Menurut Nashibi : Sa’id bin Al Musayyab Berdusta?

Menurut Nashibi : Sa’id bin Al Musayyab Berdusta?

Tulisan ini adalah hadiah bagi nashibi yang suka menuduh dusta terhadap orang lain tanpa berpikir dengan baik. Penyakit para nashibi adalah mereka suka menuduh kesalahan yang dilakukan orang yang bertentangan dengan mazhab mereka [baca : ulama mereka] sebagai kedustaan. Ada salah seorang nashibi yang menuduh ulama syiah berdusta padahal perkataan yang sama juga dinyatakan oleh ulama sunni yang tsiqat. Hakikatnya sama saja nashibi itu menuduh Ulama sunni yang tsiqat itu sebagai pendusta juga. Silakan baca dahulu tulisan nashibi berikut http://gift2shias.com/2011/10/31/shaykh-al-amidi-liar-%E2%84%962/

Nashibi itu menuduh Syaikh Al Amidi ulama syiah berdusta atas perkataannya padahal ucapan yang sama diucapkan oleh Sa’id bin Al Musayyab jauh sebelumnya

وأخبرنا عبد الوارث بن سفيان حدثنا قاسم بن أصبغ نا أحمد بن زهير نا إبراهيم بن بشار نا سفيان بن عيينة قال حدثنا يحيى بن سعيد عن سعيد بن المسيب قال ما كان أحد من الناس يقول سلوني غير علي بن أبي طالب رضي الله عنه

Telah mengabarkan kepada kami ‘Abdul Warits bin Sufyaan yang berkata telah menceritakan kepada kami Qaasim bin Ashbagh yang berkata telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Zuhair yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Basyaar yang berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah yang berkata telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id dari Sa’iid bin Al Musayyab yang berkata tidak ada satu orangpun yang mengatakan “bertanyalah padaku” kecuali Ali bin Abi Thalib [Jami’ Al Bayan Ibnu Abdil Barr 2/55 no 526]

Atsar ini diriwayatkan oleh para perawi tsiqat sehingga kedudukannya shahih dari Sa’id bin Al Musayyab [sebagaimana hal ini ditegaskan oleh Abu Asybal Az Zuhairiy muhaqqiq kitab Jami’ Al Bayan Ibnu Abdil Barr]. Berikut keterangan mengenai para perawinya

  • ‘Abdul Warits bin Sufyaan adalah muhaddis tsiqat alim sebagaimana disebutkan Adz Dzahabi [As Siyaar Adz Dzahabiy 17/84 no 49]
  • Qaasim bin Asbagh adalah Imam hafizh muhaddis andalus sebagaimana disebutkan Adz Dzahabi [Tadzkirah Al Huffazh 3/48 no 831]. Ia termasuk imam para ulama mahzab maliki. Ahmad bin Abdil Barr berkata “syaikh shaduq shahih kitabnya” [Lisan Al Mizan juz 4 no 1415]
  • Ahmad bin Zuhair adalah Ibnu Abi Khaitsamah seorang Hafizh yang terkenal. Al Khatib menyatakan ia tsiqat alim mutqin hafizh [Lisan Al Mizan juz 1 no 556]. Daruquthni berkata “tsiqat ma’mun” [Su’alat Al Hakim no 11]
  • Ibrahiim bin Basyaar adalah sahabat Sufyan bin Uyainah, Ibnu Hajar berkata “hafizh dan pernah salah” [At Taqrib 1/53]. Dikoreksi dalam Tahrir At Taqrib bahwa ia seorang shaduq hasanul hadis, pada dasarnya ia seorang yang tsiqat tetapi karena ia punya sedikit kesalahan maka kedudukannya menjadi hasan [Tahrir At Taqrib no 155]. Abu Hatim berkata “shaduq” [Al Jarh Wat Ta’dil 2/89 no 225]. Ibnu Hibban berkata “sahabat Ibnu Uyainah yang mutqin dhabit” [Ats Tsiqat juz 8 no 12301]. Dalam periwayatannya dari Ibnu Uyainah, ia memiliki mutaba’ah yaitu dari Utsman bin Abi Syaibah [Fadhail Ash Shahabah Ahmad bin Hanbal no 1098]. Utsman bin Abi Syaibah seorang yang tsiqat [At Taqrib 1/659]
  • Sufyan bin Uyainah adalah seorang yang tsiqat hafizh faqih imam hujjah tetapi mengalami perubahan hafalan di akhir umurnya [At Taqrib 1/371].
  • Yahya bin Sa’id bin Qais Al Anshariy adalah seorang yang tsiqat tsabit sebagaimana disebutkan Ibnu Hajar [At Taqrib 2/303]

Riwayat di atas sanadnya shahih hingga Sa’id bin Al Musayyab seandainya orang yang berkata itu dituduh dusta maka Sa’id bin Al Musayyab juga orang yang harus dikatakan dusta. Siapakah Sa’id bin Al Musayyab?. Ia adalah ulama besar perawi Bukhari dan Muslim. Nafi berkata dari Ibnu Umar bahwa ia salah seorang dari orang orang mutqin. Qatadah berkata “tidak ada seorangpun yang lebih tahu halal dan haram kecuali ia”. Ahmad berkata “tabiin yang paling utama adalah Sa’iid bin Musayyab”. Ibnu Madini berkata “tidak ada tabiin yang lebih alim dari Sa’id bin Al Musayyab” [At Tahdzib juz 4 no 145]. Betapa menyedihkan nashibi yang suka menuduh dusta mungkin ia akan terdiam seribu bahasa atau mencari cari dalih bersilat lidah seperti biasanya.

8 Tanggapan

  1. Kepandaian para Nashibi dalam “bersilat lidah” tampaknya didukung dengan sikap mereka yang senantiasa bersikap “Inkonsistensi” dalam berhujjah….menyedihkan.

  2. Betapa menyedihkan nashibi yang suka menuduh dusta mungkin ia akan terdiam seribu bahasa atau mencari cari dalih bersilat lidah seperti biasanya.

    Kayaknya akan jatuh ke alternatif kedua : mencari dalih bersilat lidah seperti biasanya.

    “Kehebatan” nashibi yang tiada duanya adalah mereka selalu konsisten dengan inkonsistensinya. 🙂

  3. pada ahirnya, kita mau tak mau, akan kembali juga pada satu titik jari…

  4. PADA AKHIRNYA “JALAN KEKERASANLAH” YG MEREKA (NASHIBI) TEMPUH! ITUPUN ADALAH SALAH SATU ‘KEHEBATAN’ MEREKA! HEHEHEHE

  5. Ada bantahan dari Nashibi bahwa atsar Sa’id bin Al Musayyab itu dhaif karena Ibrahim bin Basyaar. Ini bantahan yang sia sia karena Ibrahim bin Basyaar dalam periwayatan dari Sufyan bin Uyainah memiliki mutaba’ah dari Utsman bin Abi Syaibah [Fadhail Ash Shahabah no 1098]

    حدثنا عبد الله نا عثمان بن أبي شيبة نا سفيان عن يحيى بن سعيد قال أراه عن سعيد قال لم يكن أحد من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم يقول سلوني الا علي بن أبي طالب

    Pentahqiq kitab Fadhail Shahabah berkata “sanadnya shahih”. Sekarang kita lihat lagi “kelakar” yang akan ditampilkan oleh nashibi dan mungkin sahabat nashibi sejatinya

  6. syiah sekarang sdg memberontak di yaman yah ??? kenapa bisa begitu ????

  7. @mengapa harus syiah
    hebat ..apakah suni dan lainnya selama ini tdk penah berbuat hal yg sama..lalu anda akan berkata apa saat melihat para pemberontak suni di mesir,…suriah….sudan….pakistan…dllllllll..??

  8. @mengapa…oh mengapa….

    owww gitu yah…..

Tinggalkan komentar