqiyah.

    Coba buktikan Mas, masalahnya saya pernah juga membaca karya Ulama Syiah yang membantah semua fitnah Salafyun terhadap penukilan kitab mereka

    Contoh sederhana tidak kritisnya Salafyun adalah anda sendiri yang berkata

    Di sini sangat jelas dikatakan ada al-quran sunni dan al-quran kalian (Syiah). apakah agama kita juga beda karena kitab suci kita beda.

    dalam dunia fakta kaum sunni pun sangat ingin bersatu dengan kalian (Syiah) akan tetapi kalian yang menjauh. ini terbukti dengan dibangunnya/dibuatnya lembaga-lembaga/ yayasan untuk mendekatkan sunni dan syiah di negeri-negeri sunni yang tidak ada di negeri syiah seperti iran.

    Apa maksudnya memakai kata kalian?Jika komen anda ditujukan ke saya, maka saya tangkap anda pun menuduh saya Syiah
    Tidak tahu apa-apa tapi maaf mudahnya menuduh orang lain
    Begitulah Salafy

    Kalau soal pendekatan Sunni Syiah banyak sekali Ulama dari kedua belah pihak yang telah membahas dan memperhatikan masalah ini
    Tapi sayangnya kaum Salafyun dengan berbagai alasan menentang hal ini
    Jadi ya Salafyun itu yang menjauh Mas

    karena prinsip kami ahlussunnah ditegakkan dengan keadilan dan ilmu sedangkan ahlul-bi`ah atas dasar kebodohan dan hawa nafsu.

    Orang yang sembarangan berbicara atas dasar hawa nafsu dan fanatisme golongan semata, seenaknya mengafirkan dan membid’ahkan orang lain dan tidak mau berdiskusi baik-baik itu lebih layak disebut Ahlul Bid’ah

  26. @ second
    ya udah yang pentinga kamu bukan syiah kan

  27. @salafyun

    “Di sini sangat jelas dikatakan ada al-quran sunni dan al-quran kalian (Syiah). apakah agama kita juga beda karena kitab suci kita beda.”

    Gue baru belajar Islam, dan gue belajar dua2nya, karena keinginantahuan gue tentang kedua2nya, Al Qur’an yang dipake nggak beda koq… persis sama, nggak ada sedikitpun bedanya.

    lo koq bisa bilang beda sih, emangnya syiah bukan Islam ya..?
    Waktu gue baru hijrah, gue dikasih tau bahwa ada dua aliran yang besar dalam Islam, yaitu Sunni dan Syiah, kalo syiah bukan Islam koq bisa dibilang aliran dalam Islam?
    Setelah dalam pencarian kebenaran, gue cuma liat kalo Syiah itu dari Rasulullah saw, lalu turun ke keluarganya sampai ke Mahdi, nah kalo Sunni dari Rasulullah saw, lalu mengikuti sahabat2nya.

    Toh sebenernya semuanya syiah (mengikuti), hanya saja yang diikuti beda2, jadi kalo yang mengikuti keluarga = syiah Ali ra, yang ngikut sahabat = syiah….. tergantung mau ikut siapa, ibn taimiya, muh.abd.wahab, ato hambali, syafi’i, maliki, hanafi) nah… jadilah Islam yang sekarang, buanyak banget alirannya… bukan 73 lagi, tapi 2016 kali ya…

    Sekarang nggak usah kafirin pemahaman orang lain, itu adalah Hak Mutlaknya Allah SWT, kita masing2 diri intropeksi aja… apakah kita sudah menjadi syiahnya Rasulullah saw??????

    lo tuh udah ke Iran belum? apa iya orang2 sunni nggak boleh berorganisasai? Masa sih..? yang bener? Lah wong presidentnya aja orang yang sangat tawadu’ dan merakyat, dan di Iran kan juga ada gereja kan? yang non Islam aja bisa, masa sih..?

    Pencari Kebenaran

  28. @bersatu
    yang penting saya sudah menanggapi

    @teeway
    Wah anda juga rupanya sama tidak normalnya seperti saya :mrgreen:

    Pencari Kebenaran

  29. Riwayat Hadits Nabi SAW dari Kitab Sunni dan syi’ah

    Pembaca pasti penasaran ingin tahu jumlah riwayat Nabi SAW dari kitab hadits utama Sunni dan Syi’ah, lietaratur mana yang lebih banyak memuat riwayat hadits dari Nabi SAW? Sunni atau Syi’ah? silahkan lihat selengkapnya…

    Komparasi jumlah riwayat ahlulbait dari kitab hadits Ahlsunnah dan Syiah.

    Sebelumnya ada baiknya kita membandingkan validitas kitab hadits Ahlussunnah dan Syi’ah menurut masing-masing kelompok, sekali lagi, menurut masing-masing kelompok, yaitu tingkat validitas kitab hadits Ahlussunnah menurut kacamata Ahlussunnah sendiri, begitu juga kitab hadits syi’ah menurut kacamata syi’ah sendiri. Ada empat kitab yang menjadi literatur utama hadits syi’ah, yaitu Al Kafi, Man La Yahdhuruhul Faqih, At Tahdzib dan Al Istibshar.

    Sayyid Husein Bahrul Ulum –salah seorang ulama syi’ah- mengatakan: ijtihad dalam mazhab syi’ah bersumber dari empat kitab : Al Kafi, Man La Yahdhuruhul Faqih, At Tahdzib dan Al Istibshar, keempat kitab ini adalah kitab induk yang dijadikan pegangan sebagaimana enam kitab shahih bagi orang awam. Muqaddimah Talkhis Asy Syafi, -karya Syaikh Tha’ifah At Thusi- Husein Bahrul Ulum, hal 29.

    Yang dimaksud dengan orang awam di sini adalah Ahlussunnah, ulama syi’ah terbiasa menganggap ahlussunnah sebagai kalangan awam. Sebagai catatan saja, Ahlussunnah hanya mengakui keshahihan hadits dua kitab saja, yaitu shahih Bukhari dan Shahih Muslim, sementara empat kitab lainnya tidak dianggap seluruh isinya Shahih, jadi nampak Husein Bahrul Ulum tidak begitu mengenal mazhab Ahlussunnah, jadi bisa kita maklumi.

    Sementara ada sembilan kitab hadits yang dijadikan sumber bagi ajaran Ahlussunnah ; yaitu Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Nasa’I, Sunan Tirmidzi, Sunan Abu Dawud, Sunan Ibnu Majah, Muwatha’ Malik, Musnad Ahmad dan Sunan Darimi

    Antara Shahih Bukhari Muslim dan Al Kafi

    Shahih Bukhari dan Muslim, seluruh hadits yang ada dalam kitab itu yang tersambung sanadnya adalah shahih, sedangkan Al Kafi, kebanyakan haditsnya adalah dhaif. Menurut pengakuan Fakhruddin At Tharihi ada 9845 hadits yang dhaif dalam kitab Al Kafi, dari jumlah 16119 hadits Al Kafi.

    Sedangkan mayoritas hadits dalam Al Kafi adalah Ahad yang tidak dapat dijadikan pegangan dalam masalah akidah –menurut syi’ah sendiri-.

    Seluruh agama dan sekte yang ada bangga dengan validitas (baca keshahihan) kitab literatur mereka dan mereka, kecuali syi’ah, yang merupakan satu-satunya sekte yang bangga dan gembira karena kitab literatur mereka yang tershahih (baca terbaik) tidak seluruh hadits yang ada di dalamnya adalah shahih, bahkan lebih banyak yang dhaif daripada yang shahih. Ini terbukti, coba anda tanya ke penganut syi’ah di sekitar anda, pasti dia berbangga dan senang bahwa kitab literatur terbaik syi’ah yaitu al kafi memuat banyak hadits dhaif, saya sarankan anda balik bertanya: jika kitab yang tershahih (baca tervalid) banyak dhaifnya, apalagi kitab yang dhaif, pasti lebih parah lagi.

    Komparasi jumlah riwayat dari ahlulbait dalam kitab hadits ahlussunnah dan syi’ah

    Jumlah riwayat yang ada dalam empat kitab syi’ah di atas adalah 44 ribu riwayat lebih sedikit, tetapi riwayat yang berasal dari Nabi SAW hanya ada 644, atau hanya sekitar 1.5 % saja. Itu saja banyak yang sanadnya terputus dan tidak shahih.

    Tetapi anda akan menemukan puluhan ribu riwayat bersambung dari Nabi SAW dalam kitab ahlussunnah.

    Yang lebih mengherankan, dalam kitab Al Kafi yang haditsnya berjumlah 16199, hanya ada 92 riwayat dari Nabi SAW, sementara riwayat dari Ja’far As Shadiq berjumlah 9219.

    Fakta di atas menimbulkan pertanyaan di benak kita semua:

    Apakah fungsi kenabian telah berakhir setelah wafatnya Nabi SAW ?
    Syi’ah mengaku berpegang pada ahlulbait, tapi meninggalkan riwayat dari Nabi SAW sendiri.
    Syi’ah mencela Umar yang melarang menulis hadits tapi syi’ah sendiri hanya menulis sedikit saja hadits Nabi SAW

    Sementara riwayat dari Ali bin Abi Thalib dalam empat kitab syi’ah di atas hanya berjumlah 690 riwayat, kebanyakan terputus sanadnya dan tidak shahih, sepertinya fungsi pintu ilmu sudah diambil alih oleh orang lain, padahal yang ditunjuk oleh Nabi SAW untuk menjadi pintu ilmu hanyalah Ali. Apakah Ali yang tidak melaksanakan amanat Nabi SAW atau bagaimana? Tidak ada fakta yang jelas. Tetapi tidak mungkin Ali meninggalkan amanat Nabi SAW.

    Tetapi dalam sembilan kitab hadits Ahlussunnah kita temukan 1583 riwayat dari Ali bin Abi Thalib, lebih banyak dari riwayat Abubakar yang hanya ada 210 riwayat dalam kitab hadits Ahlussunnah, lebih banyak dari Umar yang hanya ada 977 riwayat, dan lebih banyak dari Usman yang hanya ada 313 riwayat.

    Sementara riwayat dari Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib yang ada dalam empat literatur utama hadits syi’ah hanya berjumlah 21 riwayat. Sementara sembilan kitab hadits ahlussunnah memuat 35 riwayat dari Hasan bin Ali bin Abi Thalib.

    Empat kitab literatur utama hadits syi’ah tidak memuat riwayat dari Fatimah Az Zahra Alaihassalam, sementara dalam sembilan literatur Ahlussunnah terdapat 11 riwayat dari Fatimah.

    Riwayat Imam Husein yang tercantum dalam empat literatur utama hadits syi’ah hanya berjumlah 7 riwayat saja. Sementara dalam sembilan kitab literatur hadits ahlussunnah memuat 43 riwayat dari Imam Husein.

    Sedangkan jumlah riwayat dari Imam Ali Zainal Abidin, Muhammad Al Baqir dan Ja’far As Shadiq dalam sembilan kitab hadits sunni lebih banyak daripada riwayat Abubakar, Umar dan Usman.

  30. @riady
    Maaf Mas banyak yang berantakan tuh kupipesnya 🙂
    tapi terimakasih udah berkunjung
    kalau saya sempat saya buat tulisan khusus soal ini 🙂
    Salam

  31. Dari Haritsah bin Wahab رضي الله عنه, katanya: “Saya mendengar Rasulultah صلی الله عليه وسلم bersabda:
    “Sukakah engkau semua saya beritahu,siapakah ahli syurga itu? Mereka itu setiap orang yang lemah dan dianggap lemah oleh para manusia, tetapi jikalau ia bersumpah atas Allah, pastilah Allah mengabulkan apa yang disumpahkannya itu.
    Sukakah engkau semua saya beritahu, siapakah ahli neraka itu? Mereka itu ialah setiap orang yang ‘utul – keras, jawwazh – kikir tetapi gemar mengumpulkan harta, lagi pula congkak.” (Muttafaq ‘alaih)
    Al’utul ialah orang yang keras kepala lagi kasar dalam pergaulan.

  32. Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

  33. Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

    Al- Qur’an Surat Al Jatsiah : 23

  34. @riady
    memang bener Mas, nggak baik menuhankan hawa nafsu 🙂
    Salam

  35. menuhankan hawa nafsu gak boleh, tapi menahankan hawa nafsu boleh gak?

  36. Assalamualikum

    Salam warahmatullah

    Salam kenal, referensinya bagus, menambah pengetahuan saya.

    salam

  37. Latar Belakang Munculnya Bid’ah
    Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan
    Tidak diragukan lagi bahwa berpegang teguh dengan Al-Kitab dan As-Sunnah adalah kunci keselamatan dari terjerumusnya kepada bid’ah dan kesesatan ; Allah سبحانه و تعالى berfirman. “Artinya : Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya”. [Al-An’am : 153]. Rasulullah صلی الله عليه وسلم telah menjelaskan hal itu dalam suatu hadits yang diriwayatkan sahabat Ibnu Mas’ud رضي الله عنه, berkata : Rasulullah صلی الله عليه وسلم membuat satu garis untuk kita, lalu bersabda : “Ini adalah jalan Allah”, kemudian beliau membuat garis-garis di sebelah kanannya dan disebelah kirinya, lalu bersabda : “Dan ini adalah beberapa jalan di atas setiap jalan tersebut ada syetan yang senantiasa mengajak (manusia) kepada jalan tersebut”. Maka barangsiapa yang berpaling dari Al-Kitab dan As-Sunnah ; pasti akan selalu terbentur oleh jalan-jalan yang sesat dan bid’ah. Jadi latar belakang yang menyebabkan kepada munculnya bid’ah-bid’ah, secara ringkas adalah sebagai berikut : bodoh terhadap hukum-hukum Ad-Dien, mengikuti hawa nafsu, ashabiyah terhadap berbagai pendapat dan orang-orang tertentu, menyerupai dan taqlid terhadap orang-orang kafir. Perinciannya sebagai berikut. [1]. Bodoh Terhadap Hukum-Hukum Ad-Dien Semakin panjang zaman dan manusia berjalan menjauhi atsar-atsar risalah Islam : semakin sedikitlah ilmu dan tersebarlah kebodohan, sebagaimana hal itu dikabarkan oleh Rasulullah صلی الله عليه وسلم dalam sabdanya : “Artinya : Barangsiapa dari kamu sekalian yang masih hidup setelahku, pasti akan melihat banyak perselisihan”. [Hadits Riwayat Abdu Daud, At-Tirmidzi, beliau berkata hadits ini hasan shahih]. Dan dalam sabdanya صلی الله عليه وسلم juga : “Artinya : Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mengambil (mencabut) ilmu dengan mencabutnya dari semua hamba-Nya akan tetapi mengambilnya dengan mewafatkan para ulama, sehingga jika tidak ada (tersisa) seorang ulamapun, maka manusia mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh, mereka ditanya (permasalahan) lalu berfatwa tanpa dibarengi ilmu, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan”. Tidak akan ada yang bisa meluruskan bid’ah kecuali ilmu dan para ulama ; maka apabila ilmu dan para ulama telah hilang terbukalah pintu untuk muncul dan tersebarnya bagi para penganut dan yang melestarikannya. [2]. Mengikuti Hawa Nafsu Barangsiapa yang berpaling dari Al-Kitab dan As-Sunnah pasti dia mengikuti hawa nafsunya, sebagaimana firman Allah : “Artinya : Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun”. [Al-Qashshash : 50]. Dan Allah Ta’ala berfirman. “Artinya : Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilahnya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya. Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesuadh Allah (membiarkannya sesat)”. [Al-Jatsiyah : 23]. Dan bid’ah itu hanyalah merupakan bentuk nyata hawa nafsu yang diikuti. [3]. Ashabiyah Terhadap Pendapat Orang-Orang Tertentu. Ashabiyah terhadap pendapat orang-orang tertentu dapat memisahkan antara  dari mengikuti dalil dan mengatakan yang haq. Allah Ta’ala berfirman. “Artinya : Dan apabila dikatakan kepada mereka : ‘Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah’. Mereka menajwab : ‘(Tidak) tetapi kami hanya mengikuti ap yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami’. ‘(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk”. [Al-Baqarah : 170]. Inilah keadaan orang-orang ashabiyah pada saat ini dari sebagian pengikut-pengikut madzhab, aliran tasawuf serta penyembah-penyembah kubur. Apabila mereka diajak untuk mengikuti Al-Kitab dan As-Sunnah serta membuang jauh apa-apa yang menyelisihi keduanya (Al-Kitab dan As-Sunnah) mereka berhujjah (berdalih) dengan madzhab-madzhab, syaikh-syaikh, bapak-bapak dan nenek moyang mereka. [4]. Menyerupai Orang-Orang Kafir Hal ini merupakan penyebab paling kuat yang dapat menjerumuskan kepada bid’ah, sebagaimana disebutkan dalam hadits Abi Waqid Al-Laitsy berkata. “Kami pernah keluar bersama Rasulullah صلی الله عليه وسلم menuju Hunain dan kami baru saja masuk Islam (pada waktu itu orang-orang musyrik mempunyai sebuah pohon bidara) sebagai tempat peristirahatan dan tempat menyimpan senjata-senjata mereka yang disebut dzatu anwath. Kami melewati tempat tersebut, lalu kami berkata :” Ya Rasulullah buatkanlah untuk kami dzatu anwath sebagaimana mereka memiliki dzatu anwath, lalu Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda : “Allahu Akbar ! Sungguh ini adalah kebiasaan buruk mereka, dan demi yang jiwaku di tangannya, ucapan kalian itu sebagaimana ucapan Bani Israil kepada Musa عليه السلام : “Artinya : Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah ilah (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa ilah (berhala)”. [Al-A’raf : 138] Lalu Musa bersabda : “Sungguh kamu sekalian mengikuti kebiasaan-kebiasaan sebelum kamu”. Di dalam hadits ini disebutkan bahwa menyerupai orang-orang kafir itulah yang menyebabkan Bani Israil dan sebagian para sahabat Nabi صلی الله عليه وسلم menuntut sesuatu yang buruk, yakni agar mereka dibuatkan tuhan-tuhan yang akan mereka sembah dan dimintai berkatnya selain Allah Ta’ala. Hal ini jugalah yang menjadi realita saat ini. Sungguh kebanyakan kaum muslimin telah mengikuti orang-orang kafir dalam amalan-amalan bid’ah dan syirik, seperti merayakan hari-hari kelahiran, mengkhususkan beberapa hari atau beberapa minggu (pekan) untuk amalan-amalan tertentu, upacara keagamaan dan peringatan-peringatan, melukis gambar-gambar dan patung-patung sebagai pengingat, mengadakan perkumpulan hari suka dan duka, bid’ah terhadap jenasah, membuat bangunan di atas kuburan dan lain sebagainya.

  38. Diantara Akidah Syi’ah
    -Pendahuluan-

    Segala puji hanya bagi Allah semata, dan shalawat dan salam semoga senantiasa dianugerahkan atas Rasulullah dan atas keluarga beliau serta sahabat-sahabatnya.
    Amma ba`du :
    Sesunguhnya motivasi yang mendorong untuk menulis makalah ini adalah apa yang terlihat belakangan ini, yakni, semakin gencarnya kegiatan Rafidhah (syi`ah) dalam mendakwahi ajaran mereka setaraf dunia Islam, dan bahaya terhadap agama islam yang dimiliki oleh golongan yang keluar ini, serta kelengahan dari kebanyakkan dari awam kaum muslimin terhadap bahaya mereka, serta apa-apa yang terdapat dalam akidah mereka berupa syirik, celaan terhadap Al Quran, celaan terhadap para sahabat, ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap para imam. Sungguh penyusun telah bertekat untuk menulis makalah ini, dan menjawab apa yang menjadi problem dalam permasalahan ini secara ringkas, mengikuti metode syeikh kita Syeikh Alaamah abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin -semoga Allah menjaganya- dalam kitab beliau (( At Ta`liiqaatu `Ala Matni Lum`atil `Itiqaad )), dan dengan cara menukil dari buku-buku Rafidhah yang terkenal dan tersohor di kalangan mereka, serta dari buku-buku ahli sunnah dari kalangan para imam-imam terdalulu dan belakangan, dimana mereka telah membantah dan menerangkan kerusakan akidah mereka yang berdiri atas kesyirikan, ghuluw (sikap berlebih-lebihan), kedustaan, caci maki, celaan, tikaman, dll.
    Sesungguhnya penyusun telah berusaha dalam makalah yang singkat dan kurang berharga ini, untuk membuktikan kesalahan mereka dari buku-buku mereka dan karangan-karangan yang terpercaya di kalangan mereka, sebagaimana perkataan Syeikh Ibrahim bin Sulaiman Al Jabhan -semoga Allah menjaganya- : Dari mulutmu aku menghukummu wahai pemeluk syi`ah.
    Akhirnya, penyusun memohon kepada Allah `Ajja wa Jalla semoga makalah ini bermanfaat bagi orang-orang yang bisa memandang dengan baik, sebagaimana firman Allah: INNA FII DZAALIKA LADZIKRA LIMAN KAANA LAHUU QALBUN AW ALQAA-SSAM`A WA HUWA SYAHIID
    Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya (Surat : Qoof, ayat : 37). Dan penyusun mengucapkan terima kasih, kepada setiap orang yang ikut menanam saham bersama penyusun dalam menerbitkan buku kecil ini, Wallahu `Alam, semoga Allah senantiasa menganugerahkan shalawat dan salam atas Rasulullah dan atas keluarga beliau serta sahabat-sahabatnya.
    Ditulis oleh :Abdullah bin Muhammad As Salafi.

  39. Diantara Akidah Syi’ah
    -Kapan Munculnya Firqah Rafidhah?-

    Firqah ini tumbuh tatkala muncul seorang Yahudi mendakwakan dirinya sudah masuk Islam, namanya Abdullah bin saba. Mendakwakan kecintaan terhadap ahli bait, dan terlalu memuja-muji Ali, dan mendakwakan, bahwa Ali punya wasiat untuk mendapatkan khalifah, kemudian ia mengangkat Ali sampai ke tingkat Ketuhanan, hal ini diakui oleh buku-buku syi`ah sendiri.
    Al Qummi berkata dalam bukunya Al Maqaalaat wal Firaq3.1 : Ia mengakui keberadaannya, dan menganggabnya orang pertama yang berbicara tentang wajibnya keimaman Ali, dan raj`iyah Ali3.2, dan menampakkan celaan terhadap Abi Bakr, Umar dan Utsman serta seluruh sahabat, seperti yang dikatakan oleh An Nubakhti di bukunya Firaqus Syi`ah3.3. Sebagaimana Al Kissyi mengatakan demikian juga di bukunya yang dikenal dengan Rijaalul Kissyi3.4. Pengakuan adalah tuan argumen (argumen yang akurat), dan mereka-mereka ini semuanya adalah syeikh-syeikh besar Rafidhah.
    Al Baghdadi berkata : Kelompok Sabaiyah adalah pengikut Abdullah bin Saba yang telah berlebih-lebihan (dalam memuji) Ali, dan mendakwakkan, bahwasanya Ali adalah nabi, kemudian bersikap berlebih-lebiahn lagi, sehingga ia mendakwakan bahwasanya Ali adalah Allah.
    Al Baghdadi berkata juga : adalah ia (Abdullah bin Saba) anak orang berkulit hitam, asal usulnya adalah orang Yahudi dari penduduk Hirah (Yaman), lalu mengumumkan keislamannya, dan menginginkan agar ia mempunyai kerinduan dan kedudukan di sisi penduduk negeri Kufah, dan ia juga menyebutkan kepada mereka, bahwasanya ia membaca di Taurat, bahwa sesungguhnya bagi tiap-tiap nabi punya orang yang diwasiatkan, dan sesungguhnya Ali adalah orang yang diwasiatkan Muhammad صلی الله عليه وسلم.
    Dan As Syahrastaani menyebutkan dari ibnu Saba, bahwasanya ia adalah orang yang pertama kali menyebarkan perkataan keimaman Ali secara nas / telah ditetapkan, dan ia menyebutkan juga dari kelompok sabaiyah, bahwa kelompok ini adalah firqah (golongan) yang pertama sekali mengatakan masalah ghaibah3.5 dan akidah raj`iyah, kemudian syiah mewarisinya setelah itu, meskipun mereka itu berbeda, dan pecahan golongan mereka banyak. Perkataan tentang keimaman dan kekhilafan Ali merupakan nas dan wasiat, itu merupakan dari kesalahan-kesalahan Ibnu Saba. Yang akhirnya syi`ah sendiri berpecah menjadi golongan-golongan dan perkataan-perkataan yang banyak sampai puluhan golongan dan perkataan.
    Begitulah syiah membuat bid`ah dalam perkataan tentang keyakinan wasiat, raj`iyah, ghaibah, bahkan perkataan menjadikan imam-imam sebagai tuhan3.6, karena mengikuti Ibnu Saba orang yahudi itu.

    3.1 Kenapa Syi`ah Dinamakan Dengan Rafidhah?
    Penamaan ini disebutkan oleh syeikh mereka Al Majlisi dalam bukunya Al Bihaar dan ia mencantumkan empat hadits dari hadits-hadits mereka3.7.
    Ada yang mengatakan : mereka dinamakan rafidhah, karena mereka datang ke Zaid bin Ali bin Husein, lalu mereka berkata : Berlepas dirilah kamu dari Abu Bakr dan Umar sehingga kami bisa bersamamu!, lalu beliau menjawab : Mereka berdua (Abu Bakr dan Umar) adalah sahabat kakekku, bahkan aku setia kepada mereka. Mereka berkata : Kalau begitu, kami menolakmu (rafadhnaak) maka dinamakanlah mereka Raafidhah (yang menolak), dan orang yang membai`at dan sepakat dengan Zaid bin Ali bin Husein disebut Zaidiyah3.8.
    Ada yang mengatakan : mereka dinamakan dengan Raafidhah, karena mereka menolak keimaman (kepemimpinan) Abu Bakr dan Umar3.9.
    Dan dikatakan mereka dimanakan dengan Rafidhah karena mereka menolak agama3.10.
    Rafidhah Terpecah Menjadi Berapa Firqoh (Golongan)?
    Ditemukan di dalam buku Daairatul Ma`arif bahwasanya : golongan yang muncul dari cabang-cabang syi`ah jauh melebihi dari angka tujuhpuluh tiga golongan yang terkenal itu3.11.
    Bahkan dikatakan oleh seorang rafidhah Mir Baqir Ad Damaad3.12, sesungguhnya seluruh firqoh-firqoh yang tersebut dalam hadits, yaitu hadits berpecahnya umat ini menjadi tujuhpuluh tiga golongan, maksudnya adalah firqoh-firqoh syi`ah. Dan sesungguhnya golongan yang selamat itu dari mereka adalah golongan Imamiyah.
    Al Maqrizi menyebutkan bahwa jumlah firqoh-firqoh mereka itu sampai 300 (tiga ratus) firqoh3.13.
    As Syahrastaani berkata : Sesungguhnya Rafidhah terbagi menjadi lima bagian : Al Kisaaniyah, Az Zaidiyah, Al Imamiyah, Al Ghaliyah dan Al Ismailiyah3.14.
    Al Baghdadi berkata : Sesungguhnya Rafidhah setelah masa Ali ada empat golongan : Zaidiyah, Imamiyah, Ghulaah dan Kisaaniyah.3.15
    Perlu diperhatikan bahwa sesungguhnya Az Zaidiyah tidak termasuk dari firqoh-forqoh Rafidhah, kecuali kelompok Al Jarudiyah.
    Apakah dimaksud dengan akidah Al Badaa` yang diimani oleh Rafidhah?
    Al Badaa` yaitu bermakna tampak (muncul) setelah sembunyi, atau bermakna timbulnya pandangan baru. Al Badaa` sesuai dengan kedua makna itu, haruslah didahului oleh ketidaktahuan, serta baru diketahui. Keduanya ini merupakan suatu hal yang mustahil atas diri Allah, akan tetapi orang Rafidhah (syiah) menisbatkan kepada Allah sifat Al Badaa`.
    Telah diriwayatkan dari Ar Rayaan bin Al Sholt, ia berkata : Saya telah mendengar Al Ridha berkata : Tidaklah Allah mengutus seorang nabi kecuali mengharamkan khamar, dan mengakui bahwa Allah itu memiliki sifat Al Badaa`3.16. Dan dari Abi Abdillah ia berkata : Tidak pernah Allah diibadati dengan sesuatu apapun seperti (mengibadatinya dengan) Al Badaa`3.17. Maha Tinggi Allah dari hal itu dengan ketinggian yang besar.
    Lihatlah wahai saudarku muslim, bagaimana mungkin mereka menisbatkan kepada Allah subhanahu wa ta`ala sifat jahal (ketidaktahuan), sedangkan Dia mengatakan tentang diri-Nya :
    Artinya : Katakanlah : Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang tahu ghaib kecuali Allah.
    Dan di sisi lain Rafidhah (syi`ah) meyakini bahwa sesungguhnya para imam mengetahui seluruh ilmu, dan tidak akan tersembunyi baginya sesuatu apapun.
    Apakah ini keyakinan Islam (akidah Islam) yang dibawa oleh nabi Muhammad -صلی الله عليه وسلم- ??????

    Berfikirlah….
    Wahai Orang-orang yang Mencari Kebenaran…

  40. @Riady
    Aku pingin lihat argumen Anda, bukan sekedar copy paste.

  41. Ilmu yang Haq (Al-Quran dan Al-Hadist)… Tidaklah untuk diperdebatkan….
    tetapi Ilmu akan Bermanfaat, apabila di amal kan dan di Sebarkan…..

    Sungguh….
    Manusia Tidak akan Memperoleh manfaat ILMU…
    kl hanya untuk di cari-cari kekurangannya…
    kl hanya untuk di buat bahan Berbantah-bantahan…
    kl hanya untuk di INGKARI…

    BELAJARLAH…
    dengan Penglihatanmu… Pendengaranmu… dan Renungkan dalam Hati mu…

    Semoga 4jjl memberi kita Rahmat dan Hidayahnya….

  42. Kitab Ilmu
    Bab 35: Bagaimana Dicabutnya Ilmu Agama

    Umar bin Abdul Aziz menulis surat kepada Abu Bakar Ibnu Hazm sebagai berikut, “Perhatikanlah, apa yang berupa hadits Rasulullah صلی الله عليه وسلم maka tulislah, karena sesungguhnya aku khawatir ilmu agama tidak dipelajari lagi, dan ulama akan wafat. Janganlah engkau terima sesuatu selain hadits Nabi صلی الله عليه وسلم. Sebarluaskanlah ilmu dan ajarilah orang yang tidak mengerti sehingga dia mengerti. Karena, ilmu itu tidak akan binasa (lenyap) kecuali kalau ia dibiarkan rahasia (tersembunyi) pada seseorang.”

  43. @arowelitenggara
    Salam kenal dan terimakasih 🙂
    @ressay
    gapapa aja akhi, kalau gak bisa berargumen ya dak masalah kan kupipes 🙂
    @riady
    benar sekali Mas, ilmu itu mesti disebarluaskan dan dengan dasar itulah blog ini dibuat. 🙂
    Salam

  44. hati-hati ma syiah, dia bisa bermuka maniz tp jahat dibelakang, dia suka taqiyyah alias berdusta, lebih2 lagi taqiyyah ada dalam ajaran agama mereka yang katanya kalau taqiyyah pahalanya gede sekali. lebih2 lagi mereka dengan mudah memutar balikkan fakta dan opini

  45. hehehehe….ada mas syaipullah.

    Udah brapa buku syi’ah yang Anda baca mas?

    sudah pernah diskusi dengan orang syi’ah mas?

    Diskusi di sini yuk. mau ndak?

  46. Semoga menjadi diskusi yang sehat serta penuh kasih sayang demi tewujudnya umat Islam yang bersatu dan saling menyayangi.
    Amiin

  47. iya heran, orang mo cari ilmu dan kebenaran kok di halang-halangi, dengan menyebut kafirlah yang itulah.

    ati2 mas tar bisa kebalik loh jadi kafir.

    salam,

  48. @syaipullah
    terimakasih sarannya dan saya akan selalu hati-hati dengan siapa saja 🙂

    @ressay
    wah kenalan antum ya 🙂

    @M Abdullah Habib
    Amin

    @halwa
    Yap mari berhati-hati :mrgreen:

  49. Salaam !

    Saya mau tanya nich : Golongan Salafi itu yang paling benar ya ? Kalau dulu Muhammadiyah yang gencar mem bid’ah kan golongan lain dan merasa paling benar dan banyak orang pada masa itu banyak berdiri di bawah payung Muhammadiyah. Setelah itu muncul di Indonesia Ikhwanul Muslimun, Hizbuth Thahrir… dan lain – lain sebelumnya ada juga PSII, LDII ….. sekarang muncul penemuan baru lagi Kaum Salafi . Malah yang terakhir ini menyalahkan golongan sebelumnya .

    Orang yang baru melek ngelihat wah ini dia Salafi yang paling benar, ini golongan pembaharu he..he…he… padahal pembaharuan sudah digaungkan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Dan tahukah anda nilai pembaharuan dari Muhammad bin Abdul Wahab dan pendiri kerajaan SAUD ? ….
    …..nilainya adalah lautan darah….

    Dengan dalih apa mereka menghalakan darah kaum Muslimim yang tidak sepaham ?… Dengan dalih untuk memurnikan ajaran Rosulullah .

    Jika Islam seperti ini pantaslah kalau orang – orang Kafir bilang Islam ditegakkan oleh PEDANG !!!!!
    Naudzubillah ! Saya kira kita sudah menyimpang jauh dari ajaran Rosul Allah !

    Jadi Wahai pengikut Pembaharu dan pengikut Ahlul Bait marilah berdiskusi dengan tulisan yang lemah lembut dan jangan memakai kata – kata yang keras karena semua pembaca tahu menilai siapa yang memikul kebenaran pastilah lemah lembut terhadap sesama muslim dan keras terhadap kaum kafir.

    Salaaaam!!!!

  50. @’ndra
    “Kalau dulu Muhammadiyah yang gencar mem bid’ah kan golongan lain dan merasa paling benar dan banyak orang pada masa itu banyak berdiri di bawah payung Muhammadiyah”

    Salam mas ‘ndra, maaf nih, saya cuma mau ngomentarin Muhammadiyah, saya bukan orang Muhammadiyah, tapi latar belakang saya keluarga Muhammadiyah. Sedangkan saya pecinta ahlul Bait.

    Sebenarnya bukan Muhammadiyahnya yang suka “begitu”. Akan tetapi kader (“oknum”) Muhammadiyah yang merasa udah “bener” dan cara penyampaian para kader tsb yang salah dalam berdakwah. Sejauh ini yg saya ketahui, Muhammadiyah telah merubah pola dakwahnya yang selalu ber imej tukang mem-bid’ahkan orang, jadi mungkin para kadernya udah “insap” utk nge-bid’ah kan orang.
    Mungkin itu aja, cuma sekedar meluruskan, salam, yuk mari HAIL

  51. Assalamualaikum

    Dimana saya dapat cari terjemahan melayu atau inggris bagi kitab al kafi bagi semua jilid atau bahagian-bahagian.

    tq

  52. Kembali ke topik nich… :mrgreen:

    Pertanyaan2 yang sama dari sejak awal2 saya mampir di blog ini, untuk siapa aza dech yg bisa jawab…:

    1. Kalo Al-Kafi dan 3 kitab lainnya yg masuk dlm kutubul arba’ah banyak yg ga shahihnya… trs gimana cara syiah mendapatkan ilmu dari ahlul bait ya? lewat jalur mana?, bgmna cara membangun keyakinan mereka? apa ga ada kekhawatiran kalo ternyata ajaran yang selama ini dipegang ternyata bukan dari ahlul bait? kalo ternyata bukan dari ahlul bait…fatal kan akibatnya…

    2. penentuan 50%, 60% ato 68% aza yg shahih dr kitab Al-Kafi itu gimana caranya… bgmna metode pencatatan dan penyaringan hadits2 dalam syiah? bagaimana metode pencatatan dan penyaringan riwayat2 yg sanadnya sampai ke Imam2 Ahlul bait?

    3. kalo kita perhatikan apa yg dipostingkan mas Riady di atas walo copas ada hal yg seharusnya menarik bagi para pencari kebenaran sejati (bukan yg truth founder lho ya :mrgreen: ) :

    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 644 (1.5%) saja riwayat yg sanadnya sampai ke Nabi?
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 690 saja riwayat yg sampai ke Imam Ali?
    -44.000 riwayat dr kutubul arba’ah tidak ada satupun riwayat yg sampai ke Sayyidah Fatimah?
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 21 saja riwayat yg sampai ke Imam Hassan?
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 7 saja riwayat yg sampai ke Imam Hussein?

    Sedangkan di 9 kitab hadits Sunni :
    – Imam Ali ra = 1.583 riwayat
    – Abu Bakar ra = 210 riwayat
    – Umar bin Khattab ra = 977 riwayat
    – Utsman bin Affan ra = 313 riwayat
    – Fatimah ra = 11 riwayat
    – Hasan bin Ali ra = 35
    – Hussein bin Ali ra = 43

    Terlihat, kitab2 Sunni lebih banyak meriwayatkan hadits dengan sanad sampai kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi wassalam dan Ahlul Bait Utama beliau daripada kitab2 hadits Syiah… why???

    Mohon pencerahannya…

    Salam damai selalu…

  53. Nah, ini baru ngajak dialog. Ayo yang ngerasa Syiah 🙂 mohon ditanggapin dan beri pencerahan.

    Salam

  54. Al Kulayni, penulis Al Kaffy, hidup bertepatan masa datangnya Al Mahdi secara Goib (Goib kecil). Konon Al Mahdi yang memberi nama Al Kaffy pada kitab yang disusun Kulayni. Jika ternyata kitab tsb ada hadis doif 50%, maka patut dipertanyakan : Kok Al Mahdi nya kurang kontrol? Jangan2 bukan Al Mahdi yang datang pada Goib kecil tsb? Atau hanya karang2an Kulayni saja agar kitabnya bisa dipercaya? Kulayni tak pernah bertemu dengan Ahl Bait, karena beda masa 1 abad. Sehingga Kulayni butuh pengakuan atau “akreditasi” agar kitabnya dipercaya dan bisa diterima umat. Akreditasi tadi dari Al Mahdi. Ajaran bahwa Al Mahdi datang di masa Goib Kecil adalah ajaran Kulayni asli. Bukan ajaran Ahl Bait. Setelah Kulayni wafat th 329 H, sang Mahdi pun pergi utk selamanya (Goib Kubro). Jangan heran, mulai tahun awalnya Goib Kubro bersamaan dengan tahun wafatnya Kulayni. Bisa kompak ya?

  55. @lamaru

    Kulayni tak pernah bertemu dengan Ahl Bait, karena beda masa 1 abad. Sehingga Kulayni butuh pengakuan atau “akreditasi” agar kitabnya dipercaya dan bisa diterima umat.

    Bukhari dan Muslim juga terpisah jauh dan tak pernah bertemu Rasulullah 🙂
    konon kabarnya cerita anda fiktif belaka :mrgreen:

  56. Utk Secondprince : Betul fiktif, tahu sebabnya? Ok,,,dengan terdapatnya 50% hadis doif di kitab Al Kaffy yang ditulis Kulayni, yang patut paling disalahkan adalah Al Mahdi kenapa bisa terjadi hadis2 doif masuk ke Al Kaffy, karena Al Mahdi turun ke dunia secara rahasia (Goib kecil) di saat Kulayni menulis kitab Al Kaffy. Al Mahdi kurang ” kontrol” terhadap penulisan kitab yang kelak menjadi rujukan tertua Syiah Imamiah. Pertanyaan : apakah yang turun saat Goib Kecil tsb adalah Al Mahdi sungguhan? ataukan Al Mahdi jadi2an karangan Kulayni saja? Hebatnya, Kualyni dan Al Mahdi begitu kompak. Sama2 hilang utk selamanya mulai tahun 329 H. Pada tahun tsb Kulayni wafat, pada tahun itu juga Al Mahdi memulai Goib Kubro. Kompak ni yee. Jadi ttg Al Mahdi adalah cerita fiktif?

  57. waduh berarti lamaru mengiyakan bahwa bukhari muslim itu fiktif donk. wah gawat ini.

  58. @lamaru

    Sepertinya anda juga akan berkata bahwa Allah kurang ‘kontrol’ pada hamba2nya hingga umat Islam berbenturan selepas wafatnya Nabi saaw…

    Salam Damai

  59. @lamaru

    yang patut paling disalahkan adalah Al Mahdi kenapa bisa terjadi hadis2 doif masuk ke Al Kaffy, karena Al Mahdi turun ke dunia secara rahasia (Goib kecil) di saat Kulayni menulis kitab Al Kaffy. Al Mahdi kurang ” kontrol” terhadap penulisan kitab yang kelak menjadi rujukan tertua Syiah Imamiah.

    Konon kabarnya cerita anda fiktif belaka :mrgreen:

    @ressay
    sepertinya Mas lamaru itu kurang menangkap maksud saya kalau “ceritanya fiktif”. Dimana-mana referensi itu penting kan akhi :mrgreen:

    @hadi
    waduh saya gak ikutan itu 🙂
    terimakasih linknya

  60. Mungkin maksud Lamaru :

    Al-Kulaini hidup pada masa Al Ghaibah As Sughra, yaitu masa di mana masih ada empat orang wakil yang boleh berhubungan langsung dengan imam Mahdi. Maka sangat dimungkinkan Kulaini telah “berkonsultasi” dengan imam Mahdi melalui wakilnya. Apalagi ada kisah bahwa imam Mahdi sendiri telah menelaah kitab Al Kafi dan merekomendasikannya sebagai kitab rujukan bagi syi’ah. Di mana ulama syiah lainnya yang mengkritik Al Kafi sudah tidak mungkin lagi berkonsultasi dengan imam Mahdi karena mereka hidup pada era Ghaibah Kubra, yaitu masa di mana tidak ada lagi wakil yang empat bagi imam Mahdi.

    Syaikh Muhammad Shadiq As Shadr dalam kitab Asy Syi’ah halaman 122 menyatakan : dikisahkan bahwa kitab Al Kafi ditunjukkan pada Imam Mahdi lalu beliau menyatakan: “kitab ini cukup bagi syi’ah kami”.

    Tetapi ada hal yg menarik dari komentar Soegi di atas, dan kyknya belom ada yg menjawab sampai detik ini..

    1. Kalo Al-Kafi dan 3 kitab lainnya yg masuk dlm kutubul arba’ah banyak yg ga shahihnya… trs gimana cara syiah mendapatkan ilmu dari ahlul bait ya? lewat jalur mana?, bgmna cara membangun keyakinan mereka? apa ga ada kekhawatiran kalo ternyata ajaran yang selama ini dipegang ternyata bukan dari ahlul bait? kalo ternyata bukan dari ahlul bait…fatal kan akibatnya…

    Saya juga jadi curiga nich, jangan-jangan orang syi’ah adalah korban penipuan para ulama mereka…. kasiaann….

    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 644 (1.5%) saja riwayat yg sanadnya sampai ke Nabi?
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 690 saja riwayat yg sampai ke Imam Ali?
    -44.000 riwayat dr kutubul arba’ah tidak ada satupun riwayat yg sampai ke Sayyidah Fatimah?
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 21 saja riwayat yg sampai ke Imam Hassan?
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 7 saja riwayat yg sampai ke Imam Hussein?

    Sedangkan di 9 kitab hadits Sunni :
    – Imam Ali ra = 1.583 riwayat
    – Abu Bakar ra = 210 riwayat
    – Umar bin Khattab ra = 977 riwayat
    – Utsman bin Affan ra = 313 riwayat
    – Fatimah ra = 11 riwayat
    – Hasan bin Ali ra = 35
    – Hussein bin Ali ra = 43

    Terlihat, kitab2 Sunni lebih banyak meriwayatkan hadits dengan sanad sampai kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi wassalam dan Ahlul Bait Utama beliau daripada kitab2 hadits Syiah… why???

    Iya ya, Why???????

  61. Saya punya pertanyaan utk Sunni dan Syi’ah berkaitan dgn kitab hadis kedua golongan tsb :
    1. Golongan mana yg paling banyak meriwayatkan lgs sampai ke Ahlul Bait ?
    2. Yg plg penting, golongan mana yg sampai saat ini konsisten berpegang teguh kpd Ahlul Bait Nabi ?

    Sunni memang meriwayatkan lebih banyak hadis ttg ahlul bait nabi drpd Syi’ah, tp Syi’ah lah yg secara konsisten berpegang teguh kpd Ahlul Bait Nabi. Bahkan org Sunni sendiri banyak yg tdk tahu ttg hadis ahlul bait di kitabnya sendiri, atw pura 2x tdk tahu, atw yg plg parah menolak kevalidan hadis ahlul bait nabi padahal secara ilmiah itu valid, atw melakukan standar ganda kpd riwayat keutamaan ahlul bait nabi spt yg dilakukan oleh Ibnu Taymiyyah ? Menurut saya org 2x Sunni yg kaya gitu, adl “oknum” di golongan Sunni atw Nashibi yg nyamar jd Sunni. Sunni sejati pasti mencintai dan berpegang teguh kpd Ahlul Bait nabi.

  62. @Nomad

    2. Yg plg penting, golongan mana yg sampai saat ini konsisten berpegang teguh kpd Ahlul Bait Nabi ?

    Tolong jelaskan maksud anda konsisten berpegang teguh kpd ahlul bait itu yg bagaimana? berikan juga contoh-contohnya…

    dan jika anda menilai bahwa golongan syi’ah telah berpegang teguh dg ahlul bait, tolong jelaskan dalam hal apa?

    Dan sebagaimana yg ditanyakan saudara Soegi di atas, bagaimana caranya anda mendapatkan ajaran ahlul bait tsb? sedangkan kitab2 pegangan syi’ah, oleh ulama Syi’ah sendiri dikatakan byk yg ga shahih (artinya byk diragukan bersumber dari ahlul bait), lalu bagaimana anda bisa yakin bahwa yg anda pegang saat ini adlh bener-bener dari ahlul bait?

    Sunni sejati pasti mencintai dan berpegang teguh kpd Ahlul Bait nabi.

    Saya sependapat dg anda..

  63. @antirafidhah

    menyatakan : dikisahkan bahwa kitab Al Kafi ditunjukkan pada Imam Mahdi lalu beliau menyatakan: “kitab ini cukup bagi syi’ah kami”.

    Kisah itu sendiri di sisi Syiah shahih atau nggak? kalau memang anda membaca langsung kitab tersebut maka anda akan tahu jawabannya.Atau gini aja saya juga kepingin tahu bisa tolong kasih link kitab onlinenya kalau ada. Saya yakin anda tidak akan mampu menjawab. Sejauh yang sering saya lihat, mereka yang mengecam syiah tidak pernah membaca sendiri literatur syiah alias hanya mengutip dari ulama-ulama salafy.
    komentar Mas Soegi itu belum ada referensinya lho, kalau sampai ada yang bisa bilang begitu berarti yang membuat tulisan itu benar2 hebat soalnya ia telah menghabiskan hadis kutub arba’ah Syiah dan Kutubus sittah Sunni untuk menghitung jumlah hadis-hadis tersebut. luar biasa ya, saya gak yakin kalau itu Mas soegi atau anda :mrgreen:

    @Nomad

    Sunni memang meriwayatkan lebih banyak hadis ttg ahlul bait nabi drpd Syi’ah,

    Gak kebalik tuh 🙂

    @antirafidhah

    Tolong jelaskan maksud anda konsisten berpegang teguh kpd ahlul bait itu yg bagaimana? berikan juga contoh-contohnya…

    Jawabannya sederhana kok, berpegang teguh kepada ahlul bait dalam arti merujuk kepada mereka dalam agama diantaranya akidah dan ibadah 🙂

    dan jika anda menilai bahwa golongan syi’ah telah berpegang teguh dg ahlul bait, tolong jelaskan dalam hal apa?

    Mari kita sama-sama menunggu jawaban dari orang syiah 🙂

    Dan sebagaimana yg ditanyakan saudara Soegi di atas, bagaimana caranya anda mendapatkan ajaran ahlul bait tsb?

    Lho kalau orang syiah mah dari kitab-kitab hadis mereka

    sedangkan kitab2 pegangan syi’ah, oleh ulama Syi’ah sendiri dikatakan byk yg ga shahih (artinya byk diragukan bersumber dari ahlul bait),

    Itu akibatnya kalau belajar syiah dari ulama salafy. Sebagusnya meneliti syiah kalau memang mau ya dari orang syiah sendiri. Setahu saya, ulama syiah tidak menjadikan kitab pegangan mereka seperti Al Kafi sebagai kitab yang semuanya shahih oleh karena itu mereka tidak menyebut kitab mereka kitab shahih seperti Sunni menyebut kitab shahih Bukhari dan Muslim. Memang bukan kitab shahih tetapi bukan berarti seluruhnya dhaif. Jumlah hadis yang menurut Syaikh Ali Al Milani shahih dalam Al Kafi jumlahnya hampir sama dengan jumlah seluruh hadis dalam shahih Bukhari. Dengan cara berpikir anda hal yang sama bisa juga dikatakan pada kitab hadis sunni semisal Musnad Ahmad, Sunan Daruquthni, Musnad Al Bazzar, Mu’jam Thabrani Shaghir dan Kabir, Al Awsath Thabrani dan lain-lain yang banyak berisi hadis dhaif. Anehnya kutub as sittah sendiri terdapat hadis-hadis dhaif dan palsu seperti yang ada pada Ashabus Sunan, kalau gak salah Syaikh Albani membuat kitab sendiri tentang itu (Dhaif Sunan Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa’i, Abu Dawud) dan celakanya menurut syaikh Al Albani dan Daruquthni dalam Shahih Bukhari dan Muslim juga terdapat hadis dhaif. Atau contoh lain adalah kitab Shahih Ibnu Hibban, Shahih Ibnu Khuzaimah dan Mustadrak Shahihain, itu nama kitab yang pakai kata “shahih” dan anehnya banyak hadis-hadis dhaif bahkan palsu. Dengan semua data itu apakah anda juga akan berkata sedangkan kitab-kitab pegangan sunni banyak dinyatakan ulama sunni sendiri gak sahih (banyak diragukan bersumber dari Rasulullah SAW). Silakan direnungkan

  64. @SP

    Jawabannya sederhana kok, berpegang teguh kepada ahlul bait dalam arti merujuk kepada mereka dalam agama diantaranya akidah dan ibadah

    Akidah ahlul bait itu yg gimana tho? SP bisa jelaskan ga? ga usah semuanya, tetapi yg pokok-pokok aja..

  65. Utk Secondprince dan Ressay : Mngkin anda kurang nangkap maksud saya. Al Mahdi yang datang di saat Kulayni menulis kitab Alk Kaffy kok membiarkan kitab tsb dimasuki hadis2 doif? Untuk apa Al Mahdi datang disaat Goib Kecil jika tak ingin memberi petunjuk dan menyingkirkan penyimpangan2 terutama di dalam pedoman2 Syiah Imamiah yang katanya pengikut Ahl Bait? Percuma dong Al Mahdi datang jika kitab Al Kulayni masih banyak hadis palsu. Maka saya bertanya : Jangan2 Al Mahdi yang datang hanya Al Mahdi jadi2an yang tak bisa memberi petunjuk? Dan Kalyni lah yang menhajarkan paham Rajah (ahl bait dan sahabat2 nabi dihidupkan kembali), dan paham Bada, serta cara2 ibadah Syiah Imamiah. Jangan2 yang diajarkan Al Kulayni dkk tsb bukan ajaran Ahl Bait, tapi ajaran Kulayni dkk. Termasuk paham Goib Kecil dan Goib Besar. Golongan yang melaknat Abu Bakar dkk di saat Ahl Bait masih hidup dikenal dengan nama Rafidhah, setelah Era Kulayni namanya berubah menjadi Mazhab Ja’fariah/ Ahl Bait

  66. @imem, anti rafidhah, soegi, lamaru cs

    Dari dulu gitu2 gitu aja, ga ada kemajuan dlm berpikir. Malah tambah mudur. Cupet, tapi ga ada anda2 tentu ga rame, ada guru ada murid yg bodoh bin dungu bin cupet.

  67. @imem

    Akidah ahlul bait itu yg gimana tho? SP bisa jelaskan ga? ga usah semuanya, tetapi yg pokok-pokok aja..

    Lho cari sendiri aja, masa’ harus saya. Atau silakan tanya saudara-saudara yang syiah. Mereka lebih ahli 🙂
    Kalau memang punya kesadaran ingin berpedoman pada Ahlul Bait ya cari tahu sendiri dong

    @lamaru

    Mngkin anda kurang nangkap maksud saya Al Mahdi yang datang di saat Kulayni menulis kitab Alk Kaffy kok membiarkan kitab tsb dimasuki hadis2 doif?

    waduh susah sekali diskusi dengan anda ya, saya menangkap kok maksud cerita anda. Tapi karena nada tidak menampilkan referensinya maka saya katakan “konon kabarnya cerita anda fiktif belaka”. Bagaimana saya bisa yakin anda tidak sedang membuat-buat cerita. Pertanyaan sederhana, dari mana Anda tahu Al Mahdi datang ke Al Kulaini?.

    Mari kita gunakan cara berpikir anda. Pernah dengar kisah Shahih Bukhari dimana Imam Bukhari bermimpi bahwa “Rasulullah SAW berjalan di suatu tempat dan Imam Bukhari dari belakang mengikuti bekas jalan Rasulullah SAW”. Dari mimpi tersebut orang-orang mengatakan itu karena hasil kerja Imam Bukhari yaitu Shahih Bukhari. Anehnya kok masih ada aja hadis-hadis yang dikatakan dhaif dalam Shahih Bukhari. Masa’ sih anda mau mengatakan Rasulullah SAW salah datang ke mimpi Imam Bukhari?. Seharusnya sebelum anda menyimpulkan apapun, pikir dulu dengan baik berita itu benar atau tidak. Saya harap anda mengerti :mrgreen:

    @Umar

    Dari dulu gitu2 gitu aja, ga ada kemajuan dlm berpikir. Malah tambah mudur. Cupet, tapi ga ada anda2 tentu ga rame, ada guru ada murid yg bodoh bin dungu bin cupet.

    ikutan diskusi aja Mas, siapa tahu mereka dapat lebih banyak ilmu 🙂

  68. @Secondprince,

    Saya seorang sunni, karena lahir dari keluarga sunni. Setelah tahu aqidah syi’ah dari literatur buku mereka, sepertinya tidak ada penyimpangan sama sekali. Kesimpulannya sunni dan syi’ah dua2nya Islam juga. Hanya sayang orang2 seperti salafyun yg beragama Islam suka mengkafirkan dan menyesatkan sesama umat Islam lainnya. Siapa sesungguhnya yg sesat dan kafir itu?

    Terimakasih atas tulisan Mas tsb diatas yaitu Kedudukan Shahih Bukhari Di Sisi Sunni Dan Al Kafi Di Sisi Syiah, sehingga saya bisa menambah wawasan dan mengambil hikmah kebenaran di dalamnya.

    Wass. Wr. Wb.

  69. Bagi yg ingin belajar Syi’ah dari sumber ahli Syiah yg asli silakan buka ini http://jakfari.wordpress.com/about/, atw ini http://islamsyiah.wordpress.com, atw ini http://satriasyiah.wordpress.com/. Bahkan linknya sdh disediakan oleh mas SP di halaman ini. K’lo dari internet 3 itu doang yg gw tahu. K’lo di dunia nyata dtg ajah ke ICC jkt trus bisa beli bukunya di situ (penerbit Al-Huda). Sekalian k’lo punya banyak duit jalan2x ajah ke Iran (Habib Riziq Shihab – Ketua FPI pernah juga dtg ke sana). Saya selama ini belajar Syi’ah dari sumber ahli Syi’ah yg asli dan salah satu sumbernya nashnya dari kitab hadis Sunni sendiri !!!

    Sekali lg saya katakan di kitab hadis Sunni banyak hadis ttg ahlul bait nabi tp kebanyakan org Sunni tdk mengetahuinya, pura 2x tdk tahu, tahu tp membuat penafsiran yg salah & yg terparah mencap palsu atw lemah secara tdk ilmiah kpd hadis 2x tsb, spt yg dilakukan oleh Ibnu Taymiyah, Ibnu Abdul Wahhab dll. Mereka bukanlah Sunni sejati krn sdh terjangkit virus Nashibi sehingga menjadi Sunni Rafidhah, yakni Sunni yg menolak Ahlul Bait nabi.

  70. @Umar

    @imem, anti rafidhah, soegi, lamaru cs

    Dari dulu gitu2 gitu aja, ga ada kemajuan dlm berpikir. Malah tambah mudur. Cupet, tapi ga ada anda2 tentu ga rame, ada guru ada murid yg bodoh bin dungu bin cupet.

    Oh anda yg paling pinter ya di sini… selamat ya kalo gitu… bagi-bagi dunk ke kita… tp bener kata anda, tanpa kita2, blog SP ini ga bakalan rame… ntar yg ada cuma org2 yg sendiko dawuh aja ama kyai SP… wuakakakak… (jgn marah ya, just kidding)

    @SP

    Akidah ahlul bait itu yg gimana tho? SP bisa jelaskan ga? ga usah semuanya, tetapi yg pokok-pokok aja..

    Lho cari sendiri aja, masa’ harus saya. Atau silakan tanya saudara-saudara yang syiah. Mereka lebih ahli
    Kalau memang punya kesadaran ingin berpedoman pada Ahlul Bait ya cari tahu sendiri dong

    Ok, kalo anda keberatan untuk menjelaskannya, ga pa2 kok, tetapi sebentar, kenapa anda menunjuk saudara syi’ah untuk menjelaskannya? dan mengatakan mereka lebih ahli? apakah menurut anda sunni tidak memiliki akidah ahlul bait?

  71. @imem

    Iya benar, Allah kan menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Ada siang ada malam, ada miskin ada kaya, ada kiri ada kanan, ada guru ada murid, ada pinter ada bodoh dstnya. Ya, kita sama-sama belajar. Saya menilai Mas SP secara proporsional. Hmm…biasa aja, buat apa marah nanti cepat tua.

    Salam damai

  72. @Umar

    Terimakasih atas tulisan Mas tsb diatas yaitu Kedudukan Shahih Bukhari Di Sisi Sunni Dan Al Kafi Di Sisi Syiah, sehingga saya bisa menambah wawasan dan mengambil hikmah kebenaran di dalamnya.

    sama-sama 🙂

    @Nomad

    Mereka bukanlah Sunni sejati krn sdh terjangkit virus Nashibi sehingga menjadi Sunni Rafidhah, yakni Sunni yg menolak Ahlul Bait nabi.

    ho kalau saya menyebutnya virus syiahphobia :mrgreen:

    @imem

    tp bener kata anda, tanpa kita2, blog SP ini ga bakalan rame… ntar yg ada cuma org2 yg sendiko dawuh aja ama kyai SP

    Apa iya, ah sebelum anda-anda datang sudah banyak kok yang kesini :mrgreen:

    kenapa anda menunjuk saudara syi’ah untuk menjelaskannya? dan mengatakan mereka lebih ahli? apakah menurut anda sunni tidak memiliki akidah ahlul bait?

    lho kan mereka yang lebih dikenal berpedoman kepada ahlul bait 🙂

  73. kenapa anda menunjuk saudara syi’ah untuk menjelaskannya? dan mengatakan mereka lebih ahli? apakah menurut anda sunni tidak memiliki akidah ahlul bait?

    lho kan mereka yang lebih dikenal berpedoman kepada ahlul bait

    Apakah itu bisa diartikan bahwa anda setuju bahwa aqidah yang dipegang syi’ah adalah aqidah ahlul bait?

  74. @imem

    Apakah itu bisa diartikan bahwa anda setuju bahwa aqidah yang dipegang syi’ah adalah aqidah ahlul bait?

    Maaf saja ya Mas, menurut syiah mereka berpedoman pada Ahlul Bait so wajar kalau mereka lebih mengetahui soal akidah ahlul bait. Perkara saya itu perkara lain, saya masih sebagai orang yang terus belajar, semoga bisa dimengerti :mrgreen:
    *btw pembicaraannya semakin panjang dan tak tentu arah*

  75. h

  76. Utk Secondprince : Rupanya anda tak pernah dengar ajaran di Syiah Imamiah yang mengaku mazhab Ahl Bait bahwa Imam Mahdi sudah ada, sekarang dalam kondisi menghilang alias Goib Kubro. Silahkan tanya aja denga ulama Syiah. Al Mahdi memulai Goib Kubro sejak tahun 329 H, bersamaan dengan wafatnya Kulayni. Sebelum tahun 329 H atau di era masih hidupna Kulayni, Imam Mahdi dalam Goib Kecil, yaitu datang secara rahasia ke orang2 tertentu. Lihat biografi Al Kulayni. Namun sayang, Al Mahdi tsb GAGAL memberi petunjuk kepada Kulayni, buktinya : masih terdapat 50% hadis palsu di kitab Al Kaffy tulisan Kulayni tsb. Padahal kitab tsb merupakan kitab ertua Syiah Imamiah, dimana isinya terdapat ajaran Rajah, Bada, cara2 ibadah Syiah Imamiah spt solay, puasa dsb. Juga di kitab ini diajarkan bahaw Al Quran yang ada sekarang tidak lenglkap, hanya 1/3 nya saja. Jadi, yang dianut mazhab Ahl Bait bukan ajaran dari Ahl Bait, tetapi ajaran Kulayni, yang di Era Ahl Bait masih hidup disebut golongan Rafidhah. Kasihan warga mazhab Ahl Bait, mereka merasa menjalankan ajaran Ahl Bait, padahal ajaran Kulayni.

  77. f

  78. Mas lamaru yang pinter, nampaknya dari kemarin mas SP itu minta referensinya lho.

  79. Mas ressay…saya bantuin nih…Mas lamaru
    mungkin maksudnya pada

    “Pendahuluan Alkafi hal. 25)”.

    isi lengkapnya seperti dibawah ini,

    pertanyaan yg semodel Lamaru ini pernah masuk ke situs

    Tentang Blog Ini

    30 sept 2007

    dijawab dan ditanya kembali sumber rujukannya..dan diminta scan nya…

    ” 2) Pada beberapa kutipan yang anda sebutkan terdapat kejanggalan, minimal buat kami, seperti di mana anda menyebut:

    وقال حسين علي المقدم عن الكافي: يعتقد بعض العلمأ أنه عرض على القائم صلواة الله عليه فاستحسنه ‏وقال: كاف لشيعتنا ( مقدمة الكافي )‏

    Artinya :‎
    Telah berkata Husin Ali Almuqaddam : sebagian dari ulama (syiah) percaya bahwa dia ‎‎(Alkafi) dipersembahkan kepada Alqaim (Imam mereka yang gaib) salawat Allah Alaihi; ‎dimana menyenangkannya dan berkata cukup (kitab ini) untuk syiah kami ‎‎(Pendahuluan Alkafi hal. 25).

    di muqaddimah al kafi yang mana? dan nama Husain Ali anda sifati dengan al Mugaddam, siapa sejati orang itu? Padahal kata itu adalah menerangkan bahwa si Husain Ali itu adalah pemberi mukaddimah kitab Al Kafi. Jadi untuk ringkasnya tolong anda sebutkan kitab yang anda sebut dengan nama مقدمة الكافي )‏ ) -pendahuluan Alkafi- itu cetakan penerbit nama? kalau perlu anda seken bira para pengunjung tahu? ”

    RESPONNYA
    Sampai sekarang itu org kagak nongol2 terbirit ketinggalan sendalnya…

    jadi kalo ditanya sumbernya mana pasti pusing si lamaru…
    kalo pun dia tahu ditanya seperti pertanyaan diatas dan diminta scannannya…pasti kabur abis….dia..

    Btw..kalo mau berdebat alkaffi yah ke situsnya
    http://jakfari.wordpress.com/
    harusnya…bukan ke SP…om..lamaru..

    pengen lihat..si Lamaru masih bisa ngomong pake literatur nggak sih ?

  80. Utk Secondprine dan Ressay : Referensi saya tentang hubungan Kulayni dan Imam Mahdi : Lihat biografi Kulayni, ia hidup di tahun yang sama dengan masa Goib Kecil. Juga Kulayni hilang/wafat di tahun yang sama dengan awal menghilangnya/Goib Besar Sang Mahdi tahun 329 H. Bahasa sekarang KULAYNI DAN SANG MAHDI KOMPAK NI YEE…!

    Mengenai bahwa satu2nya kaum yang melaknat Abu Bakar dkk di masa Ahl Bait adalah gol Rafidhah. Lihat kitab2 yang ditulis sebelum tahun 300 H. Di situ banyak menggambar aliran2 yang ada di masa itu yaitu : Qodariah, Mutazilah, Jabariah, Murjiah, Rafidhah. Tak satupun ditemukan adanya nama golongan Mazhab Ahl Bait atau Syiah Istnaasssyariah. Sedangkan para ulama seperti Al Baqir, As Soddiq, Nawawi, Abu Ishak, Maliki, Hanafi, mereka di sebut sebagai Ahl Ilmi yang mengikuti sunnah. Jika anda baca kitab2 yang ditulis setelah th 300 H, maka baru anda jumpai ada golongan Mazhab Syafii, Mazhab, Maliki, Mazhab Jafariah/Ahl Bait/Syiah Imammiah, Assyariah, dsb. Maka saya menyimpulkan bahwa golongan Rafidah baru berubah nama menjadi mazhab Jafariah/Ahl Bait setelah thn 300 H atau sejak Era hidupnya Kulayni. Kenapa disebut Mazhab Jafariah, karena di kitab Al Kaffy Kulayni banyak dimuat yang KATANYA dari ucapan Imam Jafar As Sodiq. Al Kaffy merupakan kitab tertua rujukan oleh yang menamakan Mazhab Ahl Bait. Disitu berisi ttg hampir semua cara2 ibadah Mazhab ini seperti Sholat, puasa dsb, juga berisi paham RAJAH/ reinkarnasi, BADA/ Tuhan bisa lupa, dan turunnya sang Mahdi di Goib Kecil. Jadi para warga Mazhab Ahl Bait sebaiknya mengenal lebih jauh ttg Kulayni, karena dialah DEDENGKOT atau Soko Guru mazhab ini yang sebagaian besar ajaran mazhab ini diambil dari kitabnya Al Kaffy.

  81. Haiyah, tetap aja tidak diberikan referensi. Yukkk…ngeyel yuk….

    Et dah ni bocah kagak paham bahasa manusia pa yah? xixixixixi…..

  82. k

  83. Utk Ressay : anda bisa dengan Google mencari blok KULAYNI AND ALKAFFY, disitu tertulis biografi Kulayni, dan tertulis hubungannnya dengan Al Mahdi, dimana tertulis mereka hidup pada masa yang sama dan menghilang pada tahun yang sama pula, 329 H. Silahkan saja lihat di semua buku2 Syiah menyatakan bahwa Goib Akbar dimulai th 329 H. Juga silahkan baca SEMUA kitab2 agama yang ditulis sebelum tahun 300 H, tak tersebut satupun adanya aliran/ golongan Mazhab Ahl Bait. Yang ada saat itu adalah aliran Murjiah, Qodariah, Jabariah, Mutazilah, Rafidhah. Anda tak tahu kitab2 apa saja yang ditulis sebelum tahun 300 H yang masih bisa ditemui copian nya sekarang? Kasihan……menyedihkan…..

  84. m

  85. l

  86. @lamaru

    Saya perhatikan anda sangat mengetahui Mazhab Jafariah/Ahl Bait/Syiah Imammiah, Tolong dong saya minta penjelasan kenapa anda sepertinya tidak menyukai mazhab tsb?

  87. @lamaru

    Yang saya ketahui dari literatur aqidah syiah, bahwa mazhab syi’ah adalah mazhab Rasulullah SAW. Mazhab yg melanjutkan risalah Islam yg dibawa oleh Rasulullah SAW. Jadi kenapa anda tidak sepaham dgn mazhab syi’ah, kenapa?

  88. Utk Dede : saya amat mencintai Rasulluhah, dan keluarganya Ahl Bait, juga Nabi pernah bersabda yang maknanya : Kutinggal 2 perkara kau tak akan sesat jika berpegang pada 2 perkara tsb yaitu Kitab Allah/ Qur’an dan Al Itrah Ahl Baitku. Maka dari itu kita harus mau mengikuti dan ikhlas menerima Ahl Bait apa adanya, baik cara ibadahnya maupun sikapnya terhadap sahabat2 nabi. Untuk itu kita harus benar2 teliti, yang mana ajaran Ahl Bait dan yang mana hanya tiruan alias palsu, bukan dari Ahl Bait tetapi mengaku dari Ahl Bait. Maka dari itu kita jangan mudah terpengaruh dengan nama Mazhab, bisa saja itu bentukan baru dgn ajaran baru jauh setelah Ahl Bait tiada, yang mana ajarannya pun bisa saja berbeda dgn ajaran Ahl Bait.

  89. Ah, saya kok tetap ngeyel meminta referensi itu dihadirkan disini yach? maaf ya om.

  90. @lamaru

    Menurut aqidah syi’ah bahwa Nabi SAW adalah pendiri mazhab syi’ah yg sebenarnya, sebab Nabi Saw adalah orang pertama yg menggunakan istilah syi’ah ini dalam hadis2 beliau SAW, bagi para pengikut Ali.

    Para Mufasir dari kalangan Ahlus Sunnah menyebutkan bahwa ayat ini, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk” (QS Al Bayyinnah : 7)

    Diriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa ketika ayat tsb turun kemudian Nabi SAW bersabda kepada Ali, “Mereka adalah kamu dan syi’ahmu. Kamu dan syi’ahmu akan datang pada hari kiamat dalam keadaan ridha dan diridhai, sedangkan musuh-musuhmu akan datang dalam keadaan dimurkai dan tertengadah” (Ash-Shawa’iqul Muhriqah, bab II hal 99)

    Wass. Wr, Wb.

  91. @lamaru

    Dengan penjelasan tsb menurut saya justru ajaran Ahlul Bayt asalnya dari Mazhab Syi’ah.

  92. @dede
    “Dengan penjelasan tsb menurut saya justru ajaran Ahlul Bayt asalnya dari Mazhab Syi’ah.”
    maaf, kayaknya kebalik mas, kita harus tetap mengagungkan Mazhab Ahlul bayt, bukan Mazhab syiahnya. karena jika kita membahas mazhab ahlul bayt, berarti pribadi-pribadi para imam termasuk didalamya,

  93. Utk Ressay, Dede, dll : Syiah = pengikut. Siapa yang benar2 pengikut nabi atau ahl Bait ? Apakah Syiah Imamiah? Syiah Isna asariah? Mazhab Ahl Bait ? Atau ada golongan2 lain ? Di dalam Era Khalifah Abu Bakar s/d Usman bin Affan, tak ada referensi yang menceritakan bahwa Imam Ali saat itu punya golongan atau mazhab sendiri yang tak mau mengakui 3 khalifah. Malah yang ada referensinya adalah Imam Ali sebagai penasihat bahkan Panglima Perang di Era Umar bin Hattab. Jadi saat itu jika mau jadi Syiah atau pengikut Ali maka ikutilah Sikap Ali yang mau bergabung dengan 3 Khalifah tsb. Setelah Imam Ali wafat s/d abad 2, di era Ahl Bait masih hidup, menurut SEMUA kitab2 yang ditulis di masa Ahl Bait masih hidup, ada beberapa aliran yang terdapat di masa itu yaitu Murjiah, Qodariah, Jabariah, Mutazilah, Rafidhah dan golongan yang mengikuti sunnah (tanpa nama). Satu2nya yang berpaham melaknat Abu Bakar di masa Ahl Bait masih hidup adalah Rafidah. Tak ada di sebut2 adanya aliran Syiah Imamiah/Istnaasyariah, atau mazhab Ahl bait di SEMUA kitab yang di tulis sebelum abad 3 H. Adapun seperti Al Baqir (Abu Ja’far) , Ja’far Soddiq, Abu Ishaq, Nawawi, Hanafi, Maliki, Syafii, dll di sebut sebagai Ahli Ilmi yang mengikuti sunnah. Setelah abad 3, baru ada tulisan2/kitab2 yang menyebut adanya golongan mazhab Hanafi, golongan mazhab Syafii, Maliki, dan juga mazhab Ahl Bait/yiah istna asyariah dsb. Mengenai nama kitab2 yang ditulis sebelum abad 3 H dan siapa penulisnya akan saya sampaikan pada bagian akhir diskusi saya. Tapi saya yakin, anda2 sudah banyak yang tahu kitab2 apa saja yang sudah ditulis di saat Ahl Bait masih hidup ( abad 1 – 2 H).

  94. oh my god, lagi-lagi butuh referensi. tapi kok melebar kemana-mana yach? apakah itu kebiasaan orang-orang yang putus asa?

  95. ;

  96. Ukt Ressay : mari kita bermain logika atau rasio atau akal (masuk akal apa tidak). Orang yang paling tahu tentang apa dan bagimana Ahl Bait, baik cara ibadah, cara bersikap dsb adalah orang2 yang hidup se jaman dan selalu setia padanya baik sebagai murid maupun sahabat. Benar atau tidak ?

  97. Utk Ressay : Kita bermain logika dulu, baru kita membahas referensi yang anda minta

  98. @lamaru & syaefullah_2,

    Itu hanya presepsi anda saja. Coba baca dan pahami sekali lagi keterangan dibawah ini,

    Menurut aqidah syi’ah bahwa Nabi SAW adalah pendiri mazhab syi’ah yg sebenarnya, sebab Nabi Saw adalah orang pertama yg menggunakan istilah syi’ah ini dalam hadis2 beliau SAW, bagi para pengikut Ali.

    Para Mufasir dari kalangan Ahlus Sunnah menyebutkan bahwa ayat ini, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk” (QS Al Bayyinnah : 7)

    Diriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa ketika ayat tsb turun kemudian Nabi SAW bersabda kepada Ali, “Mereka adalah kamu dan syi’ahmu. Kamu dan syi’ahmu akan datang pada hari kiamat dalam keadaan ridha dan diridhai, sedangkan musuh-musuhmu akan datang dalam keadaan dimurkai dan tertengadah” (Ash-Shawa’iqul Muhriqah, bab II hal 99)

    Wass. Wr, Wb.

  99. @lamaru & syaefullah_2,

    Kenapa kita tdk istiqomah kpd ayat dan hadis tsb diatas? adapun dalam perkembangannya syi’ah disebut juga dgn Mazhab Ja’fari, Mazhab Imamiyah, Mazhab Ahlul Bayt.

  100. @lamaru

    Dalam perkembangan sejarahnya bahwa peranan para Imam Ahlul Bayt Nabi SAW, diantaranya mengawasi jalannya pemerintah dan pelurusan atas sebagian penyimpangan yg mendasar yg dilakukan oleh ketiga khalifah dan penguasa2 setelahnya, demi terjaganya ukwuah Islamiah dan tegaknya risalah Islam.

    Wass. Wr. Wb.

  101. Ah referensi dulu donk. itu khan udah diminta ama SP yang sampai sekarang belum pernah Anda penuhi.

    Logika = akal? weh…baru tahu aku. Diketawain ama Aristoteles lo. xixixixi….

  102. Utk Ressay : Ok.. namun anda setujukan jika orang yang paling mengenal Ahl Bait adalah orang2 yang hidup sejaman, setia sekaligus murid Ahl Bait langsung?

  103. o

  104. kk

  105. ogah ah. referensi dulu.

  106. Utk Dede : riwayat Ibnu Abbas di Ash Shawaiqul mengatakan ttg syiah/pengikut Ali. Mungkin kita beda persepsi. Persepse anda bahwa pengikut2 Ali adalah suatu goloingan yang bernama Syiah Imamiah/ Mazhab Ahl Bait/ Jafariah bentukan di Era Kulayni abad 3 H jauh setelah Ahl Bait tiada. Di jaman Ahl Bait masih hidup, golongan tsb masih bernama Rafidhah. Silahkan perthatikan kitab2 yang ditulis sebelum abad 3 (Ahl Bait masih hidup) dan kitab2 yang di tulis sesudah abad 3 (Ahl Bait sudah tiada). Persepsi saya bahwa pengikut Ali adalah orang2 yang mengikuti sunah nabi dan ber sama2 Ali bergabung dengan 3 Khalifah yang dimulyakan

  107. Utk Ressay : jika kita tak sepaham ttg orang yang paling mengenal atau dekat dgn Ahl Bait, maka kita tak akan sepaham pula ttg diterima atau tidaknya referensi tsb. Sia2 saya menunjukkan referensi tsb. Ok… saya ulangi : anda setuju bhw org2 yg lebih mengenal Ahl Bait adalah org2 yg hidup bersamanya, murid langsung, setia membela Ahl Bait daripada org yang tak pernah jumpa Ahl Bait ?

  108. Utk Ressay : apa susahnya, tinggal jawab setuju atau tidak setuju. Selesai urusan

  109. tetap saja cuy, referensi ah.

  110. dm

  111. Utk Ressay : Kenapa anda saya tanya dengan pertanyaan diatas? itu sekedar menunjukan logika saya dalam mencari apa, siapa dan bagaimana Ahl Bait, tak asal telan informasi, lebih2 tak asal mau percaya thd nama2 golongan/mazhab yang mengaku pengikut suatu ulama tertentu atau ahl bait. Jika anda tak setuju dengan logika diatas, maka tak akan berguna anda tahu referensi saya. Suatu KEBIASAAN bagi anda dengan berbagai argumen yang kadang2 tak logis untk menolak suatu informasi.

  112. Utk Ressay : ok.. menurut logika atau rasio anda : siapa atau apa kriterianya orang2 yang paling dekat atau mengenal apa dan bagimana Ahl Bait ?

  113. hahahhaha….
    si lamaru …
    referensi kagak ada….
    udah dibantuin dicariin malu2 ngakuinnya…
    huakakakakak

    isyu….isyu….kata ebiet

  114. ah referensi ah.

  115. Utk Ressay : ok, saya akan menunjukkan referensi dari orang yang anda pilih/nilai sesuai kriteria anda. Menurut anda, siapakah atau kriteria2 apa saja orang yang paling mengetahui apa dan bagimana ahl bait. Mudah2an saya bisa menunjukan referensi orang yang paling tahu atau dekat dgn ahl bait. Ok? Kriteria2 dari anda ditunggu segera!

  116. boleh…boleh..

  117. Utk Ressay : mana kriteria dari anda ?

  118. mana referensinya?

  119. ll

  120. Utk Ressay : maksud saya, berikan dulu kriteria2 apa saja orang yang paling mengenal ahl bait, baru saya berikan referensi dari orang tsb jika ada kesesuaian dgn yang saya miliki,

  121. Referensi…

  122. mm

  123. Utk Ressay : jika kita sepakat ttg siapa org yang dekat atau mengenal Ahl Bait, maka dapat dipastikan kita tak akan sepakat dengan diterima atau tak diterimanya kitab tsb sbg referensi. Padahal apa susahnya anda menyebut kriteria apa saja orang yang dekat dgn Ahl Bait menurut Syiah atau menurut anda, hitung2 sambil mengajari saya.

  124. apa susahnya Anda juga mengutipkan referensi?

  125. oh iye, satu lagi cuy. lo kagak usah tuh ngepost komentar2 yang hanya satu dua huruf aja. menuh2in tau… :p

  126. Ratlat utk ressay :Utk Ressay : jika kita sepakat ttg siapa org yang dekat atau mengenal Ahl Bait, maka dapat dipastikan kita tak akan sepakat dengan diterima atau tak diterimanya kitab tsb sbg referensi. Padahal apa susahnya anda menyebut kriteria apa saja orang yang dekat dgn Ahl Bait menurut Syiah atau menurut anda, hitung2 sambil mengajari saya.

  127. Ratlat utk ressay :Utk Ressay : jika kita TAK SEPAKAT ttg siapa org yang dekat atau mengenal Ahl Bait, maka dapat dipastikan kita tak akan sepakat dengan diterima atau tak diterimanya kitab tsb sbg referensi. Padahal apa susahnya anda menyebut kriteria apa saja orang yang dekat dgn Ahl Bait menurut Syiah atau menurut anda, hitung2 sambil mengajari saya.

  128. referensi cuy.

  129. Utk Ressay : kasian umat islam dunia, sejak awal abad 4 H, banyak mazhab2 baru terbentuk, padahal pahamnya berbeda dengan orang yang namanya diambil sbg nama mazhab, seperti golongan mazhab Maliki, mazhab Hanafi, Mazhab Hambali, Mazhab Syafii, Mazhab Ja’fari/Ahl Bait, dll. Mereka semua berpedoman atau merujuk pada kirab2 yang ditulis sesudah abad 4 H atau jauh sesudah wafatnya para yang empunya nama.

  130. Ah enteini. Referensi dunkz….

  131. @lamaru

    Kalau kita mengikuti presepsi anda, maka wajar umat Islam tersesat keberbagai mazhab, karena ke 3 khalifah tsb banyak melakukan penyimpangan dlm agama. Kan Nabi SAW sudah berpesan dlm Tsaqalain dan Ghadir Khum, agar umat tidak tersesat.

    Wass. Wr. Wb.

  132. @lamaru

    Menurut presepsi saya ke 3 khalifah tsb telah ingkar kepada dua hadis tsb.

    Kata anda:
    Silahkan perthatikan kitab2 yang ditulis sebelum abad 3 (Ahl Bait masih hidup) dan kitab2 yang di tulis sesudah abad 3 (Ahl Bait sudah tiada).

    Komentar saya:
    Sebutkan dong kitab2 tsb dan penjelasannya, biar diskusi ini ada titik temunya. Atau anda cuman ngarang aja.

  133. Utk Ressay : jika anda mau tahu kriteria2 versi saya ttg siapakah orang paling mengenal apa dan bagaimana Ahl Bait :

    1. Keluarganya yang hidup bersama
    2. Murid2nya langsung
    3. Sahabat2 dekat

    Dan ada beberapa murid2nya langsung yg telah ikut berjuang(berperang) bersama-sama keluarga Ahl Bait memerangi raja yang zalim sebanyak 2 kali. Murid tsb ada yang menulis kitab. Kitab tsb (copian atau salinan atau cetakan baru) ada atau bisa dijumpai di toko2 buku besar

  134. Utk Ressay : kriteria2 yang saya sebutkan ttg orang yang lebih kenal dgn Ahl Bait anda setuju?

  135. Utk Dede : Hadis saqalain diucapkan oleh nabi saat beliau duduk diatas onta merah (onta terbaik/ termewah yang telinganya dipotong) pada saat haji wada. Intinya agar kita mengikuti Quran dan Al itrah/ahl bait ( ikuti cara beribadah ahl bait dan sikap2nya termasuk sikapnya thd 3 sahabat). Karena Imam Ali memulyakan sahabat, juga ahl Bait memulyakan sahabat, tak memisahkan diri dari 3 Khalifah, tak membuat kelompok sendiri yang menolak 3 khalifah, maka kita pun harus memulyakan 3 khalifah sebagaimana ahl bait memulyakan mereka. Adapun yang gencar melaknat 3 khalifah tsb adalah golongan yang di jaman ahl bait masih hidup adalah Rafidhah. Jadi anda sekarang mengikuti paham Rafidhah yang dulu pernah diusir Zaid (keluarga Ahl Bait) karena mereka meminta Zaid utk turut melaknat Abu Bakar dkk. Sedangkan kitab yang anda pedomani tentang paham melaknat, rajah/reinkarnasi, bada, cara ibadah2, paham Goib nya Al Mahdi, dsb ditulis pada abad 4 H oleh Kulayni, jauh sesudah Ahl Bait tiada. Kulayni tak pernah bertemu langsung dgn Ahl Bait.

  136. @lamaru,

    Presepsi anda keliru, kalau sikap Ahlul Bayt thdp 3 khalifah tsb yaitu meluruskan penyimpangannya dan mengawasi jalannya pemerintahan ke 3 khalifah tsb dan penguasa setelahnya. Kita lihat dari konsep Islam yg menganut faham Khulafur Rasyidin, tidak ada satupun negara Islam yg konsisten memerangi kezaliman orang2 Munafik, Yahudi dan Amerika cs, kecuali yg mengikuti faham Syi’ah. Kalau masalah melaknat, itu hanya peresepsi anda saja yg terhasut oleh pemahaman salafyun.

    Salam

  137. Utk Dede : darimana anda tahu bahwa 3 Khalifah melakukan PENYIMPANGAN dalam agama? Hanya pikiran anda atau anda dapat informasi yang salah ?

  138. @lamaru

    Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Imam Ali tentang rencana makar yg dilakukan oleh Umar bin Kattab dan Abu Bakar di Shaqifah Bani Sa’diyah yaitu untuk memisahkan kekhalifahan dari Ahlul Bayt.

    Salam

  139. @lamaru

    Sepertinya anda harus banyak belajar lagi tentang Mazhab Syi’ah Imamiyah/Mazhab Ja’fari/Mazhab Ahlul Bait.

  140. fg

  141. Utk Dede : darimana anda dapat informasi bahwa Rasulullah ada bersabda ttg adanya rencana Umar utk makar? dari buku apa? siapa yang nulis?

  142. @lamaru

    Dari kitab Sulaim Bin Qais alHilali AlQadhi yg wafat thn 90 Hj yg merupakan sahabat Imam Ali as. Beliau ikut serta dalam peperangan Jamal, Siffin dan Nahrawan bersama Imam Ali as.

    Salam

  143. @lamaru

    Rasulullah saw memberitahu Imam Ali as bahwa Abu Bakar akan dibai‘ah di Saqifah Bani Sa‘idah selepas kewafatannya. Seperti yg diriwayatkan oleh Imam Ali as bahwa Rasulullah saw telah memberitahuku dan bersabda: “Orang ramai akan memberi bai‘ah kepada Abu Bakar di Saqifah Bani Sa‘idah selepas penentangan mereka terhadap hak kami dan hujjah kami. Kemudian mereka akan mendatangi Mesjid dan orang pertama yang akan memberi bai‘ah kepadanya di atas mimbarku adalah Iblis dalam bentuk lelaki tua, mempunyai tanda hitam di dahi serta akan berkata sedemikian, kemudian dia akan keluar. Kemudian dia akan mengumpulkan syaitan dan Iblisnya, lalu keluar dalam keadaan sujud seraya berkata:’Wahai Sayyidana wa Kabirana! Andalah yang telah mengeluarkan Adam daripada Syurga’. Dia berkata: ‘Adakah umat yang tidak akan sesat selepas Nabinya? Tidak ada. Kalian telah menyangka aku tidak terdaya lagi kepada mereka? Bagaimana kalian telah melihatku memperdayakan mereka ketika mereka meninggalkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya?’ Sebagaimana dalam firman-Nya : “Sesungguhnya telah benar prasangka Iblis terhadap mereka itu lalu mereka mengikutinya, kecuali satu golongan di antara orang Mukminin” (QS Al Saba : 20)

    Salam

  144. ,,,,,

  145. Utk Dede : Kitab Sulaim bin Qois sekarang ini tak ada di dunia. Tak ada yang memegang catatan2 dia. Sudah hilang. Anda hanya mendengar atau membaca dari kitab yang ditulis setelah abad 4 H yang menceritakan ttg adanya catatan Sulaim bin Qois. Anda kemungkinan membaca kitab yang ditulis pada abad ke 7, Sehingga sulit dipercaya kalau info ttg MAKAR UMAR adalah dari catatan Sulaim bin Qois

  146. Utk Dede : anda menafsir Surah Saba sesuka hati anda, jelas bukan tafsiran dari Ahl Bait. Surah tsb menceritakan ttg negeri Saba, bukan ttg Saqifah Bani Saidah. Atau bukan ttg Umar bin Hattab. Tafsiran anda sangat berbeda dengan tafsiran dari Ahl Bait.

  147. ……

  148. @lamaru

    Kitab Sulaim Bin Qais alHilali AlQadhi sampai kini terpelihara oleh para perawi hadits dari mazhab Syi’ah secara turun temurun.

  149. Ah saya sih tetap meminta referensi. Kalau ndak mampu mbok ya bilang. Saya yang bodoh ini akan berusaha mengerti.

  150. @lamaru

    Mengenai penafsiran QS Al Saba : 20. Itukan hadits diriwayatkan oleh Imam Ali as bahwa Rasulullah saw telah memberitahuku dan bersabda: “Orang ramai akan memberi bai‘ah kepada Abu Bakar di Saqifah Bani Sa‘idah selepas penentangan mereka terhadap hak kami dan hujjah kami…”Jadi bukan saya yg menafsirkannya, namum Rasulullah saw.

    Salam

  151. @lamaru

    Saya kira jelas makar yg dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar Bin Kattab dlm hadits Nabi saw tsb yaitu penentangan mereka terhadap hak Imam Ali as di Saqifah Bani Sa‘idah.

  152. …….

  153. Utk Dede : Sulit dipercaya ada kitab Sulaim bin Qois. Kalau ada, kenapa tak diperbanyak oleh ulama Syiah? Utk bukti atau ilmu bagi siapa saja terutama warga Syiah? Kenapa Al Kaffy dan Nahjul Balagah diperbanyak, sedangkan kitab Sulaim bin Qois tidak? Di PASTI kan kitab tsb tak ada, sebagaimana Al Mahdi yang hanya karangan Kulayni. Jika ada, tak baik menyembunyikan ilmu. Jika memang tak ada, tak baik mengarang2.
    Hadis diatas tak jelas ada di kitab mana.

  154. Ehm…referensi cuy.

    oh ya, udah pernah denger blm buku Imam Khomeini di rubah-rubah ama pandir-pandir yang ndak suka ama beliau?

    Itu baru bukunya Imam Khomeini. Apalagi jika ini kitab al-kafi. beuh…ndak tau deh apa jadinya.

  155. ………..

  156. Utk Ressay dan Dede : Anda mungkin bukan orang Saint, shg tak menimbang-nimbang perkembangan teknologi. Di jaman Rasul tak ada kertas, hany a kulit kayu sebagai media catatan. Jika Sulaim bin Qois buat catatan, maka sudah lama hancur, kecuali di salin kembali ke kertas jaman sekarang. Andai di salin ke kertas, pasti sudah diprbanyak, tak mungkin cuma satu saja. Karaena harus ada cadangan agar tak hilang. Akan jadi PENEMUAN BESAR jika catatan hadis Sulaim bin Qois memang ada. Selama ini yang sudah terpatri adalah Kitab Tertua Syiah adalah Al Kaffy yg dtulis abad 4 H oleh Kulayni.

  157. Utk Ressay : Al Kaffy, kitabnya banyak beredar. Dan sepertinya. baik cetakan Teheran, dan juga cetakan Beirut, tak berbeda isinya. Andai berbeda, maka dipastikan sudah diberitakan. Yang beda hanya besar kecilnya tulisan dan halaman. Namun isi masih sama.

  158. @Lamaru
    ]Mushaf Alqur’an yang disusun oleh Usman b Affan menurut anda ditulis dimana ya. Tolong diberitahukan agar bertambah pengetahuan sejarah kami. Dlm berapa buah yang ditulis. Wasalam

  159. ehm…mampu kagak nunjukin referensinya? tetap gw tunggu lho. Masalahnya ini penting untuk menjaga keilmiahannya.

  160. =

  161. Utk Abu Rahat : Quran juga ditulis di kulit kayu, namun sekarang sudah disalln di kertas agar tetap bertahan dan juga diperbanyak. Jika tak disalin ke kertas mungkin sudah punah. Demikian pula catatan Sulaim bin Qois, jika tak disalin pada kertas akan punah, walau disimpan rapat di dalam kulkas..ee salah…Jadi di PASTI kan catatan Sulaim bin Qois sudah LAMA sekali musnah.

    Utk Ressay : Anda setuju jika orang yang paling dekat atau mengenal Ahl Bait adalah orang yang sejaman, hidup bersama, pernah berperang sama2, ia juga murid langsung Ahl Bait, anda setuju? jika anda setuju, maka tulisan yang ditulis oleh orang tsb bisa jadi referensi kita. Setuju bhw ia org yang paling kenal dgn Ahl Bait daripada org yang tak pernah bertemu samasekali?

  162. @lamaru

    Al Qur’an dan Al Hadits, entah ditulis pada kertas kek, kulit kayu kek, kulit domba kek, daun pisang kek, daun lontar kek, dibatu kek dstnya. Kan ada yg menjaga risalahnya yaitu para perawi hadits dari Syi’ah Ali. Kan saya juga sdh menjelaskan bahwa Sulaim bin Qais adalah sahabat Imam Ali as. Beliau ikut serta dalam peperangan Jamal, Siffin dan Nahrawan bersama Imam Ali as. Seorang sahabat dari Ahlul Bayt pada zamannya.

    Salam

  163. @lamaru

    Presepsi anda sungguh aneh bin ajaib. Bicara ilmiah namun tidak masuk akal.

  164. @lamaru

    Ah, jadi bingung diskusi dgn anda. Anda bertanya, saya menjadi bingung…Emangnya Tawa Sutera…hehehe

  165. ,<

  166. Utk Dede : saya juga bingung dgn anda. Jika catatan Sualim bin Qois sudah disalin ke dalam suatu kitab, kitab apa namanya? Kitab Sulaim? Ah..tak pernah dengar tuh ada nama kitab itu. Kitab fiktif? aa…ini baru benar, karena memang tak ada kitabnya.

  167. ”’

  168. @lamaru

    Pantesan aja tdk tahu kitab Sulaim bin Qais, coba cari di pdf.adobe reader. Silahkan di dwonload. Jadi selama ini anda hanya dikira-kira saja. Dasar OON! Emangnya Bajay Bajuri…hehehe

  169. ,,,/

  170. Utk Dede : Kitab Sulaim, baru beredar abad 5 H, setelah dibacakan di depan Mufid dan Tusi. Pada abad 4 H belum ada yang nyinggung ttg Kitab ini. Apalagi kitab2 yang ditulis sebelum abad 3 H.Kulayni saja tak tahu dgn kitab ini. Kulayni menulis Al Kaffy abad 4. Wajar saja Kulayni tak pernah nyinggung2 kitab Sulaim di dalam kitabnya Al Kaffy. Kesimpulan : Kitab Sulaim baru beredar di era Mufid dan Tusi abad 5 H. Jadi masih sulit dipercaya kalau itu benar2 dari Sulaim.

  171. >>

  172. referensi donk cuy. biar lebih mantep gitu.

  173. Utk Dede : Suatu hal yang aneh jika kitab Sulaim baru dibacakan di depan Mufid dan Tusi utk dinilai ke absahannya pada abad 5. Kenapa tak dibacakan di depan Jafar Siddiq di abad 2 agar Kulayni tahu, sehingga bisa diriwayatkan oleh Kulayni dalam Al Kaffy bahwa Imam Jafar Siddiq men syah kan kitab Sulaim. Jafar Siddiq di dalam kitab Kulayni Al Kaffy tak pernah nyinggung Kitab Sulaim. Wajar, mereka kan belum tahu.
    Utk Ressay : Anda setuju nggak tentang kriteria2 orang yang paling kenal dgn Ahl Bait di atas. Jika ya..baru kita gunakan tulisannya sebagai referensi.

  174. @lamaru

    Huh.. itu hanya presepsi anda saja, hanya prakiraan saja. Coba anda baca dan pahami kitab tsb. Disitu terdapat rujukan terhadap kitab yg lainnya. Ada -/+ 65 kitab sebagai bahan rujukan (catatan pinggir).

  175. Eh cuy, lo disini yang memulai diskusi kan? so, lo dulu yang harus nunjukin bukti berupa referensi. itu cara diskusi yang baik, bukan asal pingin menang sendiri.

    Kelihatan dah kepandirannya. xixixixi…

    ayo pandir mana lagi yang mau “bongkar kebobrokan syiah”?

  176. Iya, sok tahu syi’ah tapi inti ajarannya tdk mengerti.

  177. Utk Dede : Betul, tapi rujukan bukan cerita ttg Kitab Sulain, tetapi ttg hadis. Ada memang rujukan kitab yang menceritakan kitab Sulaim yaitu Biharul Anwar (ditulis abad 10 H). Yang PASTI, Imam Jafar Soddiq, imam Besar Ahl Bait, tak tahu ada Kitab Sulaim. Kulayni pun ikut2an tak tahu. Padahal di kitab al Kaffy sebagian besar KATANYA adalah sabda Imam Jafar Soddiq.Andai kitab tsb memang ada, dan Kulayni tahu, ia tak susah2 menghimpun hadis2, sampai2 hadis palsu pun ditulis Kulayni juga (ada 50% hadis palsu.). Yang perlu anda CURIGAI adalah Mufid dan Tusi, yang mulai mempopulerkan kitab tersebut di abad 5 H.

  178. @lamaru

    Memang banyak hadits palsu yg terdapat dalam berbagai kitab, entah dlm kitab sunni maupun syi’ah. Yang penting esensi ajarannya, seperti para Imam Ahlul Bayt yg konsisten mengawasi dan meluruskan terhadap penyimpangan para penguasa yg zalim. Hingga kini mazhab Syi’ah konsisten melawan pihak ke 3 yaitu kaum Munafikin, Kafirin, Musyrikin, Yahudi, Nasrani, Amerika cs dll, pendek kata yg menjadi musuh umat Islam. Sesungguhnya pihak ke 3 lah yg harus diwaspadai, jangan sampai umat Islam diadu dombakan diantara mazhab dan golongan.

    Salam

  179. Utk Dede : ya betul, para Ahl Bait konsisten menjaga agar tidak terjadi penyimpangan pada pengikut2nya. Hanya saja si Kulayni kedodoran, banyak di Al Kaffy hadis2 palsu, padahal di masa Kulayni ada Al Mahdi yang turun dlm Goib Kecil. Al Mahdi nya kurang ampuh menunjuki hadis yang benar pada kitab rujukan tertua Syiah. Selain itu pula, Imam Jafar As Sodiq yg hidup di abad 2 H kok bisa nggak tahu dengan Kitab Sulaim yang katanya amat sohih. Eh malah si Mufid dan Tusi di abad 5 H yang tahu kitab Sulaim. Memang serba aneh di Syiah Imamiah ini.

  180. Utk Dede : Kulayni, KATANYA hidup sejaman dgn Al Mahdi di masa Goib Kecil. Apakah isu adanya Al Mahdi turun di Goib Kecil ada maksud agar kitab Kulayni dapat dipercaya dan bisa diterima umat ? Saya CURIGA bahwa issu adanya Al Mahdi di Goib Kecil adalah karangan Kulayni.
    Apakah issu adanya Kitab Sulaim oleh Mufid dan Tusi agar ajarannya Mufid dan Tusi bisa dipercaya dan diterima umat ? Saya CURIGA bahwa Kitab Sulaim adalah tulisan Mufid dan Tusi di abad 5 H

  181. @lamaru

    Yang saya pahami mengenai Imam Mahdi as dapat dibuktikan dengan nash Al Qur’an dan Al Hadits. Mengenai ghaib kecil dan ghaib besarnya tidak ada pertentangan dari para ulama syi’ah (Marja Taqlid). Kecurigaan anda sesungguhnya tidak beralasan, apabila anda mengkaji dan menelaah kehidupan 12 Imam tsb.

  182. @lamaru

    Saya jadi ingin bertanya kepada anda mengenai ayat,” …taatilah Allah, taatilah Rasul dan Ulil Amri diantara kamu…”(QS An Nisa: 59).

    Bagaimana penafsirannya menurut anda?

  183. Utk Dede : betul, Imam Mahdi memang ada. Tapi bukan yang datang pada Goib kecil di masa Kulayni menulis Al Kaffy sbg kitab pedoman Syiah tertua. Buktinya ? ternyata kitab Kulayni masih amburadul, 50% hadis palsu. Imam Mahdi tak tsb tak mampu menunjukkan jalan kebenaran pada kulayni. Jadi Imam Mahdi yang datang di era Kulayni adalah Al Mahdi jadi2an alias karangan Kulayni saja. Hebatnya…mereka sama2 mulai hilang selamanya pada tahun yang sama, 329 H. Kulayni pada tahun itu wafat, pada tahun itu juga Al Mahdi mulai Goib Kubro. Kompak ni yee…..

  184. Utk Dede : makna ayat tsb : tatalah pada allah, Rasul dan Imam dari orang2 iman sebagaimana Ali Ra taat pada Khalifah Umar bin Hattab utk memimpin pasukan menyerbu Rum dan Parsi.

  185. @Dede
    Cobalah Anda itu tanya ama mr asumsi (lamaru) ini mengenai referensinya.

    Kasian Anda diajak muter-muter tetapi Lamaru tidak jua menampilkan referensi.

  186. Utk Ressay : sesungguhnya masalah selesai, jika anda memberikan contoh2 kriteria orang yang paling dekat dan mengenal Ahl Bait, maka sesudah itu saya akan menunjukan tulisan dari orang yang sesuai dengan kriteria anda. Ok ?

  187. @lamaru

    Aneh Imam Ali taat kpd Umar bin Kattab si pembuat bid’ah, suatu hil yg mustahal…eh suatu hal yg mustahil. Peran Imam Ali pada saat itu, selain melakukan pengawasan dan pelurusan dari peyimpangan yg dilakukan oleh ke 3 khalifah tsb. Beliau turut berperan aktif dlm mengarahkan mereka menjalani kehidupan yg zuhud dan taqwa, karena penaklukan terhadap bangsa lainnya mendatangkan harta yg berlimpah yg mengalir ke ibukota Islam.

    Fisafat Imam Ali as pada saat itu adalah diam tidak melakukan perlawanan untuk menuntut haknya sebagai khalifah seperti yg diperintahkan Rasulullah saw dalam Tsaqalain dan Ghadir Khum. Ini dilakukan demi terjaganya ukwuah Islamiah.

    Salam

  188. @lamaru

    Aneh Imam Ali taat kpd Umar bin Kattab si pembuat bid’ah, suatu hil yg mustahal…eh suatu hal yg mustahil. Peran Imam Ali pada saat itu, selain melakukan pengawasan dan pelurusan dari peyimpangan yg dilakukan oleh ke 3 khalifah tsb. Beliau turut berperan aktif dlm mengarahkan mereka menjalani kehidupan yg zuhud dan taqwa, karena penaklukan terhadap bangsa lainnya mendatangkan harta yg berlimpah yg mengalir ke ibukota Islam.

    Fisafat Imam Ali as pada saat itu adalah diam tidak melakukan perlawanan untuk menuntut haknya sebagai khalifah seperti yg diperintahkan Rasulullah saw dalam Tsaqalain dan Ghadir Khum. Ini dilakukan demi terjaganya ukhwuah Islamiah.

    Salam

  189. @lamaru

    Selama anda tidak mengkaji dan memahami perjalanan hidup 12 Imam. Sepertinya anda tetap saja mempermasalahkan Kulayni sbg penulis Al Kaffy. Sdh saya katakan bahwa hadits palsu banyak terdapat dlm kitab sunni maupun syi’ah.

  190. @lamaru

    Menuerut persepsi anda siapa saja ulil amri selama perjalanan risalah Islam hingga kini?

  191. @lamaru
    Sorry bro. Gw udah pengalaman diskusi ama lo nih. Kebiasaan lo, susah banget nunjukin referensi. Gw jadi ragu ama lo. Punya itikad baik buat diskusi secara ilmiah? kalau gak mah, bilang aja gitu lho.

  192. Utk Dede : Hanya persepsi anda ( bukan persepsi Ahl Bait) bahwa Umar bin Hattab pembuat bidah. Persepsi anda seperti itu kan karena anda menganut paham Rafidah, dengan tokoh besarnya Kulayni, penulis kitab rujukan tertua Mazhab anda Al Kaffy. Kenapa saya selalu berbicara Kulayni, karena paham mazhab anda banyak mengambil dari kitab tsb seperti paham MELAKNAT 3 sahabat, paham RAJAH/reinkarnasi, paham BADA/tuhan bisa lupa, paham Al Mahdi turun di era Goib Kecil, dan cara2 ibadah mazhab anda diambil dari kitab Kulayni Al Kaffy ini, bukan dari kitab atau ajaran Ahl Bait. Orang seperti anda harusnya meneliti dan mempelajari sejarah Kulayni, bukan sejarah Ahl Bait.

  193. Utk Dede : Jadi menurut persepsi anda bahwa Imam Ali bin Abi Thalib lebih mengutamakan persatuan islam ketimbang aqidah. Yang penting bersatu walau umat Islam dalam kesesatan atau aqidahnya menyimpang.. Seperti itu kah anggapan anda?

  194. @ressay

    Sabar mas, kita tunggu aja referensinya. Biar dia ngocoblak dulu.

  195. @lamaru

    Dari literatur2 buku syi’ah, tidak ada yg namanya melaknat sahabat. Saya mendapati fakta bahwa sahabat tsb ingkar kepada Tsaqalain dan Ghadir Khum, yg merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya.

  196. @lamaru

    Sikap Imam Ali justru menjaga ukhwuah Islamiah dan aqidah Islam yg murni dari penyimpangan ke 3 khalifah tsb. Supaya umat tidak terjerumus terlalu jauh kedalam penyimpangan tsb. Demikian pula para Imam setelahnya, hingga akhir zaman.

  197. @lamaru

    Yang belum dijawab oleh anda yaitu siapa saja ulil amri tsb sampai sekarang.

  198. //

  199. Utk Dede : sudah saya jawab, ia adalah Imam suatu golongan orang2 iman dimana saja didunia, apakah ia sebagai orang biasa, atau ia bisa juga merangkap sebagai raja/kepala negara, jika dia disepakati sebagai imam dari golongan orang2 beriman yaitu golongan yg selalu menjaga KEMURNIAN agama, tak bercampur dengan paham2 bidah, tahayul, rafidah, khurofat, maka wajib hukumnya taat kepada ulil amri/imam tsb sebagaimana Ali Ra taat pada Khalifah Umar ketika diperintah menjadi Panglima perang utk memerangi Rum dan Parsi.

    Saya juga bersyukur bisa kontak dgn anda, karena dari anda saya tahu ada TRIK baru Kaum Rafidhah agar ajarannya dipercaya. Trik yang lama yaitu adanya paham Imam Mahdi yg turun di masa Kulayni (Goib Kecil), agar ajaran Kulayni bisa dipercaya dan diterima umat. TRIK yang baru saya tahu adalah penyebaran KITAB SULAIM di abad 5 H oleh Mufid dan Tusi agar umat percaya thd paham Rafidhah. Entah trik apa lagi nanti, mungkin ada. Ini gunanya saya diskusi sama anda2, dapat info ttg mazhab anda. Sebagai bahan saya untuk diskusi dengan orang2 lain lagi.

  200. @lamaru

    Sy ikuti diskusi anda dan entah anda ini termasuk yg berpikiran luas atau anda ini benar-benar pandir?

  201. Utk DEDE : Imam Ali Ra, amat berani, tak taku mati, pembela kebenaran, apaun resikonya jika didepannya ada penyimpangan, maka akan dicegahnya walau harus berperang. Imam Ali tak mau umat Islam dalam kesesatan atau penyimpangan. Jika Khalifah di peganga oleh 3 sahabat sebagai suatu penyimpangan berat, maka Imam Ali akan berupaya bahkan dgn kekuatan yang dimilikinya (ia kan panglima perang) akan menggusur mereka bertiga. Tak susah bagi Imam Ali merebut khalifah dari tangan Umar jika memang Umar dianggap menyimpang jika menduduki khalifah.
    Argumen (asumsi) anda bahwa Imam Ali lebih menjaga ukhuwah daripada aqidah, biarlah umat dalam puluhan tahun dalam kesesatan atau penyimpangan selama 3 sahabat sbg khalifah. Begitukah anggapan anda thd Imam Ali ?
    Yang betul adalah Imam Ali tetap konsisten dalam menjaga agar tak terjadi penyimpanga. Ia tak berupaya merebut khalifah dari 3 sahabat karena itu biukan penyimpangan, makanya Imam Ali tenang2 saja, malah ia taat pada 3 khalifah tsb.
    Imam Ali tak segan2 memerangi Muawiyah karena Muawiyah dinilai sudah menyimpang, walau ukhuwaj jadi berantakan. Terpecah. Yang penting aqidah terjaga, dan umat tahu sikap Ali thd Muawiyah.

  202. @lamaru

    Berarti ulil amri yg anda maksudkan bisa saja berbuat kesalahan, benar atau tidak?

    Ah saya tidak percaya dgn segala macam trak, trik, trok maupun truk. Yang penting esensi ajarannya yg berpegang kepada Al Qur’ah dan Ithrah Ahlul Bait Nabi yg disucikan dlm Al Ahzab 33, agar umat tidak akan tersesat. Inilah ajaran yg suci sesuai dengan fitrah manusia yg suci dan berjalan dijalan yg lurus.

    Anda itu orangnya penuh dengan syak prasangka dan shuhudzan.

    Salam

  203. @armand

    Memang sulit untuk menyembunyikan 3 khalifah pujaannya dari penyimpangan, soalnya tidak ada satupun referensi yg disajikan untuk mendukung tahtanya. Hanya permainan argumen saja.

  204. Utk Dede : mau bukti bahwa 3 Khalifah bukan penyimpangan ? Banyak riwayat bahwa Imam Ali bersedia jadi panglima perang di masa Umar bin Hattab jadi khalifah. Imam Ali tak pernah terdengar upaya memisahkan diri, membentuk jamaah sendiri yang tak mengakui 3 khalifah di masa tsb, Mau bukti apa lagi?
    Kita memang sepakat bahwa Ahl Bait adalah pembawa kebenaran, tapi sayangnya anda mengikuti ajaran Rafidhah Al Kulayni melalui kitabnya Al Kaffy, yang bertentangan dgn ajaran Ahl Bait. Sejak era Kulaynilah (abad 4H) golongan Rafidhan ganti nama menjadi mazhab Ja’fari/Ahl Bait yang merujuk pada kitab Al Kaffy yg di dalamnya banyak mengambil sabda yang KATANYA adalah sabda Ja’far As Siddiq. Belakang hari ketahuan banyak yang palsu. Namun anda dkk terpengaruh dengan nama Mazhab Jafariah/ Ahl Bait sehingga ikut saja, tanpa meneliti lebih dulu BARANG DAGANGAN tsb, asli atau palsu.

  205. Utk Ressay : kita ibarat hubungan dagang, anda memberi informasi ttg kriteria2 orang yang paling dekat/kenal dhn Ahl Bait, lalu sayapun akan beri info ttg tulisan2 yang ditulis langsung oleh orang yg sesuai kriteria anda. Setuju?

  206. @SP
    Nampaknya Anda perlu menertibkan jalannya diskusi di blog Anda ini. Karena hanya muter-muter, main kata tanpa adanya referensi.

  207. @lamaru
    Aneh sekali Anda ini. Diskusi disamakan dengan dagang.

    Alurnya jelas, bahwa Andalah yang memulai diskusi ini. Seharusnya Anda tunjukkan bukti dulu untuk memperkuat argumen Anda. Ok cuy? Paham kan?

  208. @lamaru

    Berarti ulil amri yg anda maksudkan bisa saja berbuat kesalahan, benar atau tidak?

  209. @lamaru

    Yang saya baca dan dipahami dlm puluhan literatur buku syi’ah dan di blog ini memang seperti apa adanya. Saya pikir semua ulama syi’ah (Marja Taqlid) telah setuju.

  210. Lagi-lagi masalah pangilma perang…panglima perang. Ndak jauh dari situ argumen ah…capek…

    Buka nahjul balaghah, ambil perkataan imam ali yang sekiranya bisa mendukung dogma yang dia yakini. Padahal perkataan Imam Ali itu belum tertentu sesuai degan asumsi pribadinya. Apalagi jika dihadapkan pada perkataan atau khutbah Imam Ali yang lain yang justru mengecam Abu Bakar, Umar, Utsman. ah…sayang…
    —-

    oh ya lupa, tak tunggu lho referensinya. sayang lo Anda buang-buang waktu anda disini tetapi tidak menghasilkan apa2. karena aku anggap argumen Anda masih rapuh. Berbeda halnya jika Anda tunjukkan referensi. Bisa jadi saya menilai argumen anda lebih kuat ketimbang argumen Anda yang sekarang.

  211. Utk Dede : Ulil Amri atau imam, namanya manusia, tak tertutup bisa berbuat salah.

    Yah..silahkan anda berpegang pada ulama2 Syiah Imamiah anda yang dulunya di masa Ahl Bait masih hidup dinamakan golongan Rafidah, jadi wajar saja paham anda tak jauh2 dari paham ulama Rafidah.

    Utk Ressay : apa susahnya, anda tinggal nyebut kriteria, sayapun tinggal nyebut referensi. Ok Cuy ?

  212. Ini bukan masalah susah atau tidak. Tetapi masalah sikap diskusi yang baik. Anda diskusi disini tidak memiliki etika.

    Ketika Anda menyampaikan suatu argumen, lalu SP meminta Anda buktikan referensinya, ya itu harus dipenuhi. Karena darisanalah SP bisa mengkritisi argumen Anda. Sekali lagi inilah etika diskusi yang selama ini gw pegang teguh cuy.

  213. Utk Ressay : terus terang, tingkat kepercayaan saya thd referensi Nahjul Balagah, dan Al Kaffy, serta kitab2 yang ditulis ulama Syiah Imamiah sesudahnya hanya 5%, artinya kebenaran bagi saya hanya 5%, yg 95% nya salah.

  214. Utk Ressay : ya…mungkin saya kurang ber etika, tapi saya bukan bermaksud begitu. Saya hanya bicara apa adanya, apa yang ada di logika saya. Saya bukan seorang ahli agama atau ustad, hanya pengamat saja, hanya bertanya saja sama anda sampai sejauh mana ajaran anda bisa diterima berdasar logika saya.

  215. @lamaru
    hehehehe…ngaku juga akhirnya dikau.

    Itu bukan logika pun, tetapi akal. Ah nampaknya Anda memang bebal. diberi tahu bahwa logika dengan akal itu beda. xixixixi….

    Ndak pernah itu ada kata “logika saya”. yang ada adalah “akal saya”.

    Logika itu adalah aturan berpikir benar. Begitulah kata Aristoteles. Cobalah Anda search di google mengenai logika.

    cuy…referensi donk.

    gw ndak mempermasalahkan ente itu ustadz atau kyai atau pengemis. Yang saya permasalahkan, ente itu berargumen disini tanpa ada referensi.

    Sama seperti mahasiswa baru yang mau masuk HMI, aku tanya, “Apa dasarnya rukun iman itu 6?”

    Mereka menjawab, “Ada di Al-Qur’an mas.”

    Gw kejar terus, “Di Al-Qur’an surat brapa ayat brapa?”

    Mereka bingung dan bilang, “ndak tau mas.”

    Gw dekonstruksi, “Coba ente lihat surat Al-Baqarah ayat 285 disana rukun iman cuman 4. Mana yang kuat? Keyakinan saya akan rukun Iman itu ada 4 (dengan mengetahui dasarnya), atau keyakinanmu rukun iman itu ada 6 (tanpa dasar)?”

    Bingung mereka jawabnya.

    Itulah kebingungan orang yang memiliki keyakinan, argumen, pendapat, tanpa dasar.

  216. @lamaru

    Menurut anda : Ulil Amri atau imam, namanya manusia, tak tertutup bisa berbuat salah.

    Marilah kita kaji menurut nash Al Qur’an mengenai ayat, ”…taatilah Allah, taatilah Rasul dan Ulil Amri diantara kamu…”(QS An Nisa: 59).

    Adalah suatu kewajiban bagi orang beriman untuk mentaati Allah, Rasul dan Ulil Amri sekaligus. Artinya Rasul dan Ulil Amri haruslah Maksum, karena kalau tidak maksum maka akan terjadi pertentangan diantara ketiganya.

    Maka tidak heran kalau mengikuti pemahaman anda banyak umat Islam yg tersesat, karena menurut argumen anda bahwa Ulil Amri bisa berbuat salah.

    Salam

  217. @Dede & Ressay

    Menurut saya sejauh ini lamaru masih di jalur yang tepat dalam mengutarakan pendapat dan argumen2nya. jauhlah dibandingkan Imem, anti rafidah dan kembali ke aqidah.
    Dan saya melihat anda berdua belum membantah dan mengkoreksi statement2 lamaru secara lugas.
    Saya pikir statement2 lamaru ttg kelemahan2 Kulany harus dibantah dg lugas. Ressay tidak perlu repot dengan referensi lamaru, dan Dede jawaban2 anda mengambang.
    Contoh:
    lamaru:

    Kenapa saya selalu berbicara Kulayni, karena paham mazhab anda banyak mengambil dari kitab tsb seperti paham MELAKNAT 3 sahabat, paham RAJAH/reinkarnasi, paham BADA/tuhan bisa lupa, paham Al Mahdi turun di era Goib Kecil, dan cara2 ibadah mazhab anda diambil dari kitab Kulayni Al Kaffy ini, bukan dari kitab atau ajaran Ahl Bait.

    Jawaban dede:

    Dari literatur2 buku syi’ah, tidak ada yg namanya melaknat sahabat. Saya mendapati fakta bahwa sahabat tsb ingkar kepada Tsaqalain dan Ghadir Khum, yg merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya.

    Statement ini tdk menjawab dg lugas. Anda mengatakan tdk ada literatur syi’ah yang melaknat sahabat. Ini bukan pernyataan yang jujur, krn kalau lamaru mengajukan referensi tsb, anda akan mengatakan bhw itu bukan literatur syi’ah. Jadi mestinya cukup anda fokus pada al kafi.
    Jika lamaru salah maka anda harus katakan salah dan tunjukkan yang benarnya. Disini bahkan sangat mudah utk menguji referensi lamaru.
    Kemudian anda melebar ke arah hadits tsaqalain, padahal jelas yang sedang dibahas adalah kredibilitas Kulayni.

    @lamaru

    Yang betul adalah Imam Ali tetap konsisten dalam menjaga agar tak terjadi penyimpanga. Ia tak berupaya merebut khalifah dari 3 sahabat karena itu biukan penyimpangan, makanya Imam Ali tenang2 saja, malah ia taat pada 3 khalifah tsb.

    Pada kritisi anda ttg kredibilitas Kulayni saya melihat anda cukup kritis dan konisisten. Tapi pada saat anda bicara sahabat terasa sekali anda masih terpengaruh oleh subjektivitas juga.
    Pertama:Yang saya tahu adalah Imam Ali tidak langsung bai’at kepada Khalifah Abu Bakar, dr sini bisa muncul banyak teori, ygmn anda tdk bisa menafikan teori bhw Imam Ali keberatan pd saat itu. Saya tdk ingin membahas detil masalah ini, dan saya tdk akan menyalahkan teori anda, najmun saya hanya meminta anda tdk bisa menafikan begitu saja teori ttg ketidaksetujuan Imam Ali.

    Kedua: Imam Ali ditawarkan menjadi khalifah ke 3 oleh Khalifah Umar dg syarat Imam Ali taat kepada apa2 yang sudah ditetapkan oleh khalifah2 sebelumnya (Abu Bakar & Umar) namun beliau menolaknya sehingga Usman yang menjadi khalifah.

    Teori saya adalah Imam Ali ta’at pada Allah, Rasul-Nya dan ta’at pada kebenaran.
    Sehingga Imam Ali bisa saja mendukung Abu Bakar, Umar & Usman dan siapa saja ketika mrk benar (kasus per kasus). Jadi Imam Ali tidak akan ta’at tanpa syarat kpd 3 khalifah. Ketika beliau mendukung satu kebijakan mrk, maka yg didukung adalah kebenarannya bukan pemilik kebijakan.
    Kita bisa lihat konsistensi prinsip beliau dr sejarah dimana terkadang beliau menolak, diam kebijakan2 khalifah, namun juga beliau bisa mendukung, membantu dan menjalankan kebijakan yang beliau anggap benar.

    Silakan dilanjut, dan akan menarik jika bisa fokus pada Kulayni. Mungkin sudah waktunya SP membuat artikel terpisah untuk ini… 😀

    Wassalam

  218. @truthseeker08

    Terimaksih atas kritikan dan sarannya, mungkin itu saya mengambil dari literatur2 syi’ah yg saya ketahui. Kan saya sudah mengatakan bahwa hadits palsu banyak terdapat dlm kitab sunni maupun syi’ah.

    Sungguh saya baru mengetahui paham RAJAH/reinkarnasi, paham BADA/tuhan bisa lupa, paham Al Mahdi turun di era Goib Kecil, dan cara2 ibadah mazhab anda diambil dari kitab Kulayni Al Kaffy ini, bukan dari kitab atau ajaran Ahl Bait. Mungkin inilah yg dinamakan hadits palsu. Sayangnya sdr Lamaru menggeneralisasikan pemahaman syi’ah dgn hadits palsu tsb.

    Salam

  219. @lamaru
    Lebih asyik kalau anda membahas kredibiltas Kulayni. Karena pada saat anda masuk ke isu lain, terasa sekali subjektivitas anda (atau juga bhw anda mendalami dan kritis kpd masalah tdk seserius ketika bicara ttg Kulayni).

    Utk Dede : mau bukti bahwa 3 Khalifah bukan penyimpangan ? Banyak riwayat bahwa Imam Ali bersedia jadi panglima perang di masa Umar bin Hattab jadi khalifah. Imam Ali tak pernah terdengar upaya memisahkan diri, membentuk jamaah sendiri yang tak mengakui 3 khalifah di masa tsb, Mau bukti apa lagi?

    Tolong jangan menilai pribadi Imam Ali spt kita2 ini yang doyan ngambek. Imam Ali hanya berpatokan kenenaran yang dia yakini. Jika beliau disalahi dalam kepempinan yang menjadi hak beliau, itu bukan berarti beliau membenci Abu Bakar, Umar & Usman. Dan juga bukan berarti beliau memboikot semua kebijakan mereka. Bahkan sebaliknya beliau akan berusaha sekuat mungkin agar para khalifah tetap di jalan yang benar dan sukses. Susah bagi kita memahami kemuliaan akhlak spt ini? Dengan akhlak kita mungkin kita akan memusuhi mereka yang menyalahi kita dengan membabi buta. Makanya saya setring katakan juga bhw akhlak pemeluk syi’ah belum tentu bisa mewakili akhlak Imam2 mereka. Sebagaimana akhlak Rasulullah belum tentu bisa diwakili oleh akhlak umat muslim.

    Utk Dede : Ulil Amri atau imam, namanya manusia, tak tertutup bisa berbuat salah.

    Yah..silahkan anda berpegang pada ulama2 Syiah Imamiah anda yang dulunya di masa Ahl Bait masih hidup dinamakan golongan Rafidah, jadi wajar saja paham anda tak jauh2 dari paham ulama Rafidah.

    Ini salah satu contoh lagi anda begitu subjektif. Hanya krn anda membenci syi’ah maka anda memilih berbeda dg mereka walaupun konsekuensinya anda harus salah?
    Untuk meyakini bahwa ulil amri adalah maksum, saya pikir tidak harus menjadi syi’ah. Tidak sedikit sunni yang mengakui ulil amri maksum.
    Dasar saya adalah, bahwa tidak mungkin Allah memerintahkan kita taat kepada seseorang yang bisa salah.
    Apakah anda akan berdalil bhw kita taat ketika dia benar dan tinggalkan ketika mereka salah. Jika ini argumen anda maka:
    1. Allah mestinya memberitahukan itu kepada kita agar kita tdk tersesat.
    2.Kalau ulil amri yang mestinya jauh lebih berilmu saja tidak bisa membedakan salah benar perkataan/tindakannya, maka atas dasar apa kita bia memilah2 ygmn dr perkataan/tindakan beliau yg salah dan benar.
    3. Bukankah setiap org akan punya penilaian sendiri2. Dan ketika dia tidak ingin taat bukankah dia bisa berdalih bhw itu krn menurut dia si ulil amri sedang salah.

    Wassalam.

  220. BUKTI KITA HARUS KRITIK TERHADAP SEMUA HADIST!!

    Kita akan menelaah sebuah hadits yang terdapat dalam kitab hadits “SHAHIH BUKHARI” Cetakan Ketigabelas 1992, diterbitkan oleh Penerbit ”Widjaya” Jakarta. Jilid III bab ’Fitnah Terhadap Aisyah’, Hadits no. 1237 riwayat AISYAH. hadits tersebut mengkisahkan perihal Peristiwa Rasulullah Lupa Ayat Al-Quran. Yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,

    Dari Aisyah ra., katanya: Nabi SAW mendengar seseorang laki-laki membaca Qur’an dalam mesjid. Beliau bersabda: “Kiranya Allah memberi rahmat kepadanya! Ia mengingatkan saya akan ayat ini dan ayat itu yang saya lupa memasukkannya dalam surat ini dan surat itu”. Abbad bin Abdullah ra. Menambahkan dari Aisyah ra.: Nabi SAW tahajud di rumahku dan beliau mendengar suara Abbad sedang sembahyang di dalam mesjid. Beliau bersabda: “Hai Aisyah, suara Abbadkah ini?” Jawabku: “Ya!” Sabda beliau:”Ya Tuhan, kasihilah kiranya Abbad!”

    Kajian:
    Pertama
    Hadits ini secara logika dan matan bertentangan dengan isi Al-Qur’an. Secara logika kita mengetahui bahwa Rasulullah SAW. adalah yang memperkenalkan Islam kepada umatnya melalui mukjizatnya yang paling mulia yaitu kitab Al-Qur’an yang secara hakikat tertanam dalam dada Rasulullah sehingga Rasulullah tidak akan mungkin lupa ayat Al-Qur’an. Maka, apakah layak jika dikatakan ada seorang umat yang lebih ahli dari Rasulullah dalam hal pemahaman Al-Qur’an?
    Dalam Al-Qur’an:
    Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasainya). Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian atas tanggungan Kamilah penjelasannya. (Q.S. Al-Qiyaamah: 16-19)
    Kami akan membacakan (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa. (Q.S. Al A’laa: 6)

    Wahai para pencinta Allah dan Rasulullah, kemanakah iman anda dengan mengimani hadist tersebut?? Bukalah mata hati dan pikiran sehat anda!!!

    Kedua
    Hadist tersebut telah menyudutkan, memfitnah dan menurunkan derajat kenabian baginda Rasulullah saww. Dan menfitnah Rasulullah sebagai pemimpin para nabi telah berbuat lalai/lupa bahkan ragu terhadap amanah yang telah ditanamkan kedalam dadanya (Al-Quran). Karena hanya Allah lah yang menanamkan langsung kedalam dada Rasulullah dan hanya Allah lah yang menjaganya, bukan seperti yang difitnahkan oleh orang-orang kafir bahwa Rasulullah yang membuat Al-Quran bukan Allah, dan Allah sangat marah terhadap fitnah tersebut.
    QS. Huud/11:13 :”Bahkan mereka mengatakan: “Muhammad Telah membuat-buat Al Quran itu”, Katakanlah: “(Kalau demikian), Maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar”.

    Ketiga
    Hadist ini dengan dasar logika dan dalil telah dapat dikategorikan menfitnah Allah SWT. Astagfirullah…!. karena jika kita mengimani hadist ini, maka kita dapat mengambil kesimpulan kegagalan Allah dalam Mendidik pemimpin nabi dan Rasul. Bukankah rasulullah selalu terdidik dan terjaga dari semua kesalahan, , QS. 53 (An-Najm): 3 – 4 ”Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
    Wahai para pencinta Allah dan Rasulullah, kemanakah iman anda dengan mengimani hadist tersebut?? Bukalah mata hati dan pikiran sehat anda!!! kalian merasa paling beriman kepada Allah, kenapa kalian masih menfitnah Allah dengan mengimani hadist ini?.

    QS. Al-Baqarah/2:2 :” Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”

    Jadi dalam ayat ini jelas bahwa Alqur’an adalah kitab yang paling nyata dan tidak ada keraguan didalammnya, dan Tidak sedikit ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa Al-Qur’an mengandung berkah dan hikmah, ini merupakan isyarat bahwa kita harus benar-benar mempelajari, membahami dan mentadaburi Al-Qur’an. Dan Marilah kita meluruskan Hadist-hadist yang tidak senafas dengan Al-quran.

    Kesimpulannya , Hadits no. 1237 – Jilid III, kitab hadits “SHAHIH BUKHARI” Cetakan Ketigabelas 1992, diterbitkan oleh Penerbit ”Widjaya” Jakarta, hadits tersebut mengkisahkan perihal Peristiwa Rasulullah lupa terhadap ayat Al-Quran. adalah SANGAT BERTENTANGAN DENGAN AL-QURAN, SEHINGGA HADIST INI TELAH MENGHINA, MEMFITNAH DAN MENYESATKAN UMMAT ISLAM.

    Allahumma shali ala muhammad wa ala aly muhammad

  221. @lamaru
    Anda mengatakan:Utk Ressay : terus terang, tingkat kepercayaan saya thd referensi Nahjul Balagah, dan Al Kaffy, serta kitab2 yang ditulis ulama Syiah Imamiah sesudahnya hanya 5%, artinya kebenaran bagi saya hanya 5%, yg 95% nya salah.
    Itu urusan anda, saya juga bisa katakan kitab2 hadits yang anda sebutkan shahih. Saya bisa katakan tidak shahih.
    Dan bagi saya hadits banyak yang direkayasa. Jadi selama hadits tsb. tidak sama dengan yang dimaksukan dengan firman Allah saya tolak. Wasalam

  222. Utk Truthseeker :

    Yang saya maksud Ali Ra TENANG2 saja selama puluhan tahun berkuasanya 3 khalifah adalah Imam Ali Ra tak memberontak utk menggusur kekuasaan 3 khalifah tsb. Jika ia aktif menasihati 3 khalifah agar tetap dalam jalan yang lurus, memang benar. Karena Imam Ali tak memberontak, padahal ia punya kemampuan untuk itu, tak sulit bagi Imam Ali utk berkuasa, ia kan panglima perang, ini menunjukkan bahwa menduduki jabatan khalifah bagi 3 sahabat bukan merupakan PELANGGARAN agama atau aqidah. Seperi statemen anda bahwa Imam Ali hanya berpatokan pada kebenaran. Ya betul, ia akan tak segan2 mencegah segala pelanggaran atau penyimpangan bahkan dgn kekuatan, walau yang menyimpang adalah 3 khalifah tsb.

  223. @lamaru
    Ya betul, ia akan tak segan2 mencegah segala pelanggaran atau penyimpangan bahkan dgn kekuatan, walau yang menyimpang adalah 3 khalifah tsb.
    Salah bukan seperti pemahaman saya ttg pribadi beliau.
    Jalan kekuatan apalagi thd sesama muslim adalah jalan terakhir.

    Dalam beragama, pilihan2 seseorang bukanlah tanggung jawab orang lain. Kalau ada yang memilih Abu Bakar, kenapa Imam Ali harus mengusung kekuatan?. Sangat kekanak2an cara pikir seperti itu, terlebih lagi jika di kasus tsb rentan dg fitnah dan syubhat antara kepentingan pribadi dg menjalankan perintah Allah. Hadir sajapun ke Saqifah Imam Ali tidak berminat apalagi berperang.
    Anda bisa cocokkan dg riwayat mengenai Imam Ali yg membatalkan membunuh musuhnya meludahi beliau dalam perang krn disitu sdh muncul syubhat antara amarah dan berperang demi Allah.

    Kalau ada seseorang memilih tidak shalat/puasa/zakat itu berbeda dg seseorang mengubah Rukun Islam.
    Kalau umat Islam di Madinah saat itu memilih Abu Bakar maka itu adalah pilihan yang cukup mereka pertanggung jawabkan kpd Allah SWT.

    Sayang sekali kalau anda mengartikan bhw jika ada oang lain yang menyalahi kebenaran (berbeda pendapat dg kita) maka kita akan mengusung kekuatan melawan mereka.
    Pemahaman kita atas amar ma’ruf nahi munkar, mungkin berbeda.

    Seperti yang berkali2 saya tulis. Ketika kita mencoba mamahami tindakan2/sikap2 Imam Ali dg menggunakan ukuran akhlak kita maka kita akan salah arah.

    Saya masih terlalu rendah untuk menghakimi beliau2 terlebih lagi di jaman yang sdh seribu tahun lebih. Saya hanya mencoba belajar kepada seorang yang berpribadi mulia Imam Ali a.s.

    Wassalam.

  224. Utk Truthsekker: betul, Ali Ra menganggap pilihan rakyat thd Abu Bakar memang sudah qodar Allah. Ia pun tak minat ngumpul2 di saqifah bani saidah. Peristiwa atau dari sikap Imam Alitsb menunjukkan bahwa kepeimpinan bukan harus dipegang oleh Ali Ra, siapapun bisa, bukan pelanggaran aqidah, dan sah2 saja bagi umat dipimpin oleh siapa saja yang disepakati. Dan Ali Ra pun tak perlu repot2 utk memgeluarkan kekuatan utk merebut posisi khalifah. Amat berbeda kasusnya ketika Ali RA dengan kekuatan memerangi Muawiyah yang dianggap sudah menyimpang, walau resikonya umat Islam terpecah.

  225. Utk Dede : saya bukan men general kan Syiah dengan hadis2 palsu, hanya saja saya mengatakan bahwa pedoman2 Syiah berikut tulisan2 ulamanya bersumber utama pada kitab Al Kaffy. Wajar, karena Ahl Bait tak punya tulisan yang bisa dijumpai sekarang. Yang perlu di kritisi adalah kredibilitas Al Kulayni si penulis Al Kaffy.

  226. Utk Ressay : anda menuntut saya menginformasikan referensi saya ( kitab2 yg ditulis di masa ahl Bait masih hidup/sebelum abad 3 H). Saya belum infokan ke anda karena kita belum sepakat ttg kriteria2 org yang paling dekat/kenal Ahl Bait. Kenapa saya mau tahu kriteria dari anda, agar referensi yg saya sebutkan tidak anda bantah lagi habis2an. Kan kebiasaan anda, jika ada dalil ttg Ahl Bait yang arahnya mulyakan 3 sahabat pontan anda tolak, walau dalil tsb ada di rujukan Syiah sekalipun.

  227. Aku pikir SP sedari awal sudah meminta Anda untuk menunjukkan referensi. Itu sih seingatku lho bro.

  228. Utk Ressay : ini hanya ” bisnis” kita berdua. Untuk SP lain lagi urusannya. Percayalah, anda tak akan pernah rugi ber “bisnis” dgn saya.

  229. Ini bukan bisnis. Ini hanya persoalan etika diskusi. Jika sanggup, maka tunjukkan. Jika tidak, tinggalkan katakan saja.

  230. @lamaru
    Setelah baca postingan Anda, saya hanya bisa berkata di hati:
    Orang TOLOL yang tidak menyadari KETOLOLANNYA!!

  231. Utk Ressay dan Yusuf : Entah siapa yang tolol. Referensi yang sudah sering saya sebut adalah kitab Al Kaffy sendiri, Nahjul Balagah (ditulis sesudah abad 4 H). Sedangkan kitab/tulisan yang ditulis di masa Ahl Bait masih hidup (sebelum abad 3 H) sebenarnya mudah dijumpai. Saya yakin banyak diantara anggota diskusi ini tahu atau pernah mendengar nama2 kitab tsb. Hanya saja saya mengajak Ressay dan siapa saja utk bermain logika, agar tidak lagi membantah atau menolak suatu riwayat atau dalil dengan emosi, tanpa rasio, tanpa logika, tanpa diterima akal sehat, yang penting menolak, hantam kromo. Yg dulu2 menunjukkan, jika ada dalil yg mengarah bhw Ahl Bait memulyakan 3 sahabat, selalu dan pasti anda menolak dgn banyak argumen dan mencari dalil2 lain yang berlawanan. Maka dari itu saya lebih “suka” mengajak bermain logika utk menguji dalil mana yang lebih masuk akal, sesuai logika.
    Saya akan terima, jika argumen dan dalil2 yang anda ajukan dapat diterima oleh logika manusia pada umumnya, manusia normal. Bukan logika manusia yang aneh, ekstrim, kelainan.
    Kembali ke kitab yang yg ditulis sebelum abad 3 H, saya mengajak anda Ressay utk melihat masing2 logika kita. Apa sama atau tidak. Sayangnya anda tak mau jujur mengatakannya bahwa kriteria apa saja shg seseorang layak dianggap paling dekat/kenal siapa dan bagaimana ahl bait. Setelah itu baru kita sama2 membuka tulisan/referensi yg ditulis orang yg mungkin sesuai dgn kriteria anda tadi. Tapi sayangnya anda menolak. Jadi sulit, shg mutar2 aja diskusi kita tanpa akhir yg jelas.

  232. @lamaru

    Utk Truthsekker: betul, Ali Ra menganggap pilihan rakyat thd Abu Bakar memang sudah qodar Allah. Ia pun tak minat ngumpul2 di saqifah bani saidah.

    Sampai disini saya masih bisa sepakat dengan anda. Walaupun dengan catatan jika pemahaman kita atas qadar Allah itu sama.

    Peristiwa atau dari sikap Imam Alitsb menunjukkan bahwa kepeimpinan bukan harus dipegang oleh Ali Ra, siapapun bisa,

    Kalau ini totally kita berbeda. Disini sekali lagi saya melihat fanatisme anda yg menggiring anda pada logika yang salah. Tidak ada hubungannya diam ataupun tidak berperang dengan membenarkan atau setuju. Anda meloncat jauh hanya krn untuk membenarkan prinsip anda.
    Jelas sekali bahwa Imam Ali dan sahabat2 lainnya tahu Rasulullah berpesan kepemimpinan selanjutnya ada pada Imam Ali.
    1. Apakah anda tidak melihat kejanggalan mengapa pertemuan di saqifah resminya hanya dilakukan oleh sekolompok sahabat dr anshor?
    2. Apakah tidak janggal bagi akal sehat anda mengapa mereka melakukannya selagi dalam masa berkabung?
    3. Apakah hanya Imam Ali sekeluarga yang berkabung? Apakah sahabat tidak berkabung?
    4. Jika memang Abu Bakar yang dianggap layak, mengapa beliau tidak diundang? Bukankah beliau datang secara kebetulan?

    Saya kecewa anda mampu mengatakan bhw kepemimpinan umat islam saat itu boleh oleh siapa saja. Di awal2 ktk anda mengkritisi Kulayni, saya pikir saya akan berhadapan dg seorang sunni yang punya logika yang kuat/kokoh. Ternyata saya keliru, anda tampilkan logika yg kuat ketika yang dibicarakan adalah ketika anda mengkritisi paham orang lain. Namun ketika bicara ttg sahabat anda tetap saja anda melakukan pembelaan yang membabi buta (ngawur).

    bukan pelanggaran aqidah,

    It is not my bussiness.

    dan sah2 saja bagi umat dipimpin oleh siapa saja yang disepakati.

    Sesuatu untuk bisa dikatakan sah itu harus melalui tahapan pengujian.kriteria pemimpin sudah sangat jelas di Islam, baik dr Allah maupun Rasulullah.

    Dan Ali Ra pun tak perlu repot2 utk memgeluarkan kekuatan utk merebut posisi khalifah.

    Kalau anda punya ingatan dan niat yg baik maka anda sudah tahu pemahaman saya atas sikap beliau.

    Amat berbeda kasusnya ketika Ali RA dengan kekuatan memerangi Muawiyah yang dianggap sudah menyimpang, walau resikonya umat Islam terpecah.

    Anda pura2 tidak mengerti jawaban saya ttg alasan beliau tdk memerangi khalifah, ataukah anda mmg terbiasa memanipulir dalil2 orang lain?
    Kasus saqifah adalah kasus dimana Abu Bakar sudah lebih dahulu mengklaim sbg khalifah, sehingga tidak akan memposisikan sebagai pemberontak (dan ini tidak berarti beliau membenarkan, jgn anda plintir lagi, dosa besar lhoo). Sedang di kasus Muawiyah, Imam Ali di posisi sebagai penguasa sah, dan Muawiyah adalah pemberontak. Jika anda tidak mampu melihat perbedaan ini, maka saya kuatir diskusi2 selanjutnya akan semakin menunjukkan kekacauan logika anda saja.

    Wassalam

  233. @lamaru
    anda mengatakan:
    siapa saja utk bermain logika, agar tidak lagi membantah atau menolak suatu riwayat atau dalil dengan emosi, tanpa rasio, tanpa logika, tanpa diterima akal sehat, yang penting menolak, hantam kromo. Yg dulu2 menunjukkan, jika ada dalil yg mengarah bhw Ahl Bait memulyakan 3 sahabat, selalu dan pasti anda menolak dgn banyak argumen dan mencari dalil2 lain yang berlawanan. Maka dari itu saya lebih “suka” mengajak bermain logika utk menguji dalil mana yang lebih masuk akal, sesuai logika.
    Saya akan terima, jika argumen dan dalil2 yang anda ajukan dapat diterima oleh logika manusia pada umumnya, manusia normal. Bukan logika manusia yang aneh, ekstrim, kelainan.

    saya jawab:
    ternyata bukan saya saja berpikiran seperti itu, anda juga, he he he. Kok bisa klop ya?
    Ada juga yg mempunyai penafsiran sangat dangkal bertujuan untuk memFITNAH.

  234. @truthseeker08
    anda mengatakan:
    Sedang di kasus Muawiyah, Imam Ali di posisi sebagai penguasa sah, dan Muawiyah adalah pemberontak. Jika anda tidak mampu melihat perbedaan ini, maka saya kuatir diskusi2 selanjutnya akan semakin menunjukkan kekacauan logika anda saja.

    APA IYA SIH?

    Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa Imam Hasan menyerahkan kekhalifaan kepada Muawiyah karena terpaksa! Kita harus kembali bertanya, benarkah demikian? Dalam kitab Al Ihtijaj jilid 2 hal 291 tercantum berikut ini : “Dari Salim bin Abil Ja’d berkata salah seorang dari kami berkata, saya mendatangi Hasan bin Ali dan mengatakan padanya: wahai cucu Rasulullah engkau telah menghinakan kami dan menjadikan Syiah sebagai hamba sahaya selamanya, lalu Hasan menjawab: mangapa kamu mengatakan itu? Aku menjawab: karena kamu menyerahkan imamah kepada si taghut ini (Muawiyah). Hasan menjawab: demi Allah aku tidak menyerahkan kepemimpinan ini kepada Muawiyah karena saya tidak memiliki pasukan yang akan membelaku, jika aku memiliki tentara yang menolongku maka aku akan memeranginya sepanjang siang dan malam sampai Allah memutuskan apa yang akan terjadi di antara kita, tapi saya telah mengetahui hakekat penduduk Kufah dan telah menguji mereka, tidak ada yang dapat kupercaya. Mereka tidak memiliki sifat setia dan tanggung jawab dalam perkataan dan perbuatan, mereka mengatakan pada kami bahwa hati kami pada kalian, tapi pedang mereka terhunus pada kami.” Mungkin Imam Hasan benar-benar terpaksa, karena tidak ada yang mau membelanya. Imam Hasan mengaku tidak bisa mempercayai pendukunnya (syiahnya) para penduduk Kuffah dengan berkata, “mereka mengatakan pada kami bahwa hati kami pada kalian, tapi pedang mereka terhunus kepada kami.” Dan ketidak-percayaan Imam Hasan kepada penduduk Kuffah terbukti pada peristiwa yang menimpa adiknya, Imam Husain beberapa tahun setelahnya.

    Entah yang mana yang benar, Muawiyah merebut atau Imam Hasan yang menyerahkan? Tapi yang jelas, setelah peristiwa ini, syiah mengharamkan untuk menjadikan imamah dari keturunan Hasan. Al Qummi dalam kitab Al Imamah wa Tabsirah Minal Hirah hal 194 menegaskan, “Sesungguhnya setelah Hasan mengajak berdamai muawiyah maka Allah mengubah keputusan-Nya dan hanya menjadikan imamah dari anak cucu Husein.” Bagi saya, ini sangat aneh, dan dari mana pula Al Qummi mengetahui kalau Allah mengubah keputusan-Nya?

    Ada hal lain yang “tidak berkenan di pikiran dan di hati saya”, mengapa Hasan mau menyerahkan kekuasaan kepada orang yang diketahuinya zalim? Bukankah hal ini bertentangan dengan citra “Revolusioner” yang melekat pada ahlul bait dan syiahnya? Apa lagi banyak yang menuduh Muawiyah yang merusak tatanan kekhalifaan warisan Nabi menjadi kerajaan atau dinasty. Bagi saya, kalau Muawiyah benar telah merusak tatanan kekhalifaan, maka Imam Hasan mempunyai andil atas pengrusakan itu. Ya, karena Imam Hasan lah yang telah menyerahkan kekuasaan kepadanya secara sadar!

    Asumsi saya, Imam Hasan tidak mungkin menyerahkan kepemimpinan ummat kepada orang zalim, apapun alasannya! Saya yakin, Imam Hasan tidak sebodoh dan sepengecut itu. Jadi, jika benar Imam Hasan menyerahkan kekhalifaan kepada Muawiyah, rasanya kita harus kembali melakukan kajian yang mendalam pada sosok Muawiyah. Ya, karena saya yakin, jika Imam Hasan menghadapi orang zalim, ia mungkin akan memilih seperti apa yang dilakukan oleh adiknya (Imam Husain) apapun kondisi dan keadaannya!

    Dan seingat saya, dalam Shahih Bukhari ada hadits yang menceritakan bagaimana Rasulullah membawa Hasan ke atas mimbar dan bersabda: “Cucuku ini adalah tuan, semoga Allah mendamaikan dua kelompok kaum muslimin dengan tangannya.” Jadi adalah sangat aneh, jika syiah justru menyisihkan keturunan Imam Hasan dari imamah karena perdamaiannya dengan Muawiyah, sedangkan dilain pihak Rasulullah sangat bangga dengan apa yang dilakukan cucunya ini.

    COBA LIHAT DI

    http://suluhperadaban.blogspot.com/

    untuk fakta yg berimbang……..

  235. @SP

    Di Al Kafi, Al Kulaini menuliskan riwayat apa saja yang dia dapatkan dari orang yang mengaku mengikuti para Imam Ahlul Bait as. Jadi Al Kulaini hanyalah sebagai pengumpul hadis-hadis dari Ahlul Bait as. Tidak ada sedikitpun pernyataan Al Kulaini bahwa semua hadis yang dia kumpulkan adalah otentik.

    Apakah ini asusmsi/penafsiran ataukah statement explisit dari Kulayni?

    Wassalam

  236. @kembali ke aqidah yg benar
    Bukankah benatr bahwa logika anda tidak kokoh.
    Saya bicara ttg Imam Ali vs Muawiyah (sangat mengagetkan bhw anda masih ragu dg keabsahan kepemimpinan Imam Ali), ehhh anda malah membahas masalah Imam Hasan vs Muawiyah. Atau anda tidak bisa membedakan keduanya? Terhijab oleh nafsu anda membela Muawiyah?
    Bisa anda sadari logika anda loncat2?
    Bisa nada klarifikasi komentar anda “APA IYA SIH”. Atau anda sengaja berlindung di keragu2an anda sehingga anda bisa menolak ketika terdesak?. Silakan anda nyatakan dengan tegas siapa pemimpin islam yang sah? Imam Ali ataukah Muawiyah? (cukup pada saat/masa Imam Ali). Sayangnya saya sering hadapi menjawab pertanyaan ini dg lugas saja anda tidak sanggup (alias akan muter2), mudah2an saya salah.

    Wassalam

  237. @lamaru

    … dan siapa saja utk bermain logika, agar tidak lagi membantah atau menolak suatu riwayat atau dalil dengan emosi, tanpa rasio, tanpa logika, tanpa diterima akal sehat, yang penting menolak, hantam kromo.

    Sepanjang pengetahuan sy, malah sebaliknya. Syiahlah yg kerap beragumen dgn logika dan memanfaatkan akalnya. Hanya syiahphobia yg sering mengklaim keburukan menggunakan logika dan alergi dengan akal. Sy hampir belum pernah membaca sikap-sikap menolak oleh Syiah thd suatu riwayat seperti yg anda tuduhkan. Jika ada pun sangat kecil dibandingkan dgn para syiahphobia.
    Sayang sekali anda sdh masuk dgn prasangka-prasangka dan persepsi yg sdh terbentuk terlebih dulu mengenai Syiah.

    Yg dulu2 menunjukkan, jika ada dalil yg mengarah bhw Ahl Bait memulyakan 3 sahabat, selalu dan pasti anda menolak dgn banyak argumen dan mencari dalil2 lain yang berlawanan.

    Coba anda sodorkan riwayat-riwayat mengenai kemuliaan 3 sahabat oleh ahlulbait. Kita lihat bagaimana sikap Syiah mengenainya. Apakah seperti persangkaan anda, ataukah anda hanya bermaksud menggiring pembaca ke persepsi anda tentang Syiah?
    Jangan terlalu banyak berbicara, apalagi berisi tuduhan-tuduhan yang tdk beralasan yg dianggap pasti kebenarannya, karena akan berkesan pandir.

    Maka dari itu saya lebih “suka” mengajak bermain logika utk menguji dalil mana yang lebih masuk akal, sesuai logika.

    Ini tdk menjadi masalah. Bagaimana jika anda sodorkan riwayat yg anda anggap Syiah pasti akan menolaknya?

    Saya akan terima, jika argumen dan dalil2 yang anda ajukan dapat diterima oleh logika manusia pada umumnya, manusia normal. Bukan logika manusia yang aneh, ekstrim, kelainan.

    Apa itu “logika manusia yg aneh, ekstrim, kelainan”? Sy yakin anda sendiri tdk paham dgn istilah yg anda ucapkan itu. Dapatlan anda mendefinisikannya? Apa bedanya dgn “logika manusia pada umumnya, manusia normal”? Sy khawatir jika jawaban para Syiah tdk sesuai dgn keinginan anda, akan akan menyematkan istilah ini ke argumen mereka.

    @kembali ….
    Anda nampaknya senang sekali 🙂

    Salam

  238. @truthseeker08

    Apakah ini asusmsi/penafsiran ataukah statement explisit dari Kulayni?

    Wassalam

    Itu persepsi saya yang didasari oleh kenyataan bahwa Al Kulaini tidak pernah menyatakan semua hadis dalam Al Kafi shahih. Soal kitab Al Kafi mungkin saudara kita yang syiah jauh lebih kompeten untuk membahasnya. silakan lihat disini

    Al Kulaini, al Kâfi Dan Tahrîf Al Qur’an


    Beliau mengutip pernyataan eksplisit Al Kulaini
    Salam

  239. Utk Truthsekker : Memang janggal, di saat nabi berkabung, malah kaum ansor sibuk memilih kepemimpinan. Namun betul, qodar yg terpilih adalah dari muhajirin Abu Bakar. Namun bagi saya lebih janggal lagi, jika Ali RA hanya karena menjaga ukhuwah islam, membiarkan penyimpangan dan kesesatan berupa di isi nya Khalifah oleh Abu Bakar, lalu Umar, kemudian Ustman. Dalam puluhan tahun di era 3 sahabat tsb sbg khalifah, itu merupakan PENYIMPANGAN yang dibiarkan oleh ALI Ra? Janggal nggak? Ali Ra kan terkenal berani, apapun resikonya. Lebih2 dia ada kemampuan utk itu. Ia kan panglima perang. Asumsi anda bahwa Ali Ra membiarkan PENYIMPANGAN selama puluhan tahun karena MENJAGA UKHUWAH dan tak mau sebagai PEMBERONTAK. Logika saya mengatakan tak mungkin Ali Ra menomor dua kan aqidah dgn membiarkan penyimpangan. Yang paling mungkin adalah Imam Ali Ra tidak menganggap suatu PENYIMPANGAN jika khalifah d jabat oleh 3 sahabat tsb.

  240. Utk Secondprince : Betul bahwa Kulayni tak pernah menyatakan bahwa di kitab nya semua sohih. Cuma MASALAH nya, di era Kulayni masih hidup, saat ia menulis kitab yg akan menjadi rujukan tertua Syiah, telah TURUN Sang Mahdi sebagai PENUNJUK JALAN KEBENARAN dalam Goib Kecil. Kenapa Sang Mahdi tak membimbing Kulayni? Sehingga masih ada 50% hadis lemah? Sang Mahdi kecolongan? Ataukah tu hanya sang Mahdi jadi2an karangan Kulayni saja? Aneh, umur Kulayni = masa Goib Kecil. Kulayni pergi selamanya (wafat) th 329 H, maka pada tahun itu pula Sang Mahdi mulai hilang (Goib Besar). Kompak ni yee…..

  241. @lamaru

    Cuma MASALAH nya, di era Kulayni masih hidup, saat ia menulis kitab yg akan menjadi rujukan tertua Syiah, telah TURUN Sang Mahdi sebagai PENUNJUK JALAN KEBENARAN dalam Goib Kecil.

    Anda tidak perlu mengulang-ngulang terus. Silakan anda tampilkan referensinya, dari mna anda mengetahui kalau Sang Mahdi turun ketika Al Kulaini menulis kitab?. Kita pastikan dulu info ini benar atau tidak. Karena anda yang membawakan maka tugas anda untuk membuktikan data itu benar atau tidak dengan cara tunjukkan referensi atau sumber darimana anda mendapat data tersebut?. btw saya bisa dibilang awam soal syiah jadi semoga anda tidak keberatan mengajari saya.

    Kenapa Sang Mahdi tak membimbing Kulayni? Sehingga masih ada 50% hadis lemah?

    Saya kurang tahu tuh, btw Mas 50 % hadis lemah itu bukanlah masalah bagi Syiah, karena mereka memiliki para ulama yang menyaring hadis-hadis tersebut. Kayaknya cuma Mas deh yang menganggap itu masalah.

    Ataukah tu hanya sang Mahdi jadi2an karangan Kulayni saja?

    Wah saya nggak tahu, memangnya Al Mahdi itu karangan Al Kulaini 🙄

    Aneh, umur Kulayni = masa Goib Kecil. Kulayni pergi selamanya (wafat) th 329 H, maka pada tahun itu pula Sang Mahdi mulai hilang (Goib Besar). Kompak ni yee…..

    Sekali lagi pastikan dulu datanya dengan benar. Mana sumber yang mengatakan Al Kulaini wafat tahun sekian (bila perlu bulan dan harinya)? dan mana Sumber yang mengatakan kapan masa goib besar Al Mahdi?. nah setelh itu baru anda menarik kesimpulan. Walaupun saya sebenarnya bingung arah kesimpulannyanya mau kemana. kalau memang kompak terus kenapa?. Pasti mau berasumsi lagi :mrgreen:

  242. Pertanyaan sdr lamaru mengapa Imam Mahdfi tidak memberikan petunjuk kepada Kulyani. Persis seperti Firman Allah : Mereka mengatakan mengapa Allah tidak memberikan petunjuk kepada kami. Wasalam

  243. semoga lamaru paham maksud saya dan SP meminta referensi. Ini tidak lebih dari etika diskusi.

    Logika? ah lagi-lagi dia menggunakan bahasa yang salah. Logika berbeda dengan akal.

    Saya tetap siap menunggu Lamaru (Mr. Asumsi) untuk berasumsi lagi di forum ini. Kegemaran itu seperti itu. berasumsi tetapi berlindung dibalik kata-kata “logika”.

  244. @All

    Kata Dede :

    Adalah suatu kewajiban bagi orang beriman untuk mentaati Allah, Rasul dan Ulil Amri sekaligus. Artinya Rasul dan Ulil Amri haruslah Maksum, karena kalau tidak maksum maka akan terjadi pertentangan diantara ketiganya.

    Nah pernyataan inilah yg menjadikan umat Islam bersatu, soalnya kalau Ulil Amrinya banyak dan bisa berbuat salah, maka umat akan menjadi bingung dan terpecah keberbagai mazhab dan golongan. Artinya pada waktu itu ada Ulil Amri pada zamannya. Makanya Rasulullah saw menegaskan dlm hadits Tsaqalain agar umat Islam tidak akan tersesat dan dlm hadits Ghadir Khum siapa yg menjadi Ulil Amri pada zamannya..

    Wassalam

  245. vvv

  246. Utk Secondprince dan Ressay : Anda sepertinya pura2 tidak pernah mendengar atau membaca ttg riwayat Kulayni di pembukaan Al Kaffy, lengkap dengan tahun hidupnya. Juga anda sepertinya pura2 tak tahu kapan Al Mahdi Goib kecil, kapan Al Mahdi Goib Besar. Kecuali anda anak2 baru kemarin sore masuk/mempelajari Syiah Imamiah. Banyak buku Syiah Imamiah yang memuat berita tg Al Mahdi yang Goib. Ini merupakan salah satu ajaran utama Syiah imamiah (12 Imam). Anda pasti sudah membaca riwayat 12 Imam tsb yang di akhiri oleh Al Mahdi. Jujur sajalah..Salah satu referensi saya ttg riwayat Kulayni dan hubungannya dgn Al Mahdi ada di Mukadimah Al Kaffy.

  247. n///

  248. Bushit ah lamaru ini. Tinggal tunjukin aja referensinya dimana. cie…cie…ndak bisa nunjukin yach? kacian banget sih. utuk..utuk..utuk….

  249. @ Iamaru

    Mas, udah pada tau dengan ghaib nya Al Mahdi afs, ga usah ngulang2 yg anda ketik, cukup tunjukkan referensi yang anda jadikan pegangan. dan tolong anda pakai kacamata botol atau apalah biar bisa baca dg jelas terus baca ucpan mas Ressay :

    semoga lamaru paham maksud saya dan SP meminta referensi.

    dan yang ini :

    Ini tidak lebih dari etika diskusi.

    jangan kaya anak kemaren sore yang baru bisa internetan dan diskusi di blog…!

  250. @secondprince

    Itu persepsi saya yang didasari oleh kenyataan bahwa Al Kulaini tidak pernah menyatakan semua hadis dalam Al Kafi shahih. Soal kitab Al Kafi mungkin saudara kita yang syiah jauh lebih kompeten untuk

    Al Kulayni tidak pernah menyatakan semua hadits dalam al kahfi shahih, bisa berarti:
    1. bisa maksudnya adalah: ada yang shahih dan tidak shahih.
    2. Semuanya shahih.
    3. Semuanya tidak shahih.

    Kecuali beliau membuat pernyataan explisit tujuan dari buku yang beliau susun tsb. Sayangnya saya belum pernah baca khusus kata pengantar beliau.

    Anggap saja bhw beliau hanya melakukan koleksi, maka beliau tentunya tidak melakukan penelitian baik sanad ataupun matan dr hadits tsb, krn jika melakukannya maka beliau tentunya akan mengkategorikannya sesuai penelitian beliau (minimal melakukan catatan2).
    Jika buku tsb hanya koleksi/kumpulan sembarang hadits, maka sangat berbahaya bhw buku itu tdk pernah diedit, dan konon bahkan dijadikan sebagai rujukan (dan dipersilakan pembacanya untuk menentukan shahih dan tidaknya?.. :P).
    Bagi saya masih bagus apa yang dilakukan oleh Bukhari. Karena beliau melakukan penelitian (dan membuat kategori shahih dlm sanad) jadi terlepas dr ketidakshahihan krn matan, maka Bukhori konsisten dalam pengkategorian shahihnya hadits menurut sanad. Jangan digugat cara pengkategorian tsb.. 😛

    Ada pertanyaan yang mengganjal, apakah bagi Kulayni semua yang beliau tulis itu benar menurut beliau? Ataukah lagi2 beliau hanya melihat sanad?

    Bagaimanapun juga saya tidak bisa memahami ada “ulama besar” yang menulis buku dan membiarkan kesalahan2 (pertentangan dg Al Qur’an) yang begitu terang benderang. Ahh, maaf saya juga belum banyak baca al Kafi.

    Wassalam

  251. @lamaru

    Memang janggal, di saat nabi berkabung, malah kaum ansor sibuk memilih kepemimpinan. Namun betul, qodar yg terpilih adalah dari muhajirin Abu Bakar.

    Alhamdulillah anda juga melihat itu sebagai suatu kejanggalan.
    Saya ingin mengklarifikasi paham anda ttg qadar yang terpliih: Apakah qadar yang terpilih selalu benar/baik atau bisa salah/buruk? Apakah semua peristiwa yang terjadi di dunia ini adalah qadar yang terpilih?

    Namun bagi saya lebih janggal lagi, jika Ali RA hanya karena menjaga ukhuwah islam, membiarkan penyimpangan dan kesesatan berupa di isi nya Khalifah oleh Abu Bakar, lalu Umar, kemudian Ustman. Dalam puluhan tahun di era 3 sahabat tsb sbg khalifah, itu merupakan PENYIMPANGAN yang dibiarkan oleh ALI Ra?

    Saya sudah peringatan jauh2 sebelumnya, bahwa tidak mudah utk memahami akhlak yang mulia.
    Namun jika anda katakan membiarkan? maka anda salah. Imam Ali sudah mengingatkan, namun jangan anda memaksa beliau utk melakukan lebih dr mengingatkan. Bagi saya, dalam beragama ada hal2 yang orang lain tidak bisa ikut campur (cukup mengingatkan) dan ada hal2 yang harus dilakukan tindakan. Tidak bayar zakat saja para sahabat berbeda pendapat harus dilakukan tindakan apa.
    Apa yang dilakukan rasulullah & sahabat ketika mengetahui Muawiyah menolak panggilan Rasulullah? Apakah Muawiyah dibunuh? Bukankah Muawiyah tidak ta’at kpd Rasulullah?
    Pendek kata kita berbeda pendapat ttg ini. Saya sangat kagum dengan sikap Imam Ali (ahlul Bayt) untuk hanya mengingatkan Abu Bakar, krn ini yg paling tepat. Sangat lucu/ngawur jika anda mengasumsikan keberanian beliau berperang dg sikap premanisme. Apakah anda pernah mendengar Imam Ali membunuh orang di luar perang? Beliau bukan manusia haus darah. Beliau insan yang istimewa, dimana keberanian hadir pd seorang yang cendikia dan juga lembut (jarang ada pada satu orang perpaduan sifat2 ini).

    Wassalam

  252. @truthseeker

    Mantab…! 🙂

  253. Utk Ressay dan Secodprince : betul juga, anda pura2 tak tahu atau memang tak tahu. Anggap aja anda anak kemarin sore yang baru masuk Syiah. Yaa anggap anak TK baru mau diajar guru TK . Anak2…mau referensi ? cari kitab Al Kaffy, ada di jual, baca muqadimahnya, atau dgn Google ketik Kulayni & Al Kaffy, ada tertera thn lahir dan wafatnyaKulayni , catat ya… Lalu cari buku riwayat 12 Imam Syiah, terbitan Syiah, banyak dijual, kalau tak ketemu, maka pakai Google ketik riwayat 12 Imam Syiah, lalu perhatikan Imam ke 12, lihat tahun awal Goib kecil/lahir, dan tahun awal goib besar/hilang selamanya, maka anak2 akan jumpai tahun yang sama dengan tahun lahir dan wafatnya Kulayni. Sudahngerti anak2….?
    Jika paham adanya Imam Mahdi yang turun secara Goib Kecil, maka yang dapat masalah bukan anda, tapi Kulayni, karena kenapa Imam Mahdi yang turun bersamaan dgn hidupnya Kulayni TAK MENUNJUKI JALAN KEBENARAN kepada Kulayni sehingga banyak hadis palsu di dalam kitab yg kelak menjadi rujukan tertua Syiah.. Agar ajaran Syiah aman, mendingan hapuskan paham bahwa Imam Mahdi pernah turun di Goib kecil, sehingga tak masalah jika Kulayni masih melakukan kesalahan dalam menulis hadis di kitab, kan ia manusia biasa. Begitu meeen….

  254. Utk Truthsekker : Ok..asumsi anda bahwa Imam Ali sudah mengingatkan 3 sahabat ttg kesalahan mereka yang mengisi jabatan khalifah tanpa harus perang demi menjaga ukhuwah, tak mau sbg pemberontak. Saat 3 khalifah berkuasa, apakah orang2 iman di saat itu pernah disuruh Imam Ali agar tak mengakui 3 Khalifah tsb? Apakah mereka orang2 iman hanya disuruh mengakui Imam Ali sebagai pimpinan? Sehingga mereka terlihat sebagai jamaah sendiri? TAK PERNAH TERDENGAR TUH….Yang ada adalah Imam Ali pun bergabung dengan 3 sahabat tsb. Tak membentuk kelompok sendiri.Bahkan Imam Ali adalah panglima perang yg berjasa

  255. //..

  256. /././

  257. @lamaru
    Anda mengatakan Imam Ali bergabung dengan ketiga Khalifah. Apakah Imam Ali langsung membaiat Abubakar atau berselang beberapa waktu baru membaiatnya sebagai tanda protes.
    Anda katakan Imam Ali tidak mau sebagai pemberontak. Benar. Karena Imam Ali tidak sama dengan mereka. Wasalam

  258. @lamaru

    Maaf saya tidak berminat berlama2 di masalah anda.
    Saya rasa dr saya sudah cukup argumen. Dan tidak ada masalah anda tetap dg prinsip & pemahaman anda begitu juga saya. Anda tidak sendirian dg pemahaman anda, saya juga tidak.
    Mungkin kita hanya beda itikad.. 😀

    Semoga Allah meridhai ikhtiar kita semua.

    Wassalam

  259. Utk Aburahat : ya , 6 bulan sesudah Abu Bakar jadi khalifah baru Ali Ra mem baiat Abu Bakar. Suatu bukti walau terlambat, tanpa paksaan, Imam Ali tersirat menunjukkan bahwa bukan suatu PELANGGARAN AGAMA jika yang jadi khalifah bukan Ali Ra. Andai pelanggaran agama, mana mungkin Imam Ali mau terlibat dalam pelanggaran tsb yaitu mem baiat 3 khalifah

  260. Salaam,
    @ mas SP: Izin gabung ya mas, semoga keberkahan meliputi kita semua…
    @ lamaru:
    saya simak pembahasan anda nih muter2 dan mulai membosankan, krn anda berusaha keras utk dipahami tapi anda ga mau memahami org laen, ga fair dong…ato mgkn anda sdh terbiasa dan hobi dgn ‘ketidak-fairan’ sprti org2 sejenis anda??
    . Anda anggap mas ressay sprti anak TK ketika mereka meminta referensi (anggaplah mrk anak TK, apa susahnya sih kasi referensi…) tapi anda sprti anak playgroup ketika berbicara ttg 3 sahabat, kesubjectivan anda sgt mencolok.

  261. @truthseeker08

    Al Kulayni tidak pernah menyatakan semua hadits dalam al kahfi shahih, bisa berarti:
    1. bisa maksudnya adalah: ada yang shahih dan tidak shahih.
    2. Semuanya shahih.
    3. Semuanya tidak shahih.

    Ketiga kemungkinan itu bisa terjadi tapi yang paling mungkin adalah yang pertama. Di link yang saya berikan, disana terdapat kata-kata Al Kafi soal hadis-hadis yang ada dalam kitabnya.

    Kecuali beliau membuat pernyataan explisit tujuan dari buku yang beliau susun tsb. Sayangnya saya belum pernah baca khusus kata pengantar beliau.

    link yang saya berikan setidaknya bisa sebagai masukan 🙂

    Anggap saja bhw beliau hanya melakukan koleksi, maka beliau tentunya tidak melakukan penelitian baik sanad ataupun matan dr hadits tsb, krn jika melakukannya maka beliau tentunya akan mengkategorikannya sesuai penelitian beliau (minimal melakukan catatan2)

    Saya lebih suka menganalogikan Al Kafi itu dengan kitab Musnad Ahmad atau bisa juga dengan Ashabus Sunan yaitu Sunan Tirmidzi, Nasai Abu dawud dan Ibnu Majah. Tidak ada mereka secara eksplisit menyatakan semua isinya shahih, tetapi kitab mereka menjadi rujukan.

    Jika buku tsb hanya koleksi/kumpulan sembarang hadits, maka sangat berbahaya bhw buku itu tdk pernah diedit, dan konon bahkan dijadikan sebagai rujukan (dan dipersilakan pembacanya untuk menentukan shahih dan tidaknya?.. 😛 ).

    Saya rasa itulah tugas para ulama setelahnya, mereka memberi penjelasan atas kitab Al Kafi, kalau kata FP Mirat Al Uqul itu cukup baik menjelaskan sanad hadis Al Kafi (katanya sih)

    Bagi saya masih bagus apa yang dilakukan oleh Bukhari. Karena beliau melakukan penelitian (dan membuat kategori shahih dlm sanad) jadi terlepas dr ketidakshahihan krn matan, maka Bukhori konsisten dalam pengkategorian shahihnya hadits menurut sanad. Jangan digugat cara pengkategorian tsb.. 😛

    Setiap pilihan ada resikonya, cara Bukhari bisa dipandang bermasalah ketika diketahui banyak hadis yang menurut orang tertentu tidak layak disandarkan kepada Nabi tetapi dishahihkan Bukhari, kesannya memaksa orang awam untuk percaya “la kan shahih”. Belum lagi beberapa orang yang mengakui perawi-perawi Bukhari yang bermasalah, jadi masalah selalu ada.

    Ada pertanyaan yang mengganjal, apakah bagi Kulayni semua yang beliau tulis itu benar menurut beliau? Ataukah lagi2 beliau hanya melihat sanad?

    Link yang saya berikan sebelumnya cukup untuk menjawab pertanyaan Mas

    Bagaimanapun juga saya tidak bisa memahami ada “ulama besar” yang menulis buku dan membiarkan kesalahan2 (pertentangan dg Al Qur’an) yang begitu terang benderang. Ahh, maaf saya juga belum banyak baca al Kafi.

    ehem Mas kayaknya melupakan kalau Shahih Bukhari dan Shahih Muslim (belum lagi kitab hadis yang lain) bisa saja memiliki kemungkinan seperti itu. soal penentangan dengan Al Quran, Al kulaini sudah secara eksplisit mengemukakannya, lihat kembali link yang saya berikan.
    Salam

  262. @lamaru
    kan sudah saya bilang kalau saya awam soal syiah, sejak awal saya gak pernah ngaku Syiah, saya pribadi belum menangkap apa sebenarnya yang mau anda simpulkan dari pembicaraan anda soal Al Kafi Kulaini, Mahdi dan Ghaib sughra dll.

  263. @secondprince

    Sebelum saya menulis komentar saya, saya sudah membaca link tsb ..:D
    Namun tetap saya masih mempertanyakan kriteria pengumpulan hadits oleh al Kulayni. Jika ada, maka seperti apa kriterianya? Jika sp membandingkan dg musnad Ahmad, Nasa’i dll, bagi saya bukan claim shahihnya namun klaim atas metode yang dilakukan. Walaupun tidak ada claim explisit dr mereka namun mereka mengklaim perawi2 mereka sbg bisa dipercaya dll. Artinya bagi saya adalah bahwa secara implisit mereka sudah mengklaim bhw hadits2 mereka tulis bukan sekedar koleksi tapi melewati filtrasi dg menggunakan metode yang mereka yakini. Jadi secara implisit hadits2 tsb adalah shahih (kecuali mrk memberi catatan/pengecualian untuk itu). Dan yang telah menjadi pengetahuan saya juga adalah bhw mereka berpegang kpd sanad dan tidak terlalu ikut campur banyak pada matan. Walaupun mungkin saja mrk pernah menolak (tdk dicatat) beberapa hadits yang sanadnya baik namun matannya terang benderang bertentangan dg Al Qur’an.
    Yang saya ingin ketahui adalah apakah hal yang sama dilakukan oleh al Kulayni, atau jika berbeda maka spt apa (tidak cukup link tsb untuk menjelaskan hal tsb). Sehingga tidak lagi dg tidak bertanggung jawab seorang syi’ah menyatakan itu shahih dan ini tidak shahih, hanya krn al Kulayni tdk mengklaim keshahihan hadits2nya.

    1. Apakah al Kulayni mempunyai kriteria utk matan dan sanad? kalau ada spt apa?
    2. Jika beliau punya kriteria maka tentunya secara implisit beliau meyakini hadits yang beliau tulis adalah shahih.
    3. Apakah semua hadits beliau tersambung ke Imam 12 (Rasulullah saw)? Mestinya iya..:D
    4. Jika seorang syi’ah konsisten dg sistem imamah, mestinya cukup bagi mereka untuk mengambil hadits2 tsb dari imam2 yang sejaman dg mereka, knp al Kulayni harus keliling mencari dr mrk yg belum tentu tsiqat, sedangkan di depan mata beliau ada seorang Imam yg maksum?.
    5. Jika beliau meyakini bhw hadits2 yg beliau kumpulkan tidak boleh bertentangan dg Al-Qur’an, apakah tidak ada dalam al Kafi hadits yang secara terang benderang bertentangan dg Al-Qur’an?

    Tolong koreksi jika ada yang tidak benar dr klaim2 saya. Maklum saya juga tidak memamhami sampai detail. Tadinya saya harapkan lamaru melanjutkan diksusi ini, dan saya tingggal menyimak saja.

    Wassalam

  264. Utk Hede, SP : Ya..betul, ulasan saya membosankan, mutar2, itu itu saja. Sebenarnya ada kesimpulan yang mungkin bekum anda tangkap, yaitu :
    1. Kulayni manusia biasa, bisa salah, terbukti sekitar
    50% hadis di kitabnya Al Kaffy palsu.
    2. Ia tak pernah jumpa langsung Ahl Bait
    3. Walau ada separuh hadis palsu, hampir semua
    ajaran MAZHAB AHL BAIT diambil dari kitab tsb
    karena ia kitab tertua di Syiah. Sehingga cukup
    wajar utk diragukan apakah ajaran2 di Syiah
    Imamiah berasal dari Ahl Bait seperti cara ibadah,
    cara bersikap thd sahabat2, paham Rajah, Bada,
    Goib nya Al Mahdi.
    4. Karena Kulayni hidup sejaman dgn Al Mahdi, namun
    kenyataannya Al Mahdi TAK MENUNJUKKAN
    KEBENARAN kpd Kulayni yg sedang menulis
    kitab rujukan terua Mazhab Ahl Bait, maka Al Mahdi
    yg datang di Goib Kecil diragukan ke ASLI annya,
    alias hanya Al Mahdi karangan Kulayni saja.
    5. Maka dari itu, maka nama Mazhab Ahl Bait lebih
    pantas kembali ke nama aslinya yaitu Mazhab Ra-
    fidah atau mazhab Kulayni.
    6. Sedangkan kisah 12 Imam Syiah lebih pantas
    diganti dengan kisah 11 Imam, karena Imam ke 12
    ternyata bukan Al Mahdi ASLI.

  265. k.,

  266. .

  267. @lamaru

    Kalau menurut pemahaman anda mengenai Imam Mahdi yg ASLI itu bagaimana?

  268. @ lamaru: maaf ya mas…nothing personal
    1. Kulayni manusia biasa, bisa salah, terbukti sekitar
    50% hadis di kitabnya Al Kaffy palsu.
    ; setuju, tidak ada yg mengatakan alkulayni superman atau ma’shumin, ia hanya orang yang mencatat hadist2 tanpa mengklaim sepihak keshahihan hadist2nya

    2. Ia tak pernah jumpa langsung Ahl Bait
    ; dari mana anda tahu?? apa anda berpikir bukhori yg jg menulis riwayat dari ahlul bait pernah bertemu dgn mereka??

    3. Walau ada separuh hadis palsu, hampir semua
    ajaran MAZHAB AHL BAIT diambil dari kitab tsb
    karena ia kitab tertua di Syiah. Sehingga cukup
    wajar utk diragukan apakah ajaran2 di Syiah
    Imamiah berasal dari Ahl Bait seperti cara ibadah,
    cara bersikap thd sahabat2, paham Rajah, Bada,
    Goib nya Al Mahdi
    ; ingat, alkafi bukan satu2nya kitab yg dimiliki Syiah mas, itulah bedanya kita…perkembangan zaman selalu menuntut adanya perkembangan pemikiran shg Syiah selalu memiliki marja’ disetiap zaman utk memutuskan suatu hal yg boleh jadi berbeda di setiap zaman, dan kitab rujukan utama Syiah adalah Alquran, belajar lgsg dari orgnya dong mas…

    4. Karena Kulayni hidup sejaman dgn Al Mahdi, namun
    kenyataannya Al Mahdi TAK MENUNJUKKAN
    KEBENARAN kpd Kulayni yg sedang menulis
    kitab rujukan terua Mazhab Ahl Bait, maka Al Mahdi
    yg datang di Goib Kecil diragukan ke ASLI annya,
    alias hanya Al Mahdi karangan Kulayni saja.
    ; hueheheh…saya hidup sezaman dengan Bush, tp saya ga pernah ketemu doi tuh (kata Bush, siapa gw kali yeee…).
    Makanya udah dibilangin, belajar lgsg dari sumbernya, itu kalo anda niat cari kebenaran bukan pembenaran.

    5. Maka dari itu, maka nama Mazhab Ahl Bait lebih
    pantas kembali ke nama aslinya yaitu Mazhab Ra-
    fidah atau mazhab Kulayni.
    ; ya sama aja lah, mazhab ahlussunnah lebih pantas jadi mazhad bukhori aja…berarti anda harus merajam kera yang berselingkuh (ini ada di kitab bukhori lhooo….)

    6. Sedangkan kisah 12 Imam Syiah lebih pantas
    diganti dengan kisah 11 Imam, karena Imam ke 12
    ternyata bukan Al Mahdi ASLI.
    ; Kisah??? makanya belajar sejarah mas, tapi ttp saya hargai, minimal anda masih mengakui yang 11.

    -Mari kita menjadi manusia yang bersyukur dengan cara menggunakan akal kita dengan niat yang bersih dan tulus-

  269. @lamaru

    1. Kulayni tak pernah bertemu langsung dgn Ahlu Bait, karena perbedaan jaman yang cukup jauh dan beda domisili

    2. Kulayni hidup sejaman dengan Al Mahdi yang katanya turun secara Goib Kecil. Menurut kitab As Syiah hal 122 tulisan Muhamad Sadiq Al Sadr bahwa Kitab Al Kaffy yg ditulis Kulayni sudah dilihat langsung oleh Al Mahdi lalu Al Mahdi berkata : Ini (kitab) cukup (kaffy) bagi Syiah saja.
    Jika ternyata dalam kitab Al Kaffy yang menjadi rujukan tertua Syiah terdapat 50% hadis palsu maka Al Mahdi yang datang dalam Goib kecil tsb “diragukan ke ASLI annya” alias Al Mahdi jadi2an karangan Kulayni.

    3. Memang ada kitab yang menjadi rujukan Syiah Imamiah selain Al Kaffy, namun kitab2 tsb ditulis sesudah masa Kulayni, yang mana penulis2nya tentu tak pernah bertemu Ahl Bait. Kitab2 tsb :
    a. Man Yaduru Al Faqih oleh Muhammad Saduq, hidup akhir abad 4 H.
    b. Al Tazib dan Al Istibshar, yg ditulis oleh Tusi abad 5 H. Tusi dan Mufid jugalah yang memulai publikasi adanya kitab Sulaim yang katanya ditulis dimasa Khalifah Ali bin Abi Talib. Kitab2 yang ditulis sesudah Al Kaffy isinya umumnya masih merujuk ke Al Kaffy seperti paham melaknat sahabat, Rajah, Bada, Goibnya Al Mahdi, dan cara2 ibadah yang sekarang diamalkan Syiah Imamiah.

    4. Anda2 digolongkan berpaham Syiah Imamiah golongan Ushuli yaitu golongan yang menyatakan bahwa di Kitab Al Kaffy tak semua hadis berstatus sohih, suatu paham “reformasi” yg dipelopori Majlisi abad 10 H, penulis kitab Biharul Anwar. Sebelumnya dominan paham Ahbari, yaitu golongan Syiah yang percaya 100% bahwa Al Kaffy berstatus sohih semua karena sudah mendapat “rekomendasi” dari Al Mahdi yang turun secara Goib Kecil.

    5. Nama Ahl Bait dalam mazhab anda terlalu TINGGI meen, karena rujukannya hanya sebuah kitab yg 50 % palsu, juga penulisnya tak pernah bertemu Ahl Bait. Lain halnya jika kitab rujukan mazhab ini adalah kitab yang ditulis langsung Ahl Bait, atau penulisnya adalah murid langsung Ahl Bait, maka baru PANTAS nama mazhab ini mazhab Ahl Bait

    1. Secara metodologis ini tdk menjadi masalah, para imam mazhab dan Bukhari serta perawi lain juga hadir jauh setelah kehadiran Rasulullah saw sebagai pembawa risalah. Toh masih dianggap sebagai perwakilan penyambung syareat Nabi saw.

    2. Saya juga termasuk yg turut bertanya-tanya mengapa Al Kafi tidak segera saja “dibersihkan” dari hadits2 palsu dan dipilah-pilah, oleh ulama-ulama Syiah kotemporer yang berkompeten dan memiliki wewenang untuk itu. Namun jika hal ini lantas dihubung-hubungkan dengan kepalsuan Ghoib Kecil Al Mahdi sepertinya baru asumsi dan terlalu dipaksakan. Anda perlu data dan bukti lagi yang lebih kuat. Sebab adanya kekeliruan dan kesalahan periwayatan dalam sebuah kitab juga sesungguhnya merupakan sebuah keniscayaan.

    Secara umum, kevalidan referensi anda msh perlu diklarifikasi oleh si pemilik mazhab.

    Salam

  270. Salam

    Baca “Sabda Ilmu” karya Ali Umar Al Habsyi, plg tlh dijelasin disitu walaupun ga keseluruhan, ulama2 yang “memilah” riwayat2 dalam Al Kafi.

    wassalam

  271. @Hade
    1. Bukan masalah maksum atau tidak, yang dipermasalahkan adalah masalah kredibilitas.
    2.

    dari mana anda tahu?? apa anda berpikir bukhori yg jg menulis riwayat dari ahlul bait pernah bertemu dgn mereka??

    Bukankah lamaru jelas2 hanya mengemukakan teori, dan dasar teorinya pun sudah diungkapkan. Mestinya syi’ah membuktikan saja bahwa teori lamaru adalah salah. Gak usah melebar ke Bukhori, krn Bukhori (secara metodis) tidak pernah mengklaim bertemu Rasulullah, sedangkan al Kulayni mengakui bertemu Imam Mahdi. Pertanyaannya adalah adakah bukti kuat yang menunjukkan bhw al Kulayni memang bertemu Imam Mahdi, selain klaim al Kulayni sendiri.
    3. Mempertanyakan kredibilitas al Kafi (al Kulayni), tidaklah bisa dijawab dg penyederhanaan bhw al Kafi bukan satu2nya sumber syi’ah. Muncul banyak pertanyaan atas ketidakakuratan al Kulayni dalam al Kafi. Bukankah layak orang luar mempertanyakan kekokohan syi’ah.
    4.

    hueheheh…saya hidup sezaman dengan Bush, tp saya ga pernah ketemu doi tuh (kata Bush, siapa gw kali yeee…).
    Makanya udah dibilangin, belajar lgsg dari sumbernya, itu kalo anda niat cari kebenaran bukan pembenaran.

    Anda tidak mampu menangkap esensi pertanyaan dari lamaru.
    Apakah anda hendak menyatakan bhw hubungan al Kulayni dengan Imam Mahdi sebagaimana hubungan anda dengan Bush?
    5. Lamaru mulai ngelantur. Tunggu dulu donk lamaru, sebelum diskusinya selesai lebih baik anda sabar dengan cacian anda.
    6. Jika pun ternyata al Kulayni berbohong itu hanya membuktikan bahwa al Kafi adalah kebohongan. Terlalu jauh anda menyatakan tidak adanya Imam Mahdi. Imam Mahdi ada bukan sekedar dr informasi al Kulayni.

    Wassalam
    Hubungan antara al Kulayni dg Imam Mahdi sangat2 lah penting untuk dibuktikan. Karena jika syi’ah tidak dapat/sanggup membuktikannya, maka saya tidak sanggup membayangkannya (walaupun saya yakin, ada yang sanggup membuktikannya).
    5.

  272. @truthseeker

    Bukan masalah maksum atau tidak, yang dipermasalahkan adalah masalah kredibilitas.

    anda kurang cermat menangkap ngawurnya lamaru. lamaru itu berkata

    Kulayni manusia biasa, bisa salah, terbukti sekitar
    50% hadis di kitabnya Al Kaffy palsu.

    ini jelas ngawurnya. Kulaini atau penulis kitab manapun sudah jelas manusia biasa dan siapapun manusia bisa salah. Ngawurnya lamaru menjadikan bukti kalau “kulaini manusia biasa dan bisa salah” dengan kata-kata “terbukti sekitar 50% hadis Al Kafi palsu.” Kata-kata itu adalah premis lain yang tidak berhubungan langsung. mau hadis Kafi 100% benar atau salah semua tetap aja Kulaini manusia biasa dan bisa salah. ingat dong Kulaini gak pernah bilang bahwa semua isi kitabnya shahih.

    Bukankah lamaru jelas2 hanya mengemukakan teori, dan dasar teorinya pun sudah diungkapkan. Mestinya syi’ah membuktikan saja bahwa teori lamaru adalah salah.

    kalau gitu anda gak menangkap cara pikir lamaru. Ia mengatakan kalau Kulaini gak bertemu ahlul bait. lamaru itu pernah gak sih baca Al Kafy, memangnya disana disebutkan hadis-hadis kalau Kulaini mengatakan “telah menyampaikan kepadaku Imam Ja’far” atau “telah menyampaikan kepadaku Imam Baqir”. Jelas kagak ada yang begitu, kulaini juga mengambil hadis dari para pengikut ahlul bait di zamannya makanya hadis Al Kafi memiliki sanad ke Ahlul Bait. Sama halnya kayak Bukhari, dia kagak ketemu langsung tuh sama Rasulullah, terus kenapa? bukankah dia juga menyebutkan sanadnya, sama tuh kayak Al Kafi. Kulaini gak pernah ngaku ketemu Al Mahdi, kagak ada itu disebutkan dalam Muqaddimah Al Kafi, lamaru cuma kopipaste kata-kata wahabier. Al Mahdi di masa ghaib tidak pernah berhubungan dengan Kulaini namanya aja ghaib.

    Mempertanyakan kredibilitas al Kafi (al Kulayni), tidaklah bisa dijawab dg penyederhanaan bhw al Kafi bukan satu2nya sumber syi’ah. Muncul banyak pertanyaan atas ketidakakuratan al Kulayni dalam al Kafi.

    Kredibilitas Al Kafi diakui oleh para ulama syiah dan itu sudah cukup bagi Syiah. Soal ketidakakuratan Kulaini yang anda katakan maka penjelasan saudara SP sudah cukup. Kulaini tidak mensyaratkan membuat kitab yang 100% shahih ia hanya mengumpulkan hadis. Di sisi Syiah tidak ada kitab hadis 100% shahih. Jadi masalah akurat dan tidak akurat harus melihat dulu apa maksudnya Al Kulaini menulis kitab hadis. Ulama-ulama syiah telah banyak membuat kitab penjelasan Al Kafi dan sanad-sanadnya seperti Al Majlisi dalam Miratul Uqul Syarh Al Kafi, dalam kitab ini Majlisi menyebutkan mana yang shahih dan mana yang tidak.

    Hubungan antara al Kulayni dg Imam Mahdi sangat2 lah penting untuk dibuktikan. Karena jika syi’ah tidak dapat/sanggup membuktikannya,

    apa yang harus dibuktikan? kita ini bicara kitab Al Kafi, walaupun Kulaini hidup semasa dengan ghaib Al Mahdi ia tidak punya akses ke Al Mahdi namanya aja ghaib. Terus kalau Imam Mahdi tidak berhubungan dengan Kulaini apa itu berarti kitab Al Kafi diragukan, jelas kagak ada hubungannya. Silakan cek di Al Kafi apa ada hadis yang sanadnya bersambung ke Al Mahdi?. Hadis-hadis Al Kafi bersambung ke imam-imam sebelumnya, sedangkan adanya Imam Mahdi sebagai Imam ke-12 itu ditetapkan oleh hadis-hadis dengan sanad bersambung ke Imam-imam sebelumnya seperti Imam Ja’far dan Imam Baqir.

  273. Salaam,
    @ truthseeker
    1. Jika mempertanyakan kredibilitasnya, maka (dlm pikiran saya) Alkulayni sangat kredibel utk dpt mencatat kemudian mengkodifikasikan hadits, itu jika kita melihat latar belakang beliau klrgnya kmudian waktu yg ia butuhkan utk menulis kitab itu (+- 20 thn), jika kemudian trnyata hasilnya banyak yg dhaif itu lain hal. Kredibilitas seseorang tidak serta merta menjamin sepenuhnya kebenaran hasil kerjanya, namun juga tidak berarti suatu kesalahan kemudian menghapus seluruhnya.
    2. maaf ya mas, sy tidak merasa pernah mengatakan alkulayni pernah bertemu AlMahdi afs.
    Abu Ja’far Muhammad ibn Ya’qub ibn Ishaq Alkulayni Arrazi (diperkirakan) hidup sezaman dengan Imam Hasan Al Askari as pd masa kecilnya, dan Imam Almahdi afs yg kemudian mengalami ghaib sughra, dan diantara 4 wakil dlm masa tsb tidak ada nama Alkulayni disana. 4 org tsb yaitu; Utsman bin Sa’id Al-’Amri (ia menjadi wakil Imam Mahdi a.s. selama lima tahun), Muhammad bin Utsman al-’Amri (ia menjadi wakilnya selama empat tahun), Husein bin Ruh An-Naubakhti (ia menjadi wakil Imam a.s. selama dua puluh satu tahun) dan Ali bin Muhammad As-Samuri (ia menjadi wakil Imam a.s. selama tiga tahun). So, dimana klaim tsb? kalo anda blg Alkulayni yg mengklaim bertemu, mohon anda berikan referensinya (spy ada wawasan baru utk saya mas).
    3. buat saya, ulama2 kami yg justru dengan mempertanyakan dan melakukan penelitian Alkaafi(serta kitab2 lain), maka terlihatlah kekokohan Syiah, dgn demikian Syiah terhindar dari kebutaan dan ‘ketidaknyambungan’ antara aqli dan naqli.
    lihat perbandingan berikut;
    dengan mnggunakan metode ulumul hadits, Alhilli dan Al majlisi mengkalasifikasikan sbg berikut;
    5072 Shahih, 144 Hasan, 1128 muwassaq, 302 qawi dan 9485 dhaif.
    Kesempatan utk selalu cermat, kritis dan wara’ dalam hadis selalu terbuka dalam madzhab ahlul bait, jadi kalo antum merasa kritis ya kyknya cocok deh bermadzhab Syiah imamiyah…hehehehe
    4. Mgkn jg anda yg ga mampu menangkap esensi analogi sy, yg sy maksud mas ketika kita hidup sezaman dgn seseorang, tahu ttg org itu, bnyak mendengar kisah ttgnya dst dst…bukan berarti kita hrs bertemu dgnnya, aplg menuntut ia utk bertemu,mengenal dan membaca hasil kerja kita.

  274. Salam..

    @ Mas dede

    Salut..!

    Wassalam

  275. Utk Hade dan Arman : Memang betul, Al Kulayni tak pernah menyatakan bahwa ia bertemu langsung dgn Al Mahdi di saat Goib Kecil. Namun banyak referensi yang menyatakan bahwa Kitab Al Kaffy telah disodorkan oleh 4 orang “duta” diatas kepada Al Mahdi, lalu Al Mahdi berkata : Ini kitab cukup (kaffy) bagi Syiah saja. Salah satu referensinya yaitu buku As Syiah oleh Muhamad Sadiq Al Sadr halaman 122. Jika cerita ini benar, maka perlu dipertanyakan sampai sejauh mana “ketelitian” Al Mahdi dalam mengontrol kitab Al Kaffy sehingga masih ada saja hadis palsu yang lolos. Apa benar yang datang di Goib kecil tsb Al Mahdi sungguhan? atau hanya Al Mahdi karangan ? Siapa yang berbohong?

    Jika tak benar Al Mahdi pernah melihat kitab Al Kaffy, hanya berhubungan dengan 4 orang duta tsb diatas, sedang 4 orang duta itupun tak pernah bertemu atau tak pernah membimbing Kulayni, maka yang dipertanyakan kenapa Al Mahdi hanya MEMBIMBIMG 4 orang duta tsb? tak membimbing Kulayni yang sedang menulis kitab rujukan Syiah? Syiah imamiah salah alamat dong mengambil kitab Kulayni sebagai rujukan, orang yang tak DIBIMBING al Mahdi, yang didalam kitabnya ada 50% hadis palsu. Makanya pernah saya katakan bahwa Syiah Imamiah terlalu TINGGI memakai nama Ahl Bait sebagai nama Mazhab.

    Seharusnya Syiah imamiah mengambil kitab yang ditulis 4 orang duta duta itu :
    1. Utsman bin Said al-Umari al-Asadi.
    2. Muhammad bin Utsman bin Said al-Umari al-Asadi, wafat tahun 305 H.
    3. al-Husein bin Ruh al-Naubakti, wafat tahun 320 H.
    4. Ali bin Muhammad al-Samir, wafat 328/329 H.
    agar PANTAS di namakan mazhab Ahl Bait.,
    namun sayang, duta2 yang DIBIMBING LANGSUNG AL Mahdi diatas tak menulis kitab yang bisa dijumpai sekarang.

  276. @Dede & Hade

    Terima kasih atas tanggapannya yang berbobot.

    Terus terang saya tidak menganggap semua kalimat lamaru mewakili keingintahuan saya.

    Saya coba point out saja concern saya:
    1. Saya membaca (bisa saja sumbernya tidak valid mohon dikoreksi jika begitu), bhw: Kitab ini (al Kafi), menurut Abdul Husain al Musawi dalam kitab al Muraja’at adalah kitab Syi’ah yang paling bagus, tak meragukan dan paling otentik. Diriwayatkan bahwa ketika kitab al Kafi tersebut disodorkan kepada al Mahdi, beliau berkomentar: ”Hâza Kâfin li Syî’atina-kitab ini mencukupi bagi Syi’ah kita”,

    Tentunya apa yang tertulis di dalamnya bisa dijadikan ukuran untuk menentukan sikap Syi’ah. Dan ulama-ulama yang mengkritik isi kitab tersebut pada kemudian hari, layakkah pendapat mereka mengalahkan kitab yang didukung oleh Imam mereka (al Mahdi)?. Sedangkan dalam Syi’ah, perkataan Imam adalah termasuk Hadist. Maka, dapatkah pendapat para ulama mengalahkan hadist (dalam wacana mereka)?.
    Ini hubungan yang saya maksudkan, bukan sekedar hubungan mas Hade dg Bush… :P. Hubungan bhw al Kafi diapprove (?) oleh Imam Mahdi adalah yang menjadi isu.

    2. Mengenai kredibilitas Al Kulayni, sekali lagi yang menjadi pertanyaan adalah 50% apakah angka yang normal ataukah questionable? Terlebih lagi jarak al Kulayni kepada imam 12 tidaklah sejauh Bukhori kepada Rasulullah (namun sebaiknya kita tidak melebar kpd Bukhori).

    3. Isu mengenai pengumpul hadits tdk harus bertemu dengan Rasulullah ataupun imam 12 bukanlah isu, saya pikir (mestinya) Lamaru juga setuju dg anda/kita.

    4.

    Kredibilitas Al Kafi diakui oleh para ulama syiah dan itu sudah cukup bagi Syiah.

    Ahhh..so..?. Dan inilah yang menjadi pertanyaan. Jika syi’ah tidak membuka peluang untuk pertanyaan/gugatan atas kredibilitas al Kafi/al Kulayni. Maka hal yang sama harus dilakukan oleh syi’ah, krn sunni jg berhak sudah merasa cukup dengan sumber2 mereka, dan tidak ada peluang bagi syi’ah mempertanyakannya.

    Di sisi Syiah tidak ada kitab hadis 100% shahih.

    Kembali kita berputar2 disini. Saya tidak ada keberatan bhw tdk ada buku hadits yg 100% shahih (begitu juga Bukhori). Hanya saja tidak bisa kita sesederhana itu melakukan pembelaan, apakah tidak ada bedanya 90% dg 50% dengan 20%?. Apakah semuanya bisa dianggap kredibel hanya dg menjawab tidak ada keharusan 100%?.

    5. Ada perbedaan antara kesahihan sanad dan kesahihan matan. Saya pikir semua pengumpul hadits lebih menekankan pada metoda (sanad), sehingga jika Bukhori mengklaim shahih maka mestinya sahih secara metoda (sanad), minimal oleh sunni mereka mengakui kesahihan sanad Bukhori. Sedangkan ketidaksahihan di al Kafi apakah berkaitan dengan sanad ataukah matan? Apakah al Kulayni juga tdk bisa memastikan keshahihan sanad dr hadits yang dia catat??

    6. Pertanyaan: Jika al Kulayni hidup sejaman dengan salah satu Imam 12 (Imam Hasan al Askari), dan beliau 20 th keliling seluruh pelosok untuk mengumpulkan hadits2 tsb, mengapa beliau tidak datang kepada Imam 12? Bukankah Imam 12 adalah sumber rujukan. Bukankah akan menjadi lebih mudah?

    7. Ada lagi pertanyaan yang terus ada di kepala saya, mungkin ada dari rekan2 yang bisa menjawab yaitu mengapa Imam 12 tidak membukukan hadits, mengingat beberapa dr mereka sudah berada pada jaman yang memungkin untuk itu. Minimal mereka dapat meminta murid2 mereka melakukannya dalam pengawasan mereka.

    Wassalam.

    7.

  277. Utk Ressay : bagaimana ttg “our bussiness’ ?
    Bisa dilanjutkan?

    Anda menentukan kriteria2 orang yang paling dekat/kenal dgn Ahl Bait, saya menunjukkan referensi dari org yg sesuai dg kriteria dari anda. Suer…?

  278. no way.

  279. utk Ressay : kenapa no way? anda kan barangkali “juru dakwah” mazhab Ahl Bait, tentu kami2 ini ingin tahu bagaimana sih spesifikasi orang yang layak di katagorikan paling dekat/kenal dengan Ahl Bait? Jika kita tak tahu, sama aja beli kucing dalam tas kresek

  280. oh ya?

  281. Hâza Kâfin li Syî’atina

    http://www.answering-ansar.org/answers/umme_kulthum/en/chap7.php

    mari dibaca bareng-bareng

  282. Utk Ressay : jika anda berkenan, berikan email anda, agar kita bisa lebih intent sambil silaturahmi via email

  283. PENUTUP

    1. Ibarat Air dan Minyak, tak mungkin ada 2(dua) peristiwa bisa terjadi ber sama2 yaitu :

    Al Mahdi turun di Goib kecil disaat Kulayni menulis kitab yg banyak hadis palsu (kecuali jika mereka tak ada hubungan samasekali baik langsung maupun tak langsung).

    Al Mahdi turun di Goib Kecil, Al Kulayni tak tahu, Padahal sumber berita turunnya Al Mahdi adalah Kulayni sendiri.

    Al Mahdi turun di goib kecil, Kulayni tahu, tapi tak mau menemui Al Mahdi atau “duta2” yg 4 orang tsb utk konsultasi hadis agar tak ada hadis palsu yg termuat.

    Yang mugkin terjadi adalah :

    Al Kulayni menulis hadis, Al Mahdi tak ada turun secara Goib di masa itu, sehingga wajar banyak hadis palsu termuat dalam kitabnya.

  284. KESIMPULAN : Paham bahwa Imam ke 12 yaitu Imam Mahdi telah turun di masa Goib Kecil (255 – 329 H) adalah tipuan/bohong belaka. Memang Imam Mahdi akan hadir di bumi, entah kapan, namun bukan yg sembunyi di Goib Kecil/besar

  285. paham sunni semuanya tipuan/bohong belaka karena terbukti tidak ada satupun penulis kitab sunni yang bertemu Rasulullah shalallahualaihi wa aalihi wassalam. bukhari menulis kitab 300 tahun setelah Rasulullah shalallahualaihi wa aalihi wassalam dan bukhari bukan keluarga dekat atau murid Rasulullah shalallahualaihi wa aalihi wassalam. jadi kuat TUDUHAN bahwa semua hadis sunni tipuan/bohong belaka.

  286. @lamaru

    Silahkan anda membuat kesimpulan sendiri. Yang saya pahami mengenai Imam Mahdi as adalah seorang Imam yg ditunggu/dinantikan kemunculannya untuk menegakkan keadilan bagi manusia yg sebelumnya berada dalam kezaliman. Allah swt menciptakan Imam Mahdi as untuk kesempurnaan fitrah manusia itu sendiri yg mendabakan kebahagiaan dunia dan akhirat. Kecuali manusia seperti anda yg mempunyai pemahaman Ulil Amri adalah manusia biasa yg bisa salah. Coba tanya kepada hati nurani anda, karena hati nurani menurut fitrahnya yg lurus tidak akan pernah bohong.

    Wassalam

  287. Utk Asep : tak salah anda menunggu Imam Mahdi, si Pembawa dan Penunjuk jalan kebenaran, bukan Sang Mahdi yang turun di saat Kulayni menulis Kitab Al Kaffy dalam Goib Kecil, karena Sang Mahdi tersebut ternyata tak menunjukkan kebenaran kepada Kulayni sehingga banyak hadis palsu yang termuat di kitab Al Kaffy, kitab tertua rujukan Syiah Imamiah.

  288. Untuk Jackov : anda telah berubah menjadi karakter fanatik buta. Padahal sebelumnya anda sudah mulai menggunakan nalar/logika yang baik, yaitu menurut anda : bahwa orang yang paling kenal/dekat Ahl Bait adalah murid langsung Ahl Bait. Kenapa nggak anda teruskan logika anda tsb. Apakah anda akan percaya dengan informasi dari murid langsung Ahl Bait ? ka ya, mari kta sama2 mencari satu per satu murid Ahl Bait

  289. @lamaru

    Yang saya pahami mengenai Imam Mahdi as, itu sudah sesuai dgn petunjuk Allah dan Rasul-Nya di dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Adapun mengenai kitab, kalau itu masih buatan manusia tentu saja ada kesalahannya, seperti banyakmya hadits2 palsu dll.

    Wassalam

  290. Untuk Asep : sayang ya… Imam Mahdi tak menulis kitab, sehingga anda hanya mendapat informasi tentang Imam Mahdi dari kitab Al Kaffy, Man la yaduru al faqih, Al Istibshar, Al Tahzib, dan turunannya, yang ditulis oleh orang2 yang tak pernah bertemu langsung Ahl Bait, juga telah terbukti melakukan trik2 (tepatnya tipuan terhadap umat yg telah kita bahassebelumnya). Dan anda percaya kepada penulis2 tersebut dan anda merasa tulisan2 atau informasi2 dari mereka ttg Ahl Bait sudah sesuai dengan Sunnah Nabi. Kasihan….

  291. @lamaru

    Saya percaya dan yakin dgn Tsaqalain yakni Al Qur’an dan Itrah Ahlul Bait Nabi saw akan dijaga Allah swt sampai akhir zaman, walaupun mereka musuh2 Allah dan Rasul-Nya membuat hadits2 palsu untuk memadamkan cahaya Islam.

    Wassalam

  292. Untuk lamaru : sayang ya bukhari dan ulama sunni lain tidak bertemu Rasulullah shallallahu alaiyhi wa aalihi wassalam sehingga anda hanya mendapat informasi dari mereka yang terpisah 300 tahun dari Rasulullah shallallahu alaiyhi wa aalihi wassalam.,,,,… Kitab-kitab sunni ditulis oleh mereka yang tidak pernah bertemu Rasulullah shallallahu alaiyhi wa aalihi wassalam dan bukan pula keluarga dekat Rasulullah shallallahu alaiyhi wa aalihi wassalam,,,,…… jadi kuat TUDUHAN kalau mereka memalsukan atas nama Rasulullah shallallahu alaiyhi wa aalihi wassalam. terbukti pula kalau mereka telah melecehkan Rasulullah shallallahu alaiyhi wa aalihi wassalam. Dan anda percaya akan penulis-penulis tersebut dan anda menganggap bahwa tulisan mereka adalah sumber sunnah Rasulullah shallallahu alaiyhi wa aalihi wassalam. kasihan,,,…….

  293. Untuk Jackov : ok…sayang tak ada kitab hadis yang ditulis di jaman Rasul bisa dijumpai sekarang. Tapi kitab yang ditulis di jaman Ahl Bait masih hidup kan ada sekarang, bisa dijumpai. Daripada kita hanya berpegang pada kitab yg ditulis jauh sesdah Ahl Bait tiada? kurang valid dong informasinya ttg Ahl Bait.

  294. untuk lamaru : jangan fanatik buta, bukankah anda mengakui bahwa bukhari dan ulama sunni lain tidak bertemu Rasulullah shallallahu alaiyhi wa aalihi wassalam,……. bukankah anda mengakui bahwa bukhari dan ulama sunni lain bukan keluarga dekat Rasulullah shallallahu alaiyhi wa aalihi wassalam. ,,…bukankah anda mau mencari kebenaran bukan pembenaran. atau anda tak mau menggunakan akal anda,,,,, kasihan…

  295. untuk lamaru : akhirnya anda mengakui kalau bukhari dan ulama sunni lain tidak valid dan kitab-kitab mereka hanyalah tipuan dan kebohongan karena ditulis oleh mereka yang tidak pernah bertemu Rasulullah shallallahu alaiyhi wa aalihi wassalam,,,….

  296. Untuk Jackov : ya memang tak ada kitab hadis yang ditulis di jaman Nabi yang bisa dijumpai sekarang. Tapi kitab yang ditulis di masa AhlBait masih hidup kan masih bisa kita temui sekarang. Seharusnya itu yang kita pegang. Itukan tulisan murid langsung Ahl Bait. Khusus Bukhori, saya kurang mengenal beliau. Bahkan riwayat hidup beliau saya kurang begitu tahu. Beda halnya dengan riwayat murid2 Ahl Bait langsung, saya lebih familiar. Sehingga kitab mereka lebih saya utamakan daripada kitab Bukhori.

  297. @lamaru

    Makanya saya menanyakan konsep Islam menurut anda, agar bisa dijadikan bahan perbandingan. Saya juga sebenarnya bingung kemana arah pembicaraan anda, oleh karena itu saya hanya membahas globalnya saja.

    Wassalam

  298. Untuk Asep : sebelum kita bicara konsep Islam, kita harus tahu dulu konsep dari Ahl Bait. Untuk mengetahui konsep dari Ahl Bait, kita harus cari informasi dari orang yang paling dekat/mengenal Ahl Bait.

  299. Untuk Asep : masalahnya, anda tak mau nerima informasi dari orang yang dekat Ahl bait, yaitu murid Ahl Bait langsung. Anda hanya mau nerima dari orang2 yang tak pernah jumpa Ahl Bait.

  300. @lamaru

    Yang saya pahami selama ini mengenai orang yg paling dekat atau mengenal Ahlul Bait yaitu Syi’ah Ali/Mazhab Syi’ah Imamiyah/Mazhab Ahlul Bait. Ok

  301. Untuk lamaru : coba tunjukkan sumber yang anda katakan dari murid ahlul bait langsung

  302. Utk Jackov : jadi kita sepakat bahwa murid langsung Ahl Bait adalah sunber informasi paling akurat tentang Ahl Bait. Setuju ?

  303. Untuk Asep : Bagaimana bisa golongan Syiah Imamiah dikatakan paling dekat Ahl Bait ? golongan yang bernama Syiah Imamiah baru ada pada abad 4 H, tak pernah bertemu Ahl Bait pula. Di masa Ahl Bait masih hidup kan di sebut golongan Rafidhah, golongan yg diusir Zaid, keluarga Ahl Bait.

  304. @lamaru

    Menurut saya hanya beda istilah saja antara Syi’ah Ali, Syi’ah Imamiah, Mazhab Ahlul Bait. Dari ketiga penggabungan istilah tsb ada yg menamakan Mazhab Cinta. Saya pikir syah-syah saja, kerana tidak ada kewajiban untuk ber-mazhab.

    Wassalam

  305. Untuk Asep : ya bisa juga, hanya istilah. (maaf SP, saya ulangi hal2 yg membosankan). Tapi perlu anda Asep ketahui bahwa di masa Ahl Bait masih hidup, satu2nya golongan yg melaknat Abubakar cs adalah golongan Rafidhah, golongan yang pernah diusir Ahl Bait/Zaid. Abad 4H golongan tsb berganti nama dgn golongan Syiah Imamiah. Apakah golongan Rafidhah bisa dikatakan dekat dengan Ahl Bait? yang dalam sejarahnya malah jauh dengan Ahl Bait.

  306. @lamaru

    Menurut saya orang yg suka melaknat sahabat atapun suka melaknat siapa saja, itu bukan akhlak Ahlul Bait.

  307. @lamaru
    Bisa anda berikan pada saya bukti yang shahih dan bukan asal ngomong. Yah seperti anda katakan informasi yang benar. Agar kita ketahui bahwa Mazhab Imamiyah adalah mereka yang telah diusir Ahlulbaitdan membentuk Mazhab Imamiyah. Sehingga kita perlu hati2 terhadap mereka. Wasalam

  308. Untuk Asep : (maaf, jika saya terlalu lugas/fulgar). Ajaran di syiah Imamiah salah satunya adalah MELAKNAT Abu Bakar, Umar, Usman. Mereka percaya bahwa 3 orang tersebut sebagai berhala2 yg terlaknat. Ada dalam kitab rujukan tertua Syiah, Al Kaffy.

  309. Untuk Asep : mengenai cerita ttg rafidhah, dan juga tentang murid2 Ahl Bait, kita diskusikan via email saja. Karena di blog ini sudah dibahas di atas, lihat ulasan2 sebelumnya. Agar si Seconprince dan Ressay tak bosan melihat tulisan kita yg isinya itu2 saja.

  310. Utk Aburahat : lihat literatur mengenai peristiwa Pemberontakan Zaid/keluarga Ahl Bait. Pada saat itu ada suatu golongan yg beragama Islam menawarkan bantuan kepada Zaid dengan syarat agar Zaid melaknat Abu Bakar cs, namun ditolak oleh Zaid dengan alasan para sahabat Nabi tsb adalah sahabat kakeknya (Ali Ra). Lalu golongan tersebut menolak membantu Zaid, maka sejak itu golongan tsb dinamai Rafidah (Menolak).
    Dalam kitab2 yg ditulis di abad 2 – 3 H, banyak yg menulis aliran2 yg ada pada saat itu : yaitu Murjiah, Qodariah, Mutazilah, Jabariah, Rafidhah, dan golongan Ahl Ilmi yg menjaga sunnah nabi. Satu2nya golongan yg melaknat 3 Sahabat tsb saat itu adalah Rafidhah.
    Syiah Imamiah sebagai sebuah nama golongan baru ada di abad 4 H. Pahamnya tak beda2 jauh dengan Rafidhah yaitu MELAKNAT 3 sahabat. JIka ditarik benang merah, maka Rafidhah di abad 2- 3 H, maka di abad 4H adalah Syiah Imamiah.

  311. @ Lamaru

    Mana komentar anda dari hadist yg sudah saya tuliskan itu, ternyata Imam Ali as salah satu Ahlul bait yg mengatakan
    Pembohong, Pendusta ke 2 khalifah awal
    masih nanya habib ente yah….

    kalo cerita ini benar seperti yg tertulis di shahih bukhori maka bualan anda bahwa ahlul bait itu adem ayem ajah sama para “pembuat sunnah baru” itu BATAL donk.
    jadi teori anda itu KEPALSUAN dan ilmu ini anda dapatkan dari para habaib anda yg katanya bersambung sanadnya sampe ahlul bait, tapi celakanya..anda nggak perbah satu pun munculkan sanad versi anda dan di kitab Jarh and ta’dil mana periwayat anda itu diceritakan statusnya…
    silahkan saya tunggu jgn pake kho ping HO yah hihihi

    nanti saya nukilin satu lagi ahlul bait yg mencela kelakuan tokoh idola anda

    saran saya kalo mau bikin premis mbok didukung data yg diakui banyak pihak, bukan cuma sama MBAHnya sendiri yah heheheheh

    monggo….

  312. Untuk BOB: tentang hadis yang anda nukil kan, tolong hadis no berapa? akan saya tanyakan ke ahlinya, maklum, saya bukan ahli Hadis Bukhori, jadi takut asal jawab.

  313. Untuk BOB : intinya, apakah itu Imam Ali, Abu Bakar, Umar, Ustman, mereka manusia, bisa salah. Tentang tanah Fadak, memang terjadi perselisihan antara keluarga Ali Ra dan Abu Bakar saat baru jadi Khalifah. Tetapi setelah 6 bulan Abu Bakar sbg Khalifah, Ali Ra mem Baiat Abu Bakar. Dan Ali RA pun mem baiat Umar dan Usman, saat mereka jadi khalifah sesudahnya. Jika jabatan khalifah diduduki oleh non Ahl Bait sebagai suatu PENYELEWENGAN AGAMA, mana mungkin Ali Ra mau terlibat dalam penyelewengan tsb dgn mem baiat Abu Bakar cs. Lalu saat Ali Ra punya anak, maka Umar bin Hattab saat sbg Khalifah datang dan menghadiahi Ali Ra dengan sebuah nama untuk anak Ali Ra yang baru lahir, yaitu nama Umar, nama yang sama dengan sipemberi nama Umar bin Hattab. Mana mungkin Ali Ra mau menerima pemberian nama dari seorang bajingan setara berhala untuk anaknya dengan nama sesuai nama si bajingan tersebut.

    Imam Ali Ra amat pemaaf, selama tak melanggar aqidah atau hukum agama.

  314. itulah anda yg punya definisi Ahlul bait yg ngawur…
    menyamakan Imam Ali Ra dengan 3 nama lain apalagi diembeli bisa salah…
    ini jelas definisi ahlul bait ente Gombal…
    kagak punya dasar…

    Mas coba sebutkan Imam Ali as dan sayyidah Fatimah as Ridho dan memaafkan mereka dalam kasus FADAK
    wong minta maaf aja kagak kok ya di maafin
    coba periksa kesalahannya apaan..
    BIKIN HADITS BARU Pak…tentang WARIS…
    yg kayak begini dimaafkan sama Fatimah azzahra as…?

    Coba jawab…apakah mereka tahu dan Mensholatkan putri Rasulullah yg kerihdhoannya adalah Ridho Rasulullah saaw…

    Hingga Wafatnya Fatimah as tetap dlm kondisi marah, begitu kata aisyah dan shohih bukhori…

    mengenai hadits..kalo ente udah tahi ini kasus FADAK coba cari kisah ini di bab itu…lagian ane udah sebutinn tuh…nanti kalo cetakannya beda ente bilang..kagak ada…

    hehehehe

  315. Utk BOB; anda mungkin seorang Rafidah TULEN. Berpaham : Kesalahan Abu Bakar CS merupakan kesalahan abadi yg tak termaafkan.
    Andai : apakah anda mau menerima pemberian nama utk anak anda dari seorang bajingan (misal namanya Yazid), yg mana nama anak tsb sesuai dengan nama si pemberi Yazid?

    Apakah Ali Ra mau menerima nama anak dari si TERLAKNAT dengan nama sama dengan si pemberi nama tsb ?

    jika jawab anda YA, maka anda seorang yang ANEH, TAK WARAS

  316. untuk lamaru : apa hukumnya orang yang menyakiti Sayyidah Fatimah alayhissalam? apa anda tidak pernah mendnegar hadis menyakiti Sayyidah Fatimah alayhissalam berarti menyakiti Rasulullah shallallahualayhiwaaalihi wassalam?. sudah terbukti abu bakar menyakiti Sayyidah Fatimah alayhissalam dan itu berarti menyakiti Rasulullah shallallahualayhiwaaalihi wassalam. apa ORANG yang menyakiti Rasulullah shallallahualayhiwaaalihi wassalam anda anggap orang mulia?.
    jika anda jawab YA maka anda bukan hanya TIDAK WARAS tetapi diragukan sebagai pengikut Rasulullah shallallahualayhiwaaalihi wassalam.

  317. Utk Jackof : Jika imam Ali Ra tak memaafkan Umar bin Hattab, menanggap Umar Bin Hattab sebagai orang terlaknat, kenapa Imam Ali Ra mau menikahkan anak putrinya Umi Kalsum dengan Umar Bin Hattab Ra ?

    Maukah anda menikahkan putri anda dengan seorang bajingan ? jika ya,,, anda tak waras.

    Imam Ali Ra jauh dari hal2 yg tak waras tadi.

  318. @All

    Saya mau bertanya kepada semuanya apakah Mazhab Syi’ah=Syi’ah Ali=Syi’ah Imamiah=Mazhab Ja’fari=Mazhab Ahlul Bait=Mazhab Cinta?

    Tolong dijawab demi kelancaran diskusi ini dalam rangka untuk menemukan kebenaran. Saya yakin semuanya juga ingin menemukan kebenaran, seperti judul Blog ini Analisis Pencari Kebenaran.

    Wassalam

  319. untuk lamaru : jika Imam Ali alayhissalam menganggap mulia Umar, kenapa Imam Ali alayhissalam menyebut Umar sebagai pendusta, pengkhianat dan tidak jujur (lihat shahih muslim).
    Maukah anda menikahkan putri anda dengan seorang pendusta atau pengkhianat?jika YA,…… maka anda TIDAK WARAS

  320. @lamaru

    Salam jumpa lagi, saya perhatikan komentar2 anda sungguh sangat menarik. Memang anda ini awalnya asing, nanti akan kembali lagi asing. Eiit jangan dulu bangga, saya tunggu penjelasannya via email.

    Wassalam

  321. @All

    Oh ma’af kalau saya mengganggu diskusinya. Monggo silahkan dilanjutkan.

  322. Utk Jackov : yang pasti, di saat Imam Ali Ra menikahkan putrinya dengan Umar Bin Hattab, maka saat itu Imam Ali Ra ridho terhadap Umar bin Hattab. Maka kitapun harus Ridho juga terhadap Umar bin Hattab, sekedar mengikuti SIKAP Ahl Bait. Kita kan berpegang teguh Ahl Bait, apa pun SIKAP nya, kita ikuti.

  323. untuk lamaru : jika Imam Ali alayhissalam menyebut Umar sebagai pendusta, pengkhianat dan tidak jujur maka salahkah sekedar mengikuti sikap ahlul bait. kita kan berpegang pada ahlulbait apapun sikapnya kita ikuti, jadi nggak salah kalau menyebut Umar sebagai pendusta, pengkhianat dan tidak jujur

  324. Untk Jackov : Hari ini mungkin saya mengatakan si A pendusta, tapi besok jika si A sudah tak suka berdusta lagi, maka saya memaafkan si A tsb, bahkan bisa saja saya menikahkan putri saya dengan mantan pendusta tadi. Jadi, manusia bisa berubah. Dari orang jahat bisa menjadi orang baik, begitu pula sebaiknya. Tak ada dosa abadi jika sudah ditobat.

  325. untuk lamaru : setelah jahat bisa juga jadi baik dan setelah baik bisa juga jadi jahat lagi,,,,…… walaupun anda menikahkan putri anda dngan orang baik tidak mustahil orang tersebut akan jadi jahat suatu hari nanti

  326. OMG, muter-muter ndak jelas.

  327. Utk Jackov : jadi maksud anda Imam Ali telah BLUNDER menikahkan putrinya kepada Umar bin Hattab yg kembali jadi orang jahat,.

  328. ass…
    sy orang awam,,kalo boleh bertanya untuk semua ,,,
    1. mengapa pada saat Abu Bakar ra memimpin,seorang yang tidak membayar zakat (Malik bin Nuwairah) harus dibunuh (dalam kitab muslim)? sedang pada saat Rasulullah saww…Tsalabah tidak sampai dibunuh akibat tidak membayar zakatnya? Bukankah ini “berijtihad” diatas nash yg sudah jelas?
    2. apakah meragukan kenabian Muhammad saww sesuatu hal yg wajar” ? Kalo tidak, mengapa dalam bukhari riwayat ttg hudaibiyah Umar ra,, berucap kepada Abu Bakar ra ..”bukankah dia itu rosul ?” .. apakah buku bukhari dan muslim yg saya baca palsu ? karena hanya ringkasan yg tidak tertulis sanadnya …? mohon tanggapannya..trmkasih

  329. @abu balul

    Gak usah pakai pembukaan “saya orang awam”. Jadi mirip saudara2 dari salafy. Setelah ngomong awam terus keluarin copas2 yang tidak awam… 🙂
    Yang awam boleh nanya/ikutan yang gak awam juga silakan (bener ya SP?) … :mrgreen:

    Salam Damai

  330. @truthseeker08:
    kalo lawan dari “awam” adalah “ahli” … dan sy memang tidak ahli dlm masalah agama ,,masih mnjd “penonton” dan “penikmat” diskusi, namun sama sprt nama akhi ,,sy “truthseeker” … 😀
    mudh2an akhi dan yg lainnya bisa membantu saya sehingga saya tidak kebingungan dlm memahami agama islam “tok” ini …

    kalau pun disana dan disini,
    ada suni dan ada syi’i
    kalaupun disana dan disini,
    ada salafi dan ada sufi …
    dimanakah islam yang hakiki …?
    yang selalu berserah diri ..
    sebagai pewaris agama ibrahim kekasih illahi …

    sungguhpun demikian,,
    tak ada sesuatu pun yg terlewatkan…
    kitab sijjin dan illiyyin sebagai saksi akan keberadaan..

    maaf ada intermezzo ….
    terimakasih utk mas SP ,,,

    wassalam

  331. assalamualaikum wr.wb

    Saya selaku ulama syi’ah menyampaikan nota PROTES keras kepada redaksi website secondprince… saya menilai redaksi secondprince tidak tau apa apa tentang agama sehingga merusak syi’ah !! tolong apa yang saya tulis jangan diedit !!!!!!!!

    PERTANYAAN SALAFi WAHABi :
    Banyak website salafi wahabi menulis sbb : “
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 644 (1.5%) saja riwayat yg sanadnya sampai ke Nabi?
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 690 saja riwayat yg sampai ke Imam Ali?
    -44.000 riwayat dr kutubul arba’ah tidak ada satupun riwayat yg sampai ke Sayyidah Fatimah?
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 21 saja riwayat yg sampai ke Imam Hassan?
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 7 saja riwayat yg sampai ke Imam Hussein?

    Sedangkan di 9 kitab hadits Sunni :
    – Imam Ali ra = 1.583 riwayat
    – Abu Bakar ra = 210 riwayat
    – Umar bin Khattab ra = 977 riwayat
    – Utsman bin Affan ra = 313 riwayat
    – Fatimah ra = 11 riwayat
    – Hasan bin Ali ra = 35
    – Hussein bin Ali ra = 43

    Terlihat, kitab2 Sunni lebih banyak meriwayatkan hadits dengan sanad sampai kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi wassalam dan Ahlul Bait Utama beliau daripada kitab2 hadits Syiah… why???

    “””mayoritas hadits dalam Al Kafi adalah Ahad yang tidak dapat dijadikan pegangan dalam masalah akidah –menurut syi’ah sendiri.. Jumlah riwayat yang ada dalam empat kitab syi’ah di atas adalah 44 ribu riwayat lebih sedikit, tetapi riwayat yang berasal dari Nabi SAW hanya ada 644, atau hanya sekitar 1.5 % saja. Itu saja banyak yang sanadnya terputus dan tidak shahih.. Yang lebih mengherankan, dalam kitab Al Kafi yang haditsnya berjumlah 16199, hanya ada 92 riwayat dari Nabi SAW, sementara riwayat dari Ja’far As Shadiq berjumlah 9219.. Sementara riwayat dari Ali bin Abi Thalib dalam empat kitab syi’ah di atas hanya berjumlah 690 riwayat, kebanyakan terputus sanadnya dan tidak shahih, sepertinya fungsi pintu ilmu sudah diambil alih oleh orang lain…Sementara riwayat dari Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib yang ada dalam empat literatur utama hadits syi’ah hanya berjumlah 21 riwayat…Empat kitab literatur utama hadits syi’ah tidak memuat riwayat dari Fatimah Az Zahra..Riwayat Imam Husein yang tercantum dalam empat literatur utama hadits syi’ah hanya berjumlah 7 riwayat saja. “”

    Jawaban :Jawaban :Jawaban :Jawaban :Jawaban :

    Itu akibatnya kalau belajar syiah dari ulama salafy. Sebagusnya meneliti syiah kalau memang mau ya dari orang syiah sendiri. MEREKA BERDUSTA !!!!!!!! MEREKA BERDUSTA !!!!!!!!!!!

    Tidak benar apa yang mereka sampaikan !!!!!!!! Sebagai ulama syi’ah yang sudah bertahun tahun belajar syi’ah saya mengatakan bahwa : “YANG MEREKA HiTUNG CUMA YANG DiSEBUT NAMA, SEMENTARA YANG MENYEBUT GELAR TiDAK MEREKA HiTUNG, KALAU CARA BEGiNi MENGHiTUNG HADiS JUSTRU DALAM SELURUH KiTAB ASWAJA TiDAK ADA SATUPUN HADiS MUHAMMAD SAW KARENA TiDAK ADA HADiS YANG DiSEBUT DENGAN NAMA NABi TAPi DiSEBUT DENGAN GELAR ‘

    ANGKA YANG MEREKA SEBUTKAN DiATAS CUMA YANG DiSEBUT DENGAN NAMA, PADAHAL MASiH BANYAK YANG DiSEBUT DENGAN GELAR !!!!!!!!!!!!!!!!!!

    KENAPA BANYAK HADiS DARi Imam Ja’far Shadiq ????? Itu wajar karena yang menyampaikan hadis dengan mata rantai sampai ke Nabi SAW kan Imam Ja’far !!!!!!!!!! tapi dengan hal ini justru hadis syi’ah lebih terjaga karena disampaikan dari jalur { Nabi SAW- Ali- Hasan- Husain- Zainal- Baqir- Ja’far } mereka adalah keluarga jadi tidak mungkin menipu !!!!!!!!

    TAPi hadis sunni disampaikan dengan jalur antara mata rantai satu dengan berikutnya dan seterusnya jarang yang ada ikatan keluarga (itrah) tapi diduga hanya saling bertemu…KALAU MODEL HADiS ASWAJA iNi DALAM METODE Syi’AH DiANGGAP DHAiF ATAU MUWATSTSAQ SAJA KARENA MATA RANTAi SANADNYA HANYA DUGA DUGA !!!!!!!!!!

    Hadis Nabi SAW, Imam Ali disampaikan oleh Imam Ja’far secara bersambung seperti :[..dari Abu Abdillah (ja’far) dari Ayahnya ( Al Baqir ) dari kakeknya ( zainal ) dari Husain atau dari Hasan dari Amirul Mu’minin
    ( Imam Ali ) yang mendengar Nabi SAW bersabda …] ada lebih dari 5.000 hadis

    SYi’AH iMAMiYAH MENDHA’iFKAN RiBUAN HADiS
    KARENA SYi’AH SANGAT KETAT DALAM iLMU HADiS

    Dalam Rasa’il fi Dirayat Al Hadits jilid 1 hal 395 disebutkan mengenai syarat hadis dinyatakan shahih di sisi Syiah yaitu apa saja yang diriwayatkan secara bersambung oleh para perawi yang adil dan dhabit dari kalangan Imamiyah dari awal sanad sampai para Imam maksum dan riwayat tersebut tidak memiliki syadz dan illat atau cacat………..

    Dalam kitab Masadir Al Hadits Inda As Syi’ah Al Imamiyah yang ditulis oleh Allamah Muhaqqiq Sayid Muhammad Husain Jalali.. Beliau mengklasifikasikan hadis dalam kitab Al Kafi Kulaini dengan perincian sebagai berikut :
    Jumlah hadis secara keseluruhan : 1621 ( termasuk riwayat dan cerita )
    Hadis lemah / dha’if : 9485
    Hadis yang benar / hasan : 114
    Hadis yang dapat dipercaya / mawtsuq : 118
    Hadis yang kuat / Qawi : 302
    Hadis shahih : 5702

    Dari hadis-hadis dalam Al Kafi, Sayyid Ali Al Milani menyatakan bahwa 5.072 hadis shahih, 144 hasan, 1128 hadis Muwatstsaq(hadis yang diriwayatkan perawi bukan syiah tetapi dipercayai oleh syiah), 302 hadis Qawiy(kuat) dan 9.480 hadis dhaif. (lihat Al Riwayat Li Al Hadits Al Tahrif oleh Sayyid Ali Al Milani dalam Majalah Turuthuna Bil 2 Ramadhan 1407 H hal 257). Jadi dari keterangan ini saja dapat dinyatakan kira-kira lebih dari 50% hadis dalam Al Kafi itu dhaif. Walaupun begitu jumlah hadis yang dapat dijadikan hujjah(yaitu selain hadis yang dhaif) jumlahnya cukup banyak, kira-kira hampir sama dengan jumlah hadis dalam Shahih Bukhari.

    Kitab ini disusun dalam jangka waktu yang cukup panjang, selama 20 tahun yang tidak ada bandingannya. Al-Kulaini meriwayatkan hadis yang sangat banyak jumlahnya dari berbagai ulama ahl al-bait. Hadis-hadis yang termuat dalam al-Kafi berjumlah 16.199 buah hadis, yang mencapai tingkat sahih, berjumlah 5.702 buah hadis, tingkat hasan 144 buah hadis, tingkat muwassaq 1.128 buah hadis, tingkat qawiy 302 buah hadis, dan tingkat dha’if 9.485 buah hadis.[sumber :Ayatullah Ja’far Subhani, “Menimbang Hadis-hadis Mazhab Syi’ah; Studi atas Kitab al-Kafi” dalam al-Huda: Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Islam, diterbitkan oleh Islamic Center, Jakarta, vol II, no. 5. 2001, hlm. 36.]

    Menurut pengakuan Fakhruddin At Tharihi ada 9845 hadits yang dhaif dalam kitab Al Kafi, dari jumlah 16119 hadits Al Kafi.

    Kenapa banyak sekali hadis dha’if ??? Apa kulaini lemah dalam keilmuan ????
    Jawab:
    Syi’ah imamiyah itsna asyariah sangat ketat dalam ilmu hadis, sehingga ribuan hadis berani kami dha’if kan .. Tindakan pendha’ifan ribuan hadis ini menunjukkan bahwa kami SANGAT SANGAT SERiUS DALAM menilai keshahihan sesuatu yang dinisbatkan pada agama….Tidak ada kompromi dalam hal seleksi hadis… Pertanyaannya adalah Sunnah mana yang asli dan mana yang bukan…..

    Apa yang dimaksud dengan hadis lemah/dha’if ????
    Jawab :
    Jika salah satu seorang dari rantai penulis hadis itu tidak ada, maka hadis itu lemah dalam isnad tanpa melihat isinya… Ada hadis dalam Al Kafi yang salah satu atau beberapa unsur dari rangkaian periwayatnya tidak ada, oleh sebab itu hadis hadis demikian isnad nya dianggap lemah

    Jika seseorang membawa sebuah hadis yang lemah dari USHUL AL KAFi dan kemudian mengarti kan hadis tersebut secara salah sebagai alat propaganda kesesatan syi’ah, maka hal itu tidak menggambarkan keyakinan syi’ah !!!!!

  332. assalamualaikum wr.wb

    Saya selaku ulama syi’ah menyampaikan nota PROTES keras kepada redaksi website secondprince… saya menilai redaksi secondprince tidak tau apa apa tentang agama sehingga merusak syi’ah !! tolong apa yang saya tulis jangan diedit !!!!!!!!

    PERTANYAAN SALAFi WAHABi :
    Banyak website salafi wahabi menulis sbb : “
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 644 (1.5%) saja riwayat yg sanadnya sampai ke Nabi?
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 690 saja riwayat yg sampai ke Imam Ali?
    -44.000 riwayat dr kutubul arba’ah tidak ada satupun riwayat yg sampai ke Sayyidah Fatimah?
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 21 saja riwayat yg sampai ke Imam Hassan?
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 7 saja riwayat yg sampai ke Imam Hussein?

    Sedangkan di 9 kitab hadits Sunni :
    – Imam Ali ra = 1.583 riwayat
    – Abu Bakar ra = 210 riwayat
    – Umar bin Khattab ra = 977 riwayat
    – Utsman bin Affan ra = 313 riwayat
    – Fatimah ra = 11 riwayat
    – Hasan bin Ali ra = 35
    – Hussein bin Ali ra = 43

    Terlihat, kitab2 Sunni lebih banyak meriwayatkan hadits dengan sanad sampai kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi wassalam dan Ahlul Bait Utama beliau daripada kitab2 hadits Syiah… why???

    “””mayoritas hadits dalam Al Kafi adalah Ahad yang tidak dapat dijadikan pegangan dalam masalah akidah –menurut syi’ah sendiri.. Jumlah riwayat yang ada dalam empat kitab syi’ah di atas adalah 44 ribu riwayat lebih sedikit, tetapi riwayat yang berasal dari Nabi SAW hanya ada 644, atau hanya sekitar 1.5 % saja. Itu saja banyak yang sanadnya terputus dan tidak shahih.. Yang lebih mengherankan, dalam kitab Al Kafi yang haditsnya berjumlah 16199, hanya ada 92 riwayat dari Nabi SAW, sementara riwayat dari Ja’far As Shadiq berjumlah 9219.. Sementara riwayat dari Ali bin Abi Thalib dalam empat kitab syi’ah di atas hanya berjumlah 690 riwayat, kebanyakan terputus sanadnya dan tidak shahih, sepertinya fungsi pintu ilmu sudah diambil alih oleh orang lain…Sementara riwayat dari Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib yang ada dalam empat literatur utama hadits syi’ah hanya berjumlah 21 riwayat…Empat kitab literatur utama hadits syi’ah tidak memuat riwayat dari Fatimah Az Zahra..Riwayat Imam Husein yang tercantum dalam empat literatur utama hadits syi’ah hanya berjumlah 7 riwayat saja. “”

    Jawaban :Jawaban :Jawaban :Jawaban :Jawaban :

    Itu akibatnya kalau belajar syiah dari ulama salafy. Sebagusnya meneliti syiah kalau memang mau ya dari orang syiah sendiri. MEREKA BERDUSTA !!!!!!!! MEREKA BERDUSTA !!!!!!!!!!!

    Tidak benar apa yang mereka sampaikan !!!!!!!! Sebagai ulama syi’ah yang sudah bertahun tahun belajar syi’ah saya mengatakan bahwa : “YANG MEREKA HiTUNG CUMA YANG DiSEBUT NAMA, SEMENTARA YANG MENYEBUT GELAR TiDAK MEREKA HiTUNG, KALAU CARA BEGiNi MENGHiTUNG HADiS JUSTRU DALAM SELURUH KiTAB ASWAJA TiDAK ADA SATUPUN HADiS MUHAMMAD SAW KARENA TiDAK ADA HADiS YANG DiSEBUT DENGAN NAMA NABi TAPi DiSEBUT DENGAN GELAR ‘

    ANGKA YANG MEREKA SEBUTKAN DiATAS CUMA YANG DiSEBUT DENGAN NAMA, PADAHAL MASiH BANYAK YANG DiSEBUT DENGAN GELAR !!!!!!!!!!!!!!!!!!

    KENAPA BANYAK HADiS DARi Imam Ja’far Shadiq ????? Itu wajar karena yang menyampaikan hadis dengan mata rantai sampai ke Nabi SAW kan Imam Ja’far !!!!!!!!!! tapi dengan hal ini justru hadis syi’ah lebih terjaga karena disampaikan dari jalur { Nabi SAW- Ali- Hasan- Husain- Zainal- Baqir- Ja’far } mereka adalah keluarga jadi tidak mungkin menipu !!!!!!!!

    TAPi hadis sunni disampaikan dengan jalur antara mata rantai satu dengan berikutnya dan seterusnya jarang yang ada ikatan keluarga (itrah) tapi diduga hanya saling bertemu…KALAU MODEL HADiS ASWAJA iNi DALAM METODE Syi’AH DiANGGAP DHAiF ATAU MUWATSTSAQ SAJA KARENA MATA RANTAi SANADNYA HANYA DUGA DUGA !!!!!!!!!!

    Hadis Nabi SAW, Imam Ali disampaikan oleh Imam Ja’far secara bersambung seperti :[..dari Abu Abdillah (ja’far) dari Ayahnya ( Al Baqir ) dari kakeknya ( zainal ) dari Husain atau dari Hasan dari Amirul Mu’minin
    ( Imam Ali ) yang mendengar Nabi SAW bersabda …] ada lebih dari 5.000 hadis

    SYi’AH iMAMiYAH MENDHA’iFKAN RiBUAN HADiS
    KARENA SYi’AH SANGAT KETAT DALAM iLMU HADiS

    Dalam Rasa’il fi Dirayat Al Hadits jilid 1 hal 395 disebutkan mengenai syarat hadis dinyatakan shahih di sisi Syiah yaitu apa saja yang diriwayatkan secara bersambung oleh para perawi yang adil dan dhabit dari kalangan Imamiyah dari awal sanad sampai para Imam maksum dan riwayat tersebut tidak memiliki syadz dan illat atau cacat………..

    Dalam kitab Masadir Al Hadits Inda As Syi’ah Al Imamiyah yang ditulis oleh Allamah Muhaqqiq Sayid Muhammad Husain Jalali.. Beliau mengklasifikasikan hadis dalam kitab Al Kafi Kulaini dengan perincian sebagai berikut :
    Jumlah hadis secara keseluruhan : 1621 ( termasuk riwayat dan cerita )
    Hadis lemah / dha’if : 9485
    Hadis yang benar / hasan : 114
    Hadis yang dapat dipercaya / mawtsuq : 118
    Hadis yang kuat / Qawi : 302
    Hadis shahih : 5702

    Dari hadis-hadis dalam Al Kafi, Sayyid Ali Al Milani menyatakan bahwa 5.072 hadis shahih, 144 hasan, 1128 hadis Muwatstsaq(hadis yang diriwayatkan perawi bukan syiah tetapi dipercayai oleh syiah), 302 hadis Qawiy(kuat) dan 9.480 hadis dhaif. (lihat Al Riwayat Li Al Hadits Al Tahrif oleh Sayyid Ali Al Milani dalam Majalah Turuthuna Bil 2 Ramadhan 1407 H hal 257). Jadi dari keterangan ini saja dapat dinyatakan kira-kira lebih dari 50% hadis dalam Al Kafi itu dhaif. Walaupun begitu jumlah hadis yang dapat dijadikan hujjah(yaitu selain hadis yang dhaif) jumlahnya cukup banyak, kira-kira hampir sama dengan jumlah hadis dalam Shahih Bukhari.

    Kitab ini disusun dalam jangka waktu yang cukup panjang, selama 20 tahun yang tidak ada bandingannya. Al-Kulaini meriwayatkan hadis yang sangat banyak jumlahnya dari berbagai ulama ahl al-bait. Hadis-hadis yang termuat dalam al-Kafi berjumlah 16.199 buah hadis, yang mencapai tingkat sahih, berjumlah 5.702 buah hadis, tingkat hasan 144 buah hadis, tingkat muwassaq 1.128 buah hadis, tingkat qawiy 302 buah hadis, dan tingkat dha’if 9.485 buah hadis.[sumber :Ayatullah Ja’far Subhani, “Menimbang Hadis-hadis Mazhab Syi’ah; Studi atas Kitab al-Kafi” dalam al-Huda: Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Islam, diterbitkan oleh Islamic Center, Jakarta, vol II, no. 5. 2001, hlm. 36.]

    Menurut pengakuan Fakhruddin At Tharihi ada 9845 hadits yang dhaif dalam kitab Al Kafi, dari jumlah 16119 hadits Al Kafi.

    Kenapa banyak sekali hadis dha’if ??? Apa kulaini lemah dalam keilmuan ????
    Jawab:
    Syi’ah imamiyah itsna asyariah sangat ketat dalam ilmu hadis, sehingga ribuan hadis berani kami dha’if kan .. Tindakan pendha’ifan ribuan hadis ini menunjukkan bahwa kami SANGAT SANGAT SERiUS DALAM menilai keshahihan sesuatu yang dinisbatkan pada agama….Tidak ada kompromi dalam hal seleksi hadis… Pertanyaannya adalah Sunnah mana yang asli dan mana yang bukan…..

    Apa yang dimaksud dengan hadis lemah/dha’if ????
    Jawab :
    Jika salah satu seorang dari rantai penulis hadis itu tidak ada, maka hadis itu lemah dalam isnad tanpa melihat isinya… Ada hadis dalam Al Kafi yang salah satu atau beberapa unsur dari rangkaian periwayatnya tidak ada, oleh sebab itu hadis hadis demikian isnad nya dianggap lemah

    Jika seseorang membawa sebuah hadis yang lemah dari USHUL AL KAFi dan kemudian mengarti kan hadis tersebut secara salah sebagai alat propaganda kesesatan syi’ah, maka hal itu tidak menggambarkan keyakinan syi’ah !!!!!

    saya ingatkan anda wahai secondprince !!!!

  333. SALAM…..
    KESIMPULAN :
    1. KITAB AL-kAFI adalah kitab yg masih meragukan untuk di amalkan baik , baik dari segi aqidah maupun dari segi pengamalan syariat(amaliah praktisnya)……
    2. ulama2 syiah harus segera berembuk bersama dalam rangka menyeleksi mana hadis shahih dan mana hadist yg dhaif dalam kitab Al-Kafi ini,sehingga hasil dari penyeleksian ini dapat dijadikan keyakinan bersama yang dianggap representatif pendapat syiah secara keseluruhan dlm menyikapi kitab Al-Kafi ini, agar polemik sahih dan tidaknya sahihnya kitab Al-Kulaini ini mendapatkan titik terang serta tidak berlarut-larut…..

    WASSALAM….

  334. SALAM…..
    KESIMPULAN :
    1. KITAB AL-kAFI adalah kitab yg masih meragukan untuk di amalkan baik , baik dari segi aqidah maupun dari segi pengamalan syariat(amaliah praktisnya) mengingat dari pengakuan kawan2 syiah sendiri, kitab Al-Kafi tidak seluruhnya shahih dan tidak seluruhnya pula dhaif……
    2. ulama2 syiah harus segera berembuk bersama dalam rangka menyeleksi mana hadis shahih dan mana hadist yg dhaif dalam kitab Al-Kafi ini,sehingga hasil dari penyeleksian ini dapat dijadikan keyakinan bersama yang dianggap representatif pendapat syiah secara keseluruhan dlm menyikapi kitab Al-Kafi ini, agar polemik sahih dan tidaknya sahihnya kitab Al-Kulaini ini mendapatkan titik terang serta tidak berlarut-larut…..

    WASSALAM….

  335. @mr Jahil
    Kami tidak pernah mengamalkan Al-kafi. Yang kami amalkan adalah Alqur’an. Al Kafi adalah sebagai pendamping untuk mengetahui bagaimana Ahlulbait mengamalkan Alqur’an.
    Kalau anda2 mungkin mengamalkan Shahih Bukhari setelah Alqur’an. Wasalam

  336. @syiahindonesia

    Saya selaku ulama syi’ah menyampaikan nota PROTES keras kepada redaksi website secondprince… saya menilai redaksi secondprince tidak tau apa apa tentang agama sehingga merusak syi’ah !! tolong apa yang saya tulis jangan diedit !!!!!!!!

    Mas, kalau mau ngasih tau (jika memang SP keliru) mbok ya baik-baik gitu. Ga usahlah pake nada2 buruk spt itu. Emang yg dikasih tau ga ngerti apa?

    Sy ragu apakah mas benar ulama? Seorang yg berilmu mah ga pernah ngaku-ngaku ulama.

    Sy ragu apakah mas benar syiah? Seorang syiah (Ali) mah cara bicaranya ga kayak gitu, kasar dan tdk ada kesantunan.

    Salam

  337. @Mr. Jahil
    Saran yang manis, kita tunggu teman2 syi’ah menanggapinya.. 😉
    Bagaimanapun juga saya pikir semua mazhab perlu melakukannya. Atau anda beranggapan bahwa buku2 pedoman sunni dan salafy sudah perfect?

    Salam damai

  338. @syiahindonesia
    Saya sependapat dengan sdr armand. Mungkin saja anda merupakan musuh dalam selimut.
    Saya juga ragu apakah anda betul Syiah. Kalau anda merasa bahwa blog ini tidak becus, silahkan kita berdiskusi diblog ini dan bukan menuduh. Salam damai, wasalam

  339. @syiahindonesia
    Agar anda juga memahami bahwa blog ini bukan blog SYIAH.
    Bolg ini mencari kebenaran. Dan ini sudah sering dikemukakan oleh pemilik blog ini. Oleh karena itu dari golongan manapun ia berasal, selama mereka membawa KEBENARAN kita terima. Apakah dia wahaby, salafy, suni maupun syiah. Ternyata dalam blog ini paham Ahlulbaiti yang benar. Maka Ahlulbati yang ditonjolkan.
    Wasalam

  340. @mr jahil n truthseekers 08
    mesti diyakini apapun kitabnya n siapapun yg membuatnya(?),bhwsanya yg dijamin kemurniannya adalah alquran.
    wlw pun ribuan ulama2 syiah yg kaliber berembug utk membuat kitab hadits yg shahih,tetap tdk akan mampu menjamin bhw kitab tsb akan shahih 100%
    krn apa?
    krn mereka bukan insan kamil n mereka tdk maksum.

  341. @syiahindonesia1
    Saya heran dg anda. Mengaku ulama tapi tidak bisa berakhlakul karimah. Anda berteriak-teriak dan main tuduh seenaknya seperti perilaku kebanyakan kaum salafy. Main ancam lagi. Nabi SAW dan Ahlul Bait as tdk pernah mengajari akhlak seperti yg anda lakukan itu. Tujuan yg baik harus dilakukan/disampaikan dg cara yg baik. Bila anda mau dihormati, anda harus mau menghormati orang lain. Sebagai tamu, bila anda mau dihormati maka hormatilah tuan rumah. Dialog akan terjadi bila kita saling menghargai dan menghormati.

    @Mr. Jahil
    Utk menanggapi statement anda, saya kutipkan dari tulisan bung SP di atas :

    “Di antara ulama syiah tersebut adalah Allamah Al Hilli yang telah mengelompokkan hadis-hadis Al Kafi menjadi shahih, muwatstsaq, hasan dan dhaif.”

    Dalam amaliahnya, kaum Syiah merujuk pada ulama Syiah yg berkompeten dan tentu saja hadis yg dhaif tidak dipakai sbg landasan. Jadi kedudukan Al Kafi di kalangan Syiah sdh jelas, no problem lah. Org2 non Syiah saja yg menganggap msh ada polemik tentang Al Kafi di kalangan Syiah krn mereka memandangnya dari sudut pandang mereka.

  342. @ Mr/Abu jahil/Jahal

    1. KITAB AL-kAFI adalah kitab yg masih meragukan untuk di amalkan baik , baik dari segi aqidah maupun dari segi pengamalan syariat(amaliah praktisnya)……

    bukannya sdh dibahas diatas oleh beberapa penulis diatas, kalo Al kafi itu hanya kitab kompilasi hadits bukan kitab Shohih.. ada kitab lain yg membahas ttg hadits shohih dlm kitab itu ….ente ngerti nggak yah kalimat seperti ini….

    2. ulama2 syiah harus segera berembuk bersama dalam rangka menyeleksi mana hadis shahih dan mana hadist yg dhaif dalam kitab Al-Kafi ini,sehingga hasil dari penyeleksian ini dapat dijadikan keyakinan bersama yang dianggap representatif pendapat syiah secara keseluruhan dlm menyikapi kitab Al-Kafi ini, agar polemik sahih dan tidaknya sahihnya kitab Al-Kulaini ini mendapatkan titik terang serta tidak berlarut-larut…..

    lah ini juga aneh..wong ulama syiah sdh melakukan itu , seperti misalnya Al milani, Al majlisi dlm Mirat Al Uqul dll
    lain kali kalo mau komentar…mbok baca dulu mas postingan sebelumnya,,,
    kalo maunya anda seperti kitab shohih bukhori, dan diklaim sbg kitab shohih…jelas nggak mungkin .karena paradigma awalnya berbeda.
    karena hadits itu nggak ada yg jamin 100% asli. kecuali kitab bukhori muslim walaupun faktanya…banyak yg ngawur…hehehehehhehe….
    masak disuruh ikutin keledai kejeblos dilubang yg sama…aneh ente…

  343. Setiap Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya..
    Islam merupakan Rahmat bagi Alam Semesta..
    Dan Jadikanlah Sabar dan Shalat menjadi Penolongmu..
    ^_^

  344. ISENG ACH….APA PERSAMAAN KITAB ORANG KRISTEN SAMA KITAB AL-KAFI….

  345. Assalamualaikum,

    Setelah membaca semua komentar dari saudara sekalian, menurut pendapat saya yang paling pribadi, saya condong pada mas trutseeker. Kalau boleh, saya mau minta e-mailnya untuk berdiskusi lebih lanjut. Terima kasih.

    Wassalamualaikum

  346. @reyhan
    Alaykum salam.
    Bagaimana jika anda beri tahu email anda.
    Oyaa, jangan terburu2 menilai.

    Salam damai

  347. salam wa rahmah. semoga berkenan memberikan saran dan kritikan di
    http://abdullahmbrk9.blogspot.com/
    salam kenal.

  348. soegi, on Desember 17, 2008 at 8:49 pm said:
    Kembali ke topik nich…
    Pertanyaan2 yang sama dari sejak awal2 saya mampir di blog ini, untuk siapa aza dech yg bisa jawab…:
    1. Kalo Al-Kafi dan 3 kitab lainnya yg masuk dlm kutubul arba’ah banyak yg ga shahihnya… trs gimana cara syiah mendapatkan ilmu dari ahlul bait ya? lewat jalur mana?, bgmna cara membangun keyakinan mereka? apa ga ada kekhawatiran kalo ternyata ajaran yang selama ini dipegang ternyata bukan dari ahlul bait? kalo ternyata bukan dari ahlul bait…fatal kan akibatnya…
    2. penentuan 50%, 60% ato 68% aza yg shahih dr kitab Al-Kafi itu gimana caranya… bgmna metode pencatatan dan penyaringan hadits2 dalam syiah? bagaimana metode pencatatan dan penyaringan riwayat2 yg sanadnya sampai ke Imam2 Ahlul bait?
    3. kalo kita perhatikan apa yg dipostingkan mas Riady di atas walo copas ada hal yg seharusnya menarik bagi para pencari kebenaran sejati (bukan yg truth founder lho ya ) :
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 644 (1.5%) saja riwayat yg sanadnya sampai ke Nabi?
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 690 saja riwayat yg sampai ke Imam Ali?
    -44.000 riwayat dr kutubul arba’ah tidak ada satupun riwayat yg sampai ke Sayyidah Fatimah?
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 21 saja riwayat yg sampai ke Imam Hassan?
    – 44.000 riwayat dr kutubul arba’ah cuma 7 saja riwayat yg sampai ke Imam Hussein?
    Sedangkan di 9 kitab hadits Sunni :
    – Imam Ali ra = 1.583 riwayat
    – Abu Bakar ra = 210 riwayat
    – Umar bin Khattab ra = 977 riwayat
    – Utsman bin Affan ra = 313 riwayat
    – Fatimah ra = 11 riwayat
    – Hasan bin Ali ra = 35
    – Hussein bin Ali ra = 43
    Terlihat, kitab2 Sunni lebih banyak meriwayatkan hadits dengan sanad sampai kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi wassalam dan Ahlul Bait Utama beliau daripada kitab2 hadits Syiah… why???
    Mohon pencerahannya…
    Salam damai selalu…

    Jawaban saya:
    Untuk pertanyaan nomor 1 dan 3) Kalo Al-Kafi dan 3 kitab lainnya yg masuk dlm kutubul arba’ah banyak yg ga shahihnya, trs gimana cara syiah mendapatkan ilmu dari ahlul bait ya?
    Jawab: tentunya dari riwayat yang dipercaya (sahih) untuk mendapatkan ilmu dari ahlul bayi’t. Banyaknya hadis dari seorang periwayat yang sanadnya sampai ke Rasul tidak serta merta langsung dapat dinilai bahwa rata-rata isi riwayat tersebut pasti benar. Contoh Abu Hurairah, beliau pernah bersahabat langsung dengan Rasulullah Saw (dalam artian sanadnya sampai ke Rasul),dari hubungan persahabatannya tersebut Abu Hurairah sangat banyak memberikan riwayat-riwayat hadis, meskipun demikian, dapat dipahami bahwa rata-rata apa yang diriwayatkan Abu Hurairah belum tentu sahih (meskipun sanadnya sampai ke Rasul). Artinya Ketika terdapat kitab yang memiliki periwayat yang sanadnya sampai ke Rasul dan Ahlul Bayit lebih banyak dibandingkan kitab lainnya, ini bukan berarti kitab tersebut dapat langsung dinilai sahih. Mengapa demikian ? ? karena ini persoalan apakah semua sahabat Rasul adalah seorang yang adil ??
    Hal mendasar yang perlu kita analisis adalah sebagai berikut:
    Pertama, apakah semua sahabat Rasul adalah adil.
    Kedua, ketika terdapat sahabat Rasul yang tidak adil tentu orang-orang tersebut dapat melakukan periwayatan yang dusta (tidak sahih)
    Ketiga, ketika sahabat Rasul yang tidak adil ternyata jumlahnya lebih banyak dari sahabat Rasul yang adil, maka konsekuensinya jumlah riwayat yang tidak sahih akan lebih banyak dari pada riwayat yang sahih (meskipun sanadnya sama-sama sampai ke Rasul).

    Untuk pertanyaan nomor 2) terus terang saya belum memahami metodenya, mari kita sama-sama menanyakan pada ulama syi’ah yang muhtabar.

    lamaru, on Juni 6, 2009 at 1:33 am said:
    Al Kulayni, penulis Al Kaffy, hidup bertepatan masa datangnya Al Mahdi secara Goib (Goib kecil). Konon Al Mahdi yang memberi nama Al Kaffy pada kitab yang disusun Kulayni. Jika ternyata kitab tsb ada hadis doif 50%, maka patut dipertanyakan : Kok Al Mahdi nya kurang kontrol? Jangan2 bukan Al Mahdi yang datang pada Goib kecil tsb? Atau hanya karang2an Kulayni saja agar kitabnya bisa dipercaya? Kulayni tak pernah bertemu dengan Ahl Bait, karena beda masa 1 abad. Sehingga Kulayni butuh pengakuan atau “akreditasi” agar kitabnya dipercaya dan bisa diterima umat. Akreditasi tadi dari Al Mahdi. Ajaran bahwa Al Mahdi datang di masa Goib Kecil adalah ajaran Kulayni asli. Bukan ajaran Ahl Bait. Setelah Kulayni wafat th 329 H, sang Mahdi pun pergi utk selamanya (Goib Kubro). Jangan heran, mulai tahun awalnya Goib Kubro bersamaan dengan tahun wafatnya Kulayni. Bisa kompak ya?

    Tanggapan saya:
    Jika saudara mengatakan “Konon Al Mahdi yang memberi nama Al Kaffy pada kitab yang disusun Kulayni” maka pertanyaannya adalah
    Pertama, apakah menurut (konfirmasi otentik) Syi’ah yang memberikan nama Al Kahfi pada kitab Kulayni adalah Imam Mahdi ? ? jika tidak, berarti informasi yang anda sampaikan adalah fiktif. Artinya, Imam Mahdi tidak pernah menamakan Al Kahfi kepada kitab Kulayni dan Imam Mahdi juga tidak pernah membaca kitab tersebut.
    Kedua, dari mana saudara mendapat informasi tersebut ? ?
    Ketiga, apakah pemberi informasi tersebut bisa dipercaya ? ?

    Jika memang benar Imam Mahdi pernah membaca Kitab Kulayni kemudian menamakannya dengan Al Kahfi, saya sepakat dan berkesimpulan sama dengan anda “berarti Imam Mahdi kurang kontrol”.

    Dalam perspektif syi’ah, Imam Mahdi tidak mungkin kurang kontrol, karena beliau adalah imam Maksum. Jika seandainya Imam Mahdi pernah membaca Kitabnya Kulayni, tentu menurut logika syi’ah, Imam Mahdi pasti akan menunjukkan kekeliruan Kulayni dan Imam Mahdi pasti akan menolak riwayat-riwayatnya yang tidak sahih.

    Apakah Kulayni sendiri memang benar pernah mengaku (menurut konfirmasi otentik syi’ah) di datangi Imam Mahdi kemudian melegitimasi kitabnya (Al Kahfi) ? ?
    Jika Kulayni mengatakan Kitab (Al Kahfi) pernah diperiksa (dibaca) Imam Mahdi kemudian dinamakan Al Kahfi, tentu hal tersebut akan dipahami sebagai upaya Kulayni untuk mengklaim bahwa kitab Al Kahfi sebagai kitab yang sahih secara utuh…..saya tentu akan sepakat dengan kesimpulan seperti itu jika Kulayni memang benar pernah mengaku didatangi Imam Mahdi.

    lamaru, on Juni 6, 2009 at 3:14 pm said:
    Utk Secondprince : Betul fiktif, tahu sebabnya? Ok,,,dengan terdapatnya 50% hadis doif di kitab Al Kaffy yang ditulis Kulayni, yang patut paling disalahkan adalah Al Mahdi kenapa bisa terjadi hadis2 doif masuk ke Al Kaffy, karena Al Mahdi turun ke dunia secara rahasia (Goib kecil) di saat Kulayni menulis kitab Al Kaffy. Al Mahdi kurang ” kontrol” terhadap penulisan kitab yang kelak menjadi rujukan tertua Syiah Imamiah. Pertanyaan : apakah yang turun saat Goib Kecil tsb adalah Al Mahdi sungguhan? ataukan Al Mahdi jadi2an karangan Kulayni saja? Hebatnya, Kualyni dan Al Mahdi begitu kompak. Sama2 hilang utk selamanya mulai tahun 329 H. Pada tahun tsb Kulayni wafat, pada tahun itu juga Al Mahdi memulai Goib Kubro. Kompak ni yee. Jadi ttg Al Mahdi adalah cerita fiktif?

    Tanggapan saya:
    Apakah (konfirmasi otentik) syi’ah, memang benar kedatangan rahasia Imam Mahdi adalah ketika Kulayni menyusun kitab Al Kahfi ? ?

  349. untuk Soe Gi:
    Ada beberapa pertanyaan dan anggapan saudara yang akan coba kita uraikan demi pencerahan:
    1) Jika kitab rujukan utama syi’ah banyak mengandung riwayat yang tidak sahih, lalu bagaimana cara syi’ah mendapatkan ilmu dari ahlul bayit ? ?
    2) Bagaimana metode pencatatan dan penyaringan hadis dalam syi’ah ? ?
    3) Terlihat kitab-kitab sunni lebih banyak meriwayatkan hadis dengan sanad sampai ke Rasul dan Ahlul Bayit dari pada kitab-kitab syi’ah.

    Jawaban:
    1) Secara normatif tentunya dari riwayat-riwayat yang sahih untuk mengetahui hikmah-hikmah dari Ahlul Bayit.
    2) Mari kita bersama-sama mencari pencerahan ini dari ulama syi’ah yang muhtabar agar jawaban itu benar adanya dari sudut pandang syi’ah.
    3) Banyaknya jumlah periwayat yang sanadnya sampai ke Rasul tidak serta merta dapat langsung dinilai bahwa semua riwayat tersebut sahih (tidak dusta), contohnya periwayat yang bernama Abu Hurairah. Berbagai kalangan sepakat bahwa apa yang diriwayatkan Abu Hurairah tidak semuanya sahih, meskipun sanad beliau sampai ke Rasul. Mengapa demikian ? ? Jika diurai menurut sudut pandang syi’ah tidak semua sahabat Rasul itu adil. Ketika Sahabat Rasul yang tidak adil itu lebih banyak jumlahnya dari pada Sahabat Rasul yang adil, hal ini dapat berimplikasi pada banyaknya penyampaian-penyampaian riwayat yang tidak sahih (dusta) meskipun sanad para periwayat (sahabat yang tidak adil) tersebut sampai ke Rasul dan Ahlul Bayit.

    untuk Lamaru:
    Ada beberapa penggalan-penggalan kisah dan pertanyaan dari saudara yang penting untuk kita uraikan demi pencerahan:
    1) Al Kulyani (penulis Al Kahfi) hidup bertepatan saat Imam Mahdi ghoib kecil.
    2) Konon Al Mahdi yang memberikan nama Al Kahfi pada kitab yang disusun Kulayni
    3) Jika ternyata banyak terdapat riwayat yang dhoif pada kitab Al Kahfi, Mengapa Al Mahdi (sampai bisa) kurang kontrol ?
    4) Sepertinya bukan Al Mahdi yang datang pada saat ghoib kecil tersebut, dalam artian hal ini hanyalah karangan Kulayni saja agar kitabnya bisa dipercaya.
    5) Kulayni tak pernah bertemu dengan Ahlul Bayit karena beda masa satu abad.
    6) Ajaran bahwa Al Mahdi datang di masa ghoib kecil adalah ajaran Kulayni, bukan ajaran Ahlul Bayit.
    7) Setelah Kulayni wafat tahun 329 H, Al Mahdi pun ghoib kubro.

    Jawaban:
    1) Hal ini (mungkin) benar adanya demikian.
    2) Pertanyaan yang muncul dari informasi yang saudara dapatkan adalah, apakah benar Al Mahdi yang memberikan nama Al Kahfi pada kitab yang disusun Kulayni ? ? sudahkah saudara meneliti informasi tersebut, apakah kedudukannya merupakan informasi yang faktual ataukah informasi yang sudah dimanipulasi demi tujuan tertentu ? ? adakah refrensi pembanding yang telah saudara baca ? ?
    3) Jika Imam Mahdi pernah mendatangi Kulayni sampai menamakan kitabnya dengan sebutan Al Kahfi, saya juga akan berkesimpulan sama dengan saudara, berarti Imam Mahdi kurang kontrol. Namun kemudian persoalan yang muncul atas pertanyaan saudara adalah, apakah benar Al Mahdi pernah mendatangi Kulayni sampai menamakan kitabnya dengan sebutan Al Kahfi ? ? sudahkah saudara meneliti informasi tersebut, apakah kedudukannya merupakan informasi yang faktual ataukah informasi yang sudah dimanipulasi demi tujuan tertentu ? ? adakah refrensi pembanding yang telah saudara baca ? ? Dalam perspektif Syi’ah, Imam Mahdi adalah seorang yang maksum. Sehingga ketika Al Mahdi membaca kitab yang disusun Kulayni, tentu dalam logika syi’ah, Al Mahdi akan menunjukkan kekeliruan Kulayni dan menolak riwayat-riwayat yang tidak sahih.
    4) Saya akan berkesimpulan sama dengan saudara bahwa bukan Al Mahdi sungguhan yang datang, melainkan hanya karangan Kulayni saja agar kitabnya bisa dipercaya umat,,,,Jika Kulayni memang benar pernah mengaku-ngaku didatangi Imam Mahdi. sudahkah saudara meneliti informasi tersebut, apakah kedudukannya merupakan informasi yang faktual ataukah informasi yang sudah dimanipulasi demi tujuan tertentu ? ? adakah refrensi pembanding yang telah saudara baca ? ? Informasi yang sudara dapatkan akan menjadi persoalan lagi, yakni apakah Kulayni memang pernah mengaku didatangi Al Mahdi untuk melegitimasi kitab yang disusunnya ? ?
    5) Tidak salah hal ini jika kita melihat dari tahun lahir dan wafatnya. Namun yang perlu menjadi catatan bersama bahwa tidak hanya penyusun hadis di syi’ah seperti Kulayni yang tidak sezaman dengan Ahlul Bayit, penyusun hadis di sunni pun seperti Bukhari tidak sezaman dengan Rasulullah Saw. Yang terpenting adalah periwayat-periwayat pada kitab yang disusun tersebut harus memiliki kualifikasi-kualifikasi seperti: para periwayatnya memiliki sanad sampai ke Rasul dan Ahlul Bayit, dan merupakan seorang yang adil agar ia tidak memberikan kesaksian dusta.
    6) Hal ini kembali ke nomor 4 (empat).
    7) Tidak salah hal ini jika kita melihat dari tahun wafatnya Kulayni dan goibnya Al Mahdi.

    Terdapat beberapa pertanyaan dan anggapan saudara juga yang penting untuk kita berikan uraian:
    1) Al Mahdi yang hadir disaat Kulayni menulis kitab Al Kahfi mengapa membiarkan adanya riwayat-riwayat yang tidak sahih dalam Al Kahfi ? ?
    2) Sebelum tahun 329 H, era dimana Kulayni masih hidup, Imam Mahdi ghoib kecil dan datang pada orang-orang tertentu.
    3) Lihat kitab-kitab yang ditulis sebelum tahun 300 H, terdapat penjelasan mengenai aliran-aliran yang ada pada masa itu, seperti Qodariah, Mutazillah, Jabariyah, Murjiah, dan Rafidhoh. Tak satupun ditemukan golongan yang namanya Mahzab Ahlul Bayit atau Syi’ah Itsna Asyiariah.
    4) Al Kahfi berisi tentang hampir semua cara ibadah syi’ah seperti shalat, puasa, juga berisi paham Rajah, Bada, dan juga datangnya Al Mahdi dari Ghoib.

    Jawaban:
    1) Jika di urai menurut perspektif Syi’ah, ketika benar Al Mahdi hadir di saat Kulayni menulis kitab Al Kahfi, maka Al Mahdi dengan kemaksumannya pasti akan menunjukan isi riwayat yang keliru dalam kitab Al Kahfi untuk ditolak. Namun yang menjadi persoalan atas pertanyaan saudara adalah, benarkah Al Mahdi datang saat Kulayni menyusun kitab Al Kahfi ? ? sudahkah saudara meneliti informasi tersebut, apakah kedudukannya merupakan informasi yang faktual ataukah informasi yang sudah dimanipulasi demi tujuan tertentu ? ? adakah refrensi pembanding yang telah saudara baca ? ?
    2) Jika kita memperhatikan tahun kejadiannya, tidak salah jika Al Mahdi disebutkan ghoib kecil pada waktu tersebut dan datang pada orang-orang tertentu dimasa Kulayni masih hidup. Hanya saja yang menjadi pertanyaannya, apakah kedatangan Al Mahdi adalah pada saat Kulayni menyusun kitab bernama Al Kahfi ? ? sudahkah saudara meneliti informasi tersebut, apakah kedudukannya merupakan informasi yang faktual ataukah informasi yang sudah dimanipulasi demi tujuan tertentu ? ? adakah refrensi pembanding yang telah saudara baca ? ?
    3) Benar bahwasannya tidak ada dalam kitab-kitab itu yang menyebut golongan bernama mahzab Ahlul Bayit. Tapi yang perlu kita sadari juga bahwa bukan hanya golongan yang bernama Mahzab Ahlul Bayit saja yang tidak disebutkan, golongan yang bernama Sunni atau Ahlussunnah Wal Jamaah juga tidak ada disebutkan secara eksplisit di kitab-kitab tersebut.
    4) Tidak salah jika kita yang telah membaca Al Kahfi menyampaikan hal demikian. Tapi yang perlu jadi catatan untuk kita sadar dan ingat kembali adalah menurut ulama Syi’ah yang muhtabar tidak semua yang ada di Al Kahfi itu sahih. Mungkin termasuk didalamnya yang tidak sahih adalah sebagian dari apa yang telah saudara sebutkan diatas.

Tinggalkan komentar