Studi Kritis Kredibilitas Al Baladzuriy Penulis Kitab Ansab Al Asyraaf

Studi Kritis Kredibilitas Al Baladzuriy Penulis Kitab Ansab Al Asyraaf

Dalam tulisan-tulisan yang lalu di blog ini kami sering mengutip riwayat Al Baladzuriy dalam kitabnya Ansab Al Asyraaf. Sebagian orang yang memiliki kenifaqan di hatinya tidak menemukan cara untuk membantah kami selain menyebarkan syubhat melemah-lemahkan kedudukan Al Baladzuriy. Berikut adalah hujjah bagi para pencari kebenaran bahwa Al Baladzuriy termasuk orang yang diterima riwayatnya

.

.

Al Balaadzuriy, nama lengkapnya adalah Ahmad bin Yahya bin Jabir bin Dawud Al Baladzuriy seorang perawi, ahli nasab, penyair dan sastrawan. Disebutkan pula oleh Adz Dzahabiy bahwa ia seorang Allamah dan Hafizh. Ia dikatakan memiliki kuniyah Abu Hasan, ada juga yang mengatakan Abu Bakar dan ada yang mengatakan Abu Ja’far. Ia termasuk penduduk Baghdad.

Al Balaadzuriy termasuk ulama yang memiliki banyak syaikh [guru]. Ia menimba ilmu di berbagai tempat seperti Dimasyiq, Himsh, Antakiyah, dan Iraaq. Ibnu Asakir menyebutkan biografinya dalam Tarikh Dimasyiq

أحمد بن يحيى بن جابر بن داود أبو الحسن ويقال أبو جعفر ويقال أبو بكر البغدادي البلاذري الكاتب صاحب التاريخ سمع بدمشق هشام بن عمار وأبا حفص عمر بن سعيد وبحمص محمد بن مصفى وبأنطاكية محمد بن عبد الرحمن بن سهم وأحمد بن برد الأنطاكيين وبالعراق عفان بن مسلم وعبد الأعلى بن حماد وعبد الواحد بن غياث وشيبان بن فروخ وعلي بن المديني وعبد الله بن صالح العجلي ومصعب الزبيري وأبا عبيد بن سلام وإسحاق بن أبي إسرائيل وخلف البزار وأبا الربيع الزهراني وعمرو الناقد والحسين بن علي بن الأسود العجلي وعثمان بن أبي شيبة وأبا الحسن علي بن محمد المدائني ومحمد بن سعد كاتب الواقدي ومحمد بن الصباح الدولابي ومحمد بن حاتم السمين وعباس بن الوليد النرسي وأحمد بن إبراهيم الدورقي وجماعة سواهم روى عنه يحيى بن النديم وأحمد بن عمار وأبو يوسف يعقوب بن نعيم بن فزارة الأزدي

Ahmad bin Yahya bin Jaabir bin Daawud Abul Hasan, dikatakan juga Abu Ja’far dan dikatakan Juga Abu Bakar Al Baghdadiy Al Balaadzuriy, seorang juru tulis, penulis Tarikh. Ia mendengar di Dimasyiq dari Hisyaam bin ‘Ammaar, Abu Hafsh ‘Umar bin Sa’iid. Di Himsh ia mendengar dari Muhammad bin Mushaffaa. Di Antakiyah ia mendengar dari Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Sahm dan Ahmad bin Bard. Di Iraaq ia mendengar dari ‘Affan bin Muslim, ‘Abdul A’laa bin Hammaad, Abdul Waahid bin Ghiyats, Syaiban bin Faarukh, Aliy bin Madiiniy, Abdullah bin Shaalih Al Ijliy, Mushab Az Zubairiy, Abu Ubaid bin Salaam, Ishaaq bin Abi Israail, Khalaf Al Bazzaar, Abu Rabi’ Az Zahraaniy, ‘Amru An Naqd, Husain bin Aliy bin Al Aswad Al Ijliy, Utsman bin Abi Syaibah, Abu Hasan ‘Aliy bin Muhammad Al Mada’iniy, Muhammad bin Sa’ad juru tulis Al Waqidiy, Muhammad bin Shaabah Ad Duulabiy, Muhammad bin Hatiim, ‘Abbaas bin Waliid An Nursiy, Ahmad bin Ibrahim Ad Dawraaqiy dan jamaah. Telah meriwayatkan darinya Yahya bin Nadiim, Ahmad bin ‘Ammaar, Abu Yuusuf Ya’qub bin Nu’aim bin Fazaarah Al Azdiy. [Tarikh Ibnu Asakir 6/74 no 310]

Al Balaadzuriy tidak masyhur dalam periwayatan hadis, hal ini nampak bahwa tidak ada satupun hadis yang ia riwayatkan dalam kitab hadis Kutubus sittah. Ia masyhur dalam periwayatan Tarikh atau Sirah dan ahli dalam masalah nasab. Tidak ternukil jarh dan ta’dil dari kalangan ulama mutaqaddimin tetapi ia dipuji oleh sebagian ulama muta’akhirin seperti Adz Dzahabiy, Yaaqut Al Hamaawiy dan Ash Shafaadiy

فأما البلاذري الكبير فهو أحمد بن يحيى صاحب التاريخ الكبير حافظ أخباري علامة ، أدرك عفان بن مسلم ومن بعده يعد من طبقة أبي داود صاحب السنن

Adapun Al Balaadzuriy Al Kabiir, ia adalah Ahmad bin Yahya penulis Tarikh Al Kabiir seorang Hafizh, Ahli dalam kabar, dan Allamah. Ia menemui masa ‘Affan bin Muslim dan setelahnya, termasuk satu thabaqat dengan Abu Dawuud penulis kitab Sunan [As Siyaar Adz Dzahabiy 16/36]

وكان أحمد بن يحيى بن جابر عالماً فاضلاً شاعراً راوية نسابة متقناً

Ahmad bin Yahya bin Jabir, seorang yang alim, memiliki keutamaan, penyair, perawi, ahli nasab, seorang yang mutqin [Mu’jam Al Udaba’ Yaqut Al Hamaawiy 2/531]

Ash Shafaadiy juga menyatakan hal yang sama seperti yang dikatakan Yaqut Al Hamawiy bahwa Al Balaadzuriy seorang yang alim, mutqin dan memiliki keutamaan [Al Wafi bil Wafayaat 8/155 no 1331]

Yaaquut Ar Ruumiy Al Hamawiy dikatakan Ibnu Najjaar bahwa ia seorang yang cerdas, baik pemahamannya, memiliki banyak keutamaan dan baik akhlaknya [Lisan Al Mizan 8/413-414 no 8407]. Ibnu Dimyaathiy mengatakan bahwa Yaqut Al Hamawiy memiliki banyak keutamaan, shahih penukilannya dan seorang yang shaduq [Al Mustafaad Min Dzail Tarikh Baghdad hal 192]. Az Zarkaliy menyebutkan bahwa Yaqut Al Hamawiy adalah ahli sejarah yang tsiqat [Al A’laam Az Zarkaliy 8/131].

Sedangkan Ash Shafaadiy, disebutkan oleh Adz Dzahabiy bahwa ia adalah Imam, seorang yang Alim dan ahli sastra [Mu’jam Al Mukhtash Adz Dzahabiy hal 91 no 107]. Ibnu ‘Imaad Al Hanbaliy berkata tentang Ash Shafaadiy

هو خليل بن أيبك بن عبد الله الصفدي أبو الصفا الإمام المؤرّخ الكبير صاحب الوافي بالوفيات

Ia adalah Khaliil bin ‘Aibak bin ‘Abdullah Ash Shafaadiy Abu Ash Shafaa, Imam ahli sejarah yang besar, penulis kitab Al Waafii bil Wafayaat [Syadzrat Adz Dzahab 1/64]

Sebagian orang yang memiliki penyakit kenifaqan di hatinya menyebarkan syubhat untuk melemahkan kedudukan Al Balaadzuriy dengan mengatakan bahwa ia menderita waswas di akhir umurnya karena meminum Al Balaadzur [sejenis minuman untuk menguatkan daya ingat] sampai akalnya rusak karenanya. Ia mengatakan bahwa hal ini telah disebutkan oleh para ulama semisal Ibnu Asakir, Ibnu Nadiim dan Al Marzaabaniy.

Memang benar dinukil oleh sebagian ulama bahwa Al Balaadzuriy waswas di akhir umurnya diantaranya disebutkan oleh Ibnu Asakir, ia berkata

بلغني أن البلاذري كان أديبا رواية له كتب جياد ومدح المأمون بمدائح وجالس المتوكل وتوفي في أيام المعتمد ووسوس في آخر عمره

Telah sampai kabar kepadaku bahwa Al Balaadzuriy ia seorang ahli sastra, perawi, memiliki kitab yang baik, memuji Al Ma’mun dengan berbagai pujian, duduk bersama Al Mutawwakiil dan wafat pada masa pemerintahan Al Mu’tamid, ia menderita waswas di akhir umurnya [Tarikh Ibnu Asakir 6/75]

Pernyataan Ibnu Asakir ini patut diberikan catatan karena ia hanya menukil kabar yang sampai kepadanya tanpa menyebutkan siapa yang mengabarkan hal itu. Hal ini nampak dari sighat yang dipakai Ibnu Asakir “telah sampai kepadaku”. Yaqut Al Hamawiy juga menukil pernyataan Ibnu Asakir di atas kemudian setelah itu ia menyatakan bahwa Ibnu Asakir menukil ini dari Al Marzaabaniy. Nukilan Al Marzaabaniy ini juga disebutkan Adz Dzahabiy.

وحكى ابن المرزباني أن أبا الحسن البلاذري وسوسن في آخر عمره لأنه شرب البلاذر فأفسد عقله وله في المأمون مدائح، وجالس المتوكل وتوفي في أيام المعتمد

Dan dihikayatkan Ibnu Marzaabaniy bahwa Abu Hasan Al Balaadzuriy waswas di akhir umurnya, ia meminum Al Balaadzur sehingga akalnya menjadi rusak, ia memiliki pujian terhadap Al Ma’mun, duduk bersama Al Mutawwakil dan wafat pada masa pemerintahan Al Mu’tamid [Tarikh Al Islam Adz Dzahabiy 5/112]

Nampak bahwa kabar waswasnya Al Balaadzuri berasal dari Al Marzaabaniy, dan kabar ini tidak tsabit karena Al Marzaabaniy seorang ulama Mu’tazilah wafat pada tahun 384 H pada usia 88 tahun [As Siyaar Adz Dzahabiy 16/448]. Artinya ia lahir pada tahun 296 H sedangkan Al Balaadzuriy disebutkan wafat pada tahun 279 H

البلاذرى احمد بن يحيى بن جابر بن داود البلاذرى أبو جعفر البغدادي المؤرخ توفى سنة 279

Al Balaadzuriy yaitu Ahmad bin Yahya bin Jaabir bin Dawuud Al Balaadzuriy Abu Ja’far Al Baghdadiy ahli sejarah wafat pada tahun 279 H [Hidayatul ‘Aarifiin Ismail Baasya Al Baghdadiy 1/58]

Jadi Al Marzaabaniy tidak menemui masa hidup Al Balaadzuriy atau riwayatnya munqathi’ [terputus sanadnya]. Bagaimana bisa ia mengetahui bahwa Al Baladzuuriy waswas di akhir umurnya karena meminum Al Balaadzur sampai akalnya rusak karenanya kalau ia sendiri belum lahir di masa hidup Al Balaadzuriy.

Yaqut Al Hamawiy dalam Mu’jam Al Udaba menolak kabar bahwa Al Baladzuriy meminum Al Balaadzur dimana ia menukil dari Al Jahsyayaariy yang menyebutkan kakek Al Baladzuuriy dengan nama Jabir bin Dawuud Al Balaadzuriy. Yaqut Al Hamawiy mengatakan tidak diketahui diantara keduanya siapa yang meminum Al Baladzur apakah Ahmad bin Yahya atau kakeknya Jabir bin Dawuud kemudian Yaqut Al Hamawiy merajihkan bahwa kakeknya Al Baladzuriy yang meminum Al Baladzur berdasarkan penukilan dari Al Jahsyayaariy tersebut. [Mu’jam Al ‘Udaba’ 2/531]

Al Jahsyayaari adalah Muhammad bin ‘Abduus seorang juru tulis dan ahli kabar, disebutkan oleh Yaqut Al Hamawiy bahwa ia memiliki keutamaan dan wafat pada tahun 331 H [Mu’jam Al Udaba 6/2568]. Melihat dari tahun wafatnya Al Jahsyayaariy lebih dahulu hidup dibanding Al Marzaabaniy dan lebih mungkin menemui masa Al Baladzuriy maka apa yang dikatakan oleh Yaqut Al Hamawiy adalah pendapat yang lebih rajih kedudukannya.

Selain Al Marzabaaniy, Muhammad bin Ishaaq An Nadiim juga menyebutkan bahwa Al Balaadzuriy waswas di akhir umurnya karena meminum Al Balaadzur [Al Fahrasat Ibnu Nadiim hal 125]. Pernyataan Ibnu Nadiim ini juga dinukil oleh Adz Dzahabiy dan Yaqut Al Hamawiy dalam kitab mereka. Muhammad bin Ishaaq An Nadiim bukanlah orang yang dapat dipercaya sebagaimana yang disebutkan Ibnu Hajar dalam Lisan Al Mizan dan ia seorang syiah rafidhah mu’tazilah [Lisan Al Mizan 6/557 no 6479]

Al Balaadzuriy bukanlah satu-satunya orang yang diisukan meminum Al Balaadzur. Jika kita rajin meneliti kitab biografi para ulama maka akan kita dapatkan sebagian ulama dikatakan meminum Al Balaadzur. Al Ijliy menyebutkan bahwa Abu Dawud Ath Thayaalisiy dan ‘Abdurrahman bin Mahdiy meminum Al Balaadzur [Ma’rifat Ats Tsiqat Al Ijliy no 665]. Adz Dzahabiy dalam biografi Ibnu Jauziy, menukil Muhammad bin ‘Abdul Jaliil Al Maqdisiy yang menyatakan kalau Ibnu Jauziy meminum Al Balaadzur [As Siyaar Adz Dzahabiy 21/379]. Bahkan Al Bukhari ahli hadis yang terkenal kekuatan hafalannya pernah diisukan meminum Al Balaadzur

قَالَ محمد بْن أَبِي حاتم: بلغني أنّ أَبَا عَبْد اللَّه شربَ البلَاذُرَ للحِفْظ، فقلت لَهُ: هَلْ من دواء يشربه الرجل للحِفْظ؟ فقال: لَا أعلم

Muhammad bin Abi Hatim berkata “telah sampai kabar kepadaku bahwa Abu ‘Abdullah meminum Al Balaadzur untuk menguatkan hafalannya, maka aku berkata kepadanya “apakah ada obat yang dapat diminum seseorang untuk menguatkan hafalannya”. Ia berkata “aku tidak tahu” [Tarikh Al Islam Adz Dzahabiy 19/175]

Belajar dari kasus Bukhari di atas, jika orang di masa hidup Al Bukhari sendiri mendapat isu bahwa Al Bukhari meminum Al Balaadzur dan ternyata setelah ditanyakan kepada Al Bukhari, ia tidak mengetahui ada minuman yang dapat menguatkan hafalan tersebut, maka tentu lebih patut diragukan penukilan dari Al Marzaabaniy yang tidak menemui masa hidup Al Balaadzuriy.

Al Balaadzuriy adalah seorang Hafizh, Allamah, ahli dalam kabar dan nasab, seorang yang alim dan mutqin, serta memiliki keutamaan. Kitabnya Ansab Al Asyraaf disebutkan mengandung banyak faidah dan manfaat

أحمد بن يحيى بن جابر بن داود، أبو بكروقيل أبو جعفر، وقيل أبو الحسن، البلاذري البغدادي الكاتب، كاتب، أديب، شاعر، مصنف، له كتب حسنة منها كتاب أنساب الأشراف وهو كتاب ممتع كثير الفائدة والنفع ومات ولم يتمه

Ahmad bin Yahya bin Jaabir bin Dawuud, Abu Bakar dan dikatakan Abu Ja’far dan dikatakan Abu Hasan Al Baladzuriy Al Baghdadiy, seorang juru tulis, ahli sastra, penyair, penulis kitab, ia memiliki kitab yang baik yaitu Kitab Ansab Al Asyraf, Kitab yang mengandung banyak faidah dan manfaat, ia wafat dalam keadaan belum menyelesaikannya [Bughyat At Thalab Fii Tarikh Halab Ibnu Adiim 1/417].

Demikianlah yang dikatakan Ibnu Adiim bahwa Kitab Ansab Al Asyraf yang sampai ke kita sekarang adalah kitab yang belum selesai ditulis oleh Al Baladzuriy tetapi walaupun begitu apa yang sudah ditulis oleh Al Baladzuriy dalam kitabnya tersebut mengandung banyak faidah dan manfaat bagi para penuntut ilmu.

Kesimpulan : Al Balaadzuriy adalah seorang ulama yang tidak diragukan menjadi rujukan dalam Tarikh, Sirah dan Nasab. Ia seorang yang hafizh, allamah, ahli kabar dan nasab, ahli sastra, penyair, penulis kitab, seorang yang alim dan mutqin, memiliki keutamaan. Sedangkan tuduhan terhadapnya bahwa ia waswas di akhir umurnya akibat meminum Al Balaadzur hingga akalnya rusak adalah tidak tsabit. Kemudian kitabnya Ansab Al Asyraf telah menjadi rujukan bagi para ulama dan merupakan kitab yang mengandung banyak faidah dan manfaat.

2 Tanggapan

  1. Lama sekali mas SP baru membuat postingan lagi … kemana aja mas …?

  2. Nikmat sekali membaca tulisan baru dari SP, lebih nikmat drpd minum baladzur 😀 Eh, baladzur itu minuman seperti apa ya? Ada yg pernah icip-icip? Halal, nggak itu?

Tinggalkan komentar